03

1.9K 230 32
                                    

Levi terkejut karena perempuan yang dia sebut bocah benar-benar datang lagi ke ruangannya mengantarkan teh hitam, untuk kedua kalinya. Setelah meminta Grace membuat dan mengantarkan teh hitam ke ruangannya waktu itu, ini adalah kedua kalinya Levi meminta Grace untuk melakukannya hal yang sama.

Padahal pria berusia 27 tahun ini berpikir jika Grace akan mengacuhkan pesannya. Jujur, dia sedikit senang karena Grace datang ke ruangannya lagi. Ah tidak, bukan sedikit tapi sangat senang. Meskipun kesenangannya itu tidak dia tampakkan melalui ekspresi wajahnya.

Perempuan di hadapannya kini berdiri tegap dan menatap Levi dengan malu. Ya malu, terlihat jelas karena pipinya merona. Sama seperti ketika pertama kali sang surai cokelat mengantarkan teh hitam. Saat itu, dia juga bersikap malu dan salah tingkah.

Bedanya sekarang Grace tidak langsung buru-buru keluar ruangan.

Levi jadi tidak tahan untuk menggodanya.

"Wajahmu merah. Apa kau sakit?" tanyanya sembari menopang dagu dengan tangan kirinya.

"Hah? T-tidak! Saya sehat!"

Levi meneguk teh hitam untuk menyembunyikan senyumnya. Suara Grace yang bergetar benar-benar lucu, membuatnya semakin ingin menggoda sang manik emerald.

"Duduklah!"

Tak tega melihat Grace berdiri lebih lama, Levi pun menyuruhnya untuk duduk. Tentu saja Grace langsung melakukan yang disuruh Levi. Setelah duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Levi, dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan reflek. Untuk menyembunyikan kegugupannya karena duduk berhadapan dengan sang CEO.

Levi sangat menikmati setiap ekspresi dan perilaku yang Grace tampakkan setiap mereka berdekatan. Menggemaskan, begitulah pikirnya.

Namun, ada satu hal yang membuatnya bertanya-tanya setelah mendengar kebenaran tentang Grace dari Kenny. Ya, dan pria berambut undercut ini akan menanyakannya pada seseorang yang duduk di depannya sekarang.

"Grace?" panggilnya.

"Ya, Tuan?" Grace menjawab satu detik tepat setelah Levi bertanya. Benar-benar gugup.

Levi meneguk tehnya lagi, "Kau mengenalku, kan?" tanyanya kemudian.

Dilihatnya wajah Grace menampakkan ekspresi terkejut, "Saya-"

"Aku! Jangan bicara formal lagi padaku, bocah!" Levi memotong ucapan Grace seenaknya.

"B-baik Tuan," jawab Grace dengan gugup.

Mendengar itu Levi menghela napas, "Jangan panggil aku Tuan!"

Grace terkejut, "Eh? Lalu?" tanyanya bingung.

"Levi! Panggil aku dengan namaku seperti dulu!" jawab Levi sambil mengganti tangan yang menopang dagunya dengan tangan kanan.

"Tapi-"

"Tidak ada tapi, Grace!" sekali lagi Levi memotong ucapan Grace.

Ruangan pun menjadi hening setelah itu. Levi menunggu Grace berbicara, tetapi Grace terlalu malu untuk bicara karena Levi tidak memperbolehkannya untuk memanggil Tuan.

"Kau tidak ingin menjawab pertanyaanku?" Levi memecah keheningan. Manik keabuannya menatap tepat ke emerald Grace. Membuat Grace semakin merona.

Grace menggeleng, "A-aku akan menjawabnya,"

Levi menunggu, dia terus menatap Grace tanpa mempedulikan wajah Grace yang semakin merah. Melihat wajah Grace yang makin memerah justru membuatnya senang dan ingin menatapnya lebih lama.

"Iya... aku memang mengenalmu, L-Levi."

Akhirnya jawaban yang dinantikan Levi dikatakan juga oleh Grace. Ditambah namanya disebut dengan malu-malu seperti itu. Levi sungguh senang dan puas.

𝐁𝐈𝐓𝐓𝐄𝐑𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓 ✦ ʟᴇᴠɪ ᴀᴄᴋᴇʀᴍᴀɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang