Kim Minseok duduk lama sekali di mejanya, berhadapan dengan layar komputer yang menyala. Gelap. Kamarnya gelap. Ia bisa saja berdiri dari kursinya dan menyalakan lampu, daripada menyiksa matanya dengan lensa yang setiap tahun bertambah tebal. Tapi, ia lelah. Ini hari yang sangat, sangat panjang dan hal terakhir yang diinginkannya adalah berjalan untuk menyalakan lampu.
Bahkan mengetik surel pun menguras tenaga baginya. Mungkin karena itulah layarnya masih kosong tanpa kata-kata.
Sepanjang hari ini, tidak, sebenarnya sepanjang tahun ini Minseok sudah memikirkan kerangka ucapan yang ingin ia sampaikan. Lewat surelnya ia ingin menunjukkan bahwa ia sudah dewasa, bahwa ia sudah berusaha keras untuk berubah menjadi lebih baik, bahwa ia belajar dari apa yang telah terjadi, dan jika ada kesempatan, ia ingin mencoba lagi.
Tapi, begitu ia menghadapkan dirinya pada secarik kertas--secarik layar mungkin lebih tepat--ia tidak tahu bagaimana memulai.
Mungkin Minseok bisa mulai dengan 'halo', seperti percakapan telepon. Atau 'bagaimana kabarmu?' yang klise, tapi Minseok tidak sudi berbasa-basi. Basa-basi adalah pengakuan bahwa hubungan mereka sudah rusak dalam tahap tidak bisa diperbaiki lagi, dan Minseok ingin selamanya menutup mata tentang fakta itu.
--------------------------------------------------------------------------
from: minseok.kim@xxxx.com
to: u_niverse@xxxx.com
subject: happy birthdayDear Insu, (Minseok ingat betapa gadis itu berpikir namanya terdengar aneh dan bodoh, tapi Minseok tidak setuju. Menurutnya nama itu manis. Nama itu cocok untuknya.)
Aku tidak tahu apakah kau akan pernah membaca surel ini, tapi aku tidak ingin melewatkan hari ini tanpa mengucapkan: SELAMAT ULANG TAHUN!
Satu tahun lagi berlalu dan sekali lagi aku merasa tidak enak karena kali ini pun aku tidak bisa mengirimkanmu hadiah atau apapun, tapi ketahuilah di dalam hatiku aku tidak mengharapkan apapun selain kebahagiaanmu. Kau adalah salah satu orang yang paling berharga bagiku.
--------------------------------------------------------------------------Minseok berhenti mengetik sejenak untuk mendengus. "Kalau begitu kau seharusnya memperlakukannya dengan lebih baik waktu kau bisa, pecundang tolol."
KAMU SEDANG MEMBACA
today's a present that i don't want
Short Story[Story 2 of 3] Entah kenapa orang-orang yang sedih suka sekali membuat segala sesuatu jadi tentang mereka. Seolah dunia ini berputar berlawanan arah untuk menjatuhkan mereka. Kim Minseok orang yang seperti itu. Ban mobil pecah, hujan deras tiba-tiba...