Chapter 5.

48 16 1
                                    

Seorang murid baru, Delvin Dempster. Bertengkar dengan Luna Azzahra anak sang pendonor di SMS Nusantara.

Tulisan itu terlihat sangat jelas tertempel di mading SMA Nusantara.

Pagi ini suasana di depan mading sekolah sangat ramai di kerumuni oleh siswa dan siswi yang sedang melihat papan info yang terlihat sebuat tulisan yang ditulis dengan tinta hitam dan sebuah foto yang menunjukan suasana kantin dan seorang cewek dan cowok yang terlihat sedang berdebat.

"Permisi, orang ganteng mau lewat woy!" Pekik Aldin menerobos kerumunan siswa-siswi itu.

"Minggir-minggir, sahabat gue namanya Delvin nih," ucap Denial yang dibuntuti Delvin di belakangnya dengan tampang wajah sinisnya.

Delvin mendengar desas-desus dirinya menjadi bahan topik di SMA Nusantara pagi ini. Entah kenapa berita soal perdebatan antara dirinya dan seorang gadis gila itu tersebar luas sampai terpampang jelas di mading. Baru saja Delvis menjadi murid di SMA ini tapi dia sudah menjadi trend topik, oke usaha yang bagus Vin!

"Siapa yang naro tulisan jahanam itu di sini!" Ucap Delvin penuh amarah.

Tidak ada yang menjawab perkataan Delvin tadi, semua hanya menundukan kepala ketika melihat amarah Delvin yang memburu.

"Lo!" Tunjuk Delvin pada gadis berambut panjang.

"Gu-gue?" Ucap gadis itu gugup. "Bukan gue naro tulisan itu." Lanjutnya.

"Gue gak nuduh lo," jawab Delvin. "Panggilin gadis yang namanya Manda sama Luna, sekarang!" Ucap Delvin yang membuat gadis itu langsung berlari menuju kelas Luna.

***

Dua gadis remaja sedang duduk di kursi kelasnya dengan santai dan damai, entah kenapa pagi ini suasana kelas menjadi sangat sepi tidak seperti biasanya.

Manda yang merasakan ada sesuatu yang janggal. Biasanya di jam-jam seperti ini semua murid sudah masuk dikelasnya, namun sekarang hanya ada dirinya dan sahabatnya serta gadia Nerd dikelasnya.

"Lun, lo ngerasa ada yang aneh gak?" Tanya Manda.

Luna mengerutkan keningnya bingung. "Enggak, emang kenapa?"

"Kok belum ada yang masuk kelas? Biasanya jam segini udah pada masuk," ucap Manda.

"Paling lagi pada makan berjamaah," balas Luna lalu lanjut membaca bukunya.

"Enggak deh, Lun." Manda masih yakin sepertinya ada sesuatu.

"Aduh, Manda. Ngapain juga dipikirin, lagian ya mochi aja santuy dirumah," balas Manda, ngaco.

"Lo bawa-bawa mochi terus, Lun. Kasian dia dirumah lo gibahin terus. Entar dia kesleo gimana?" Ucap Manda.

"Tapi lebih kasian lo kasih makan mochi ikan asin sama kerupuk doang," cibir Luna.

"Kan gue belum ada rezeki buat beliin makan kucing," balas Manda meletakan bukunya di atas meja.

"Kalo entar jaualan Enyak laku, gue pasti bakal beliin buat mochi kok," lanjut Manda.

"Man," panggil Luna.

Manda menoleh lalu bergumam.

"Lo sayang mochi gak?"

"Sayang banget."

"Melebihi apa?"

"Samudra."

"Oke, jaga mochi jangan sampai lepas kayak waktu itu."

"Siap!" Manda berhormat kepada Luna yang membuat Luna terkekeh.

"Angel!" Panggil Luna pada gadia Nerd itu. Jangan berfikir sekolah elit itu tidak ada yang nerd ya!

"Ada apa, Lun?" Tanya angel seraya membenarkan posisi kaca matanya.

"Kemana perginya orang-orang?" Tanya Luna.

Angel mengangkat bahunya bersamaan. "Gak tau," balasnya.

"Kirain lo tau," ucap Luna lalu beralih memandang Manda yang sedang mengantuk seraya menopang kepalanya dengan kedua tangan.

"Manda!"

Manda lalu menegapkan badannya kembali. "Iya, apaan sih Lun?" Tanya Manda. "Mau komplain lagi kemana semua orang? Gue gak tau ya, gue lagi pusing mikirin jualan Enyak gue!" Lanjutnya.

"Dih geer banget siapa juga yang mau nyanya ke---" ucapan Luna terpotong.

"Kak Luna sama Kak Manda, dicari sama Kak Delvin anak baru," ucap seorang gadis pada mereka berdua.

Manda menyerngitkan matanya. "Delvin? Mau apa?" Tanyanya.

"Gak tau, di tungguin di depan Mading dekolah kak," ucapnya lalu langsung melangkah pergi.

"Ayo Man, Delvin mau ajak kita perang dunia ke tiga," ucap Luna langsung beranjak dari tempat duduknya dan mearik tangan Manda yang sedang duduk.

"Ada apa sih? Lagian si cowok ngeselin itu mau apa sih? Ganggu aja," dumel Manda yang sedang berjalan mengikuti langkah Manda.

"Udah diem lo, banyak bacot," balas Luna.

Mereka berdua sampai di depan mading yang sedang dikerumuni banyak siswa dan siswi. Lalu keduanya menjadi bahan pandangan semua orang yang membuat Manda dan Luna keheranan.

"Sini lo!" Pekik seorang cowok yang sedang berdiri menyender pada mading.

"Ada apa sih?" Ucap Manda lalu ia segera menerobos para segerombolan orang tersebut dan mendapati Delvin.

"Lo ngapain disini?" Tanya Manda ketus.

"Sahabat lo mana?" Tanya Delvin.

"Gue di sini! Mau apa lo?" Tanya Luna.

"Baca!" Delvin menunjuk tulisan yang tertempel di mading tersebut.

***

Enemies In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang