Heather (a little bit of secret)

457 43 28
                                    

"I still remember,"

Orang-orang memejamkan matanya tatkala suara halus itu mulai terdengar, menikmatinya.

"Third of December
Me in your sweater
You said it looked better on me,
Than it did you"


Suasana dalam restoran yang dibuat temaram pun sangat mendukung terciptanya kesan tenang dan damai didalam sana. Sang penyanyi menghembuskan napasnya pelan sebelum melanjutkan lantunannya.

"Only if you knew
How much I liked you
But I watch your eyes, as she-"

Benar-benar kurang dari satu detik perempuan itu mengambil jeda untuk bernapas, lagi.

"-Walks by
What a sight for sore eyes
Brighter than a blue sky
She's got you mesmerized,
While I die."

Tak ada siapapun yang menyadari jika ada kecacatan dalam nyanyian perempuan cantik itu. Padahal, suaranya sedikit bergetar, sedikit sekali sampai-sampai hanya dirinyalah yang merasakan.

Ia ingat betul kejadian beberapa tahun yang lalu, yang mengubah segalanya. Sangat cepat, secepat kedipan mata.

"Why would you ever kiss me?
I'm not even half, as pretty
You gave her your sweater
It's just polyester, but you like her better
Wish I were Heather."

Ada jeda disitu. Ah sial! Mengapa ia harus mengingat memori semacam itu? Bertahun-tahun sudah namun ia masih terjebak di kubangan yang sama.

"Watch as she stands with
Her holding your hand
Put your arm 'round her shoulder
Now I'm getting colder,"

Nadia menatap lurus dengan tatapan tak terbaca pada satu meja disana. Terdapat sepasang kekasih sedang menikmati waktu mereka bersama.

Tersenyum pada satu sama lain, lengan sang lelaki berada di pundak wanitanya, seakan memberi tahu dunia bahwa inilah orangnya, tempat berlabuhnya, dunianya, dan segalanya. Kebahagiaan jelas terpancar pada mereka.

Kurangnya cahaya disana tidak menjadi halangan bagi Nadia untuk tidak tahu siapa pasangan kekasih itu. Ia, benar-benar hapal, dan itu menyakitkan.

"But how could I hate her?
She's such an angel
But then again, kinda
Wish she were dead,

As she walks by
What a sight for sore eyes
Brighter than a blue sky
She's got you mesmerized
While I die."

Well, siapa yang bisa membenci seorang Kendrina? Hanya orang jahat mungkin. Dan Nadia berharap sekali saja dia cukup jahat untuk bisa membenci wanita yang seperti malaikat itu.

Siapa yang tidak ikut tersenyum saat bibir wanita itu tersenyum?

Siapa yang tidak menoleh kearahnya saat wanita itu lewat?

Mungkin sebagian orang bilang bahwa Nadia itu cantik. Tapi apa gunanya? Hal itu tetap tidak bisa membuat lelaki yang ia cintai mencintainya kembali.

Seperti kau bisa membedakan saat seseorang tersenyum kepada temannya dan saat seseorang tersenyum kepada kekasihnya. Jelas ada perbedaan disana.

Dan itu menyakitkan.

"Why would you ever kiss me?
I'm not even half, as pretty
You gave her your sweater
It's just polyester, but you like her better
I wish I were Heather

Wish I were Heather
Wish I were Heather

Why would you ever kiss me?
I'm not even half as pretty
You gave her your sweater
It's just polyester, but you like her better
Wish I were..."



"...her." bisik Nadia diakhir yang mana hanya bisa didengar olehnya. Juga hanya bisa dirasakan olehnya.


Tepuk tangan terdengar dari segala penjuru. Tentu, siapa yang tidak suka pada suara yang indah itu?

Nadia selesai bernyanyi, sekarang rekannya yang lain yang akan menggantikannya. Tersenyum pada Joana sebelum beranjak dari tempat duduknya itu.

"Amazing performance, Nad! As always." Puji Joana. Nadia hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya pada rekannya itu.


Menghembuskan napasnya dalam sesampainya Nadia di ruang istirahat. Lalu tergelak seakan menertawai dirinya sendiri.

"Gimana sih lo, Nad. Bisa-bisanya masih sesakit ini padahal udah lewat bertahun-tahun." Ucap Nadia pada dirinya.

Nadia masih ingat dulu, saat ia masih duduk dibangku SMA.
Saat itu sekolahnya mengadakan PENSI, acara tahunan paling dinanti.

Alex, teman sekaligus kakak kelasnya adalah idaman semua orang. Pribadinya yang dewasa dan mengagumkan diusia muda, membuat Nadia dan banyak orang suka padanya.



Termasuk Nadia.





Kendrina, dulu saat dia masih seorang Kendrina bukan Candy seperti sekarang. Gadis itu, berhasil membuat Alex terpana hanya dengan satu kali lihat.

Dan di detik itu juga Nadia tahu, semuanya tidak akan berjalan sesuai yang ia impikan.


Melihat pantulan dirinya di cermin rias, Nadia tersenyum pada dirinya sendiri.

"Cinta pertama itu, sangat indah juga menyakitkan." Ia menghela napasnya.





"Most of first love doesn't work out."





...









Holaaaaa udah lama nih wkwkwk, maaf ya guys👉👈

Part ini didedikasikan untuk kalian yang belum bisa melupakan cinta pertama.

Anyway

SIAPA PIRST LOVEMUUUUY??

Celeb FakestagramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang