Chapter 6

62 10 1
                                    

***

"Baca!" Delvin menunjuk tulisan yang tertempel di mading tersebut.

"Apaan sih," ucap Manda bingung.

"Kenapa lo nulis nama gue di mading segala, sih? norak tau gak!" ucap Delvin pada Manda.

"Kok lo nuduh? Gue aja baru liat," ucap Manda.

"Tau, kita aja baru liat, gak usah nuduh deh lo," ucap Luna memutar bola matanya malas.

"Terus, kalo bukan lo siapa?" Ucap Delvin menaikan alisnya.

"Ya mana gue tau," ucap Luna.

"Kalo bukan kalian, berarti dedemit dong," timpal Aldin.

"Diem lo!" Ucap Manda dan Delvin bersamaan.

Manda dan Delvin menatap satu sama lain lalu mereka memalingkannya.

"Kok bisa barengan gitu, apa jangan-jangan kalian jodoh," ucap Aldin menatap Delvin dan Manda bergantian.

"Amit-amit!" Lagi-lagi Delvin dan Manda mengucap kata yang sama.

Aldin tersenyum geli, "Nah, kan." Lalu terkekeh.

"Ogah banget gue jodoh orang yang style nya kayak dia," ucap Delvin melirik Manda sinis.

"Gue juga ogah jodoh sama cowok tengil kayak lo," ucap Manda tak kalah sinis.

"Lo itu murid baru di sini, jadi gak usah cari sensasi deh!" Timpal Luna menuding Delvin.

"Gini nih, kalo temenan sama cewek miskin," ucap Delvin menunjuk tanganya kearah Manda.

"Heh gak usah bawa-bawa Manda anjing!" ucap Luna.

"Lo itu cuma di manfaatin sama Manda, dia itu cuma mau manfaatin kekayaan lo doang, bego!" Ucap Delvin.

Manda mengepalkan tangannya marah, dia tulus berteman dengan Luna tanpa memandang harta maupun yang lainnya. Manda memang miskin tapi dia sama sekali tidak berniat memanfaatkan harta Luna.

"Gue emang miskin! kampungan, gue juga norak. Tapi gue gak niatan buat manfaatin harta Luna, kayak yang lo bilang tadi. Gue emang anak beasiswa di sini. Lo semua emang pantes ngerendahin gue karna gue di mata kalian cuma upik abu!" ucap Manda.

"Meski pun gue miskin gue gak sombong kayak lo," lanjutnya.

"Yah jelas lah gue sombong, gue kan kaya," ucap Delvin menyombongkan dirinya.

"Yang kaya tuh orang tua lo, bukan lo," ucap Manda.

"Lanjut Vin lanjut," ucap Aldin mengompori.

"Loh bisa gak sih. Gak usah adu domba, dasar mulut domber," ucap Luna.

"Udah lah, Lun. Kita pergi aja yuk," ajak Manda lalu menarik tangan Luna dan pergi untuk menuju ke kelas.

Manda dan Luna melangkah pergi dari hadapan Delvin dkk 'nya itu. Ia sangat muak melihat wajah tengilnya itu.

***

Enemies In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang