Dua hari setelah surel ucapan ulangtahun Insu pada tanggal 1 September itu, Minseok menemukannya.
Insu.
Gadis itu punya akun Instagram pribadi sekarang. Foto pertamanya diunggah tanggal 14 Januari. Sepanjang tahun tidak banyak kabar baru. Beberapa foto menunjukkan gadis itu masih suka bermain permainan online, masih menyukai anime. Gaya berpakaiannya sudah seperti wanita dewasa sekarang.
Hampir satu tahun tidak melihatnya, gadis itu sudah semakin cantik. Sejak awal Insu memang imut, tapi sekarang ia jadi cantik sekali.
Ada banyak pikiran berkelebatan di dalam kepalanya. Apa aku harus menyapanya? Bagaimana kalau dia tidak suka? Apa dia tahu aku ada di sini juga? Apa aku tanya saja kabarnya pada temannya? Dia punya teman sekarang, Apa itu teman dari universitasnya? Apa dia sudah lulus? Aku tidak tahu berapa lama kuliah di Amerika...
Pada akhirnya Minseok menutup aplikasi itu tanpa melakukan apa-apa. Ia merasa tingkahnya persis sekali seperti penguntit sekarang, dan itu bukan kesan yang ingin ia tunjukkan pada Insu setelah hampir satu tahun mereka tidak bicara.
***
Minseok harus mengaku: pada awalnya ia marah ketika Insu menghilang.
Insu bilang bahwa Minseok mengubah hidupnya, bahwa Insu tidak suka memikirkan harus menyingkirkan Minseok karena Minseok menyakiti perasaannya, bahwa dengan Minseok bahagia saja ia sudah merasa cukup.
Tapi, kenyataannya tidak begitu, kan? Gadis itu memotong Minseok habis dari hidupnya seakan-akan Minseok tidak pernah ada, lalu melanjutkan hidupnya begitu saja, membuat Minseok bertanya-tanya apakah gadis itu hidup dengan baik atau jangan-jangan malah sudah mati.
Minseok sering membayangkan skenario saat ia akhirnya menemukan gadis itu. Mungkin ia akan membombardir gadis itu dengan pesan penuh kekhawatiran, atau mungkin ia malah akan langsung bertingkah tolol dan meminta gadis itu menjelaskan kenapa hubungan mereka jadi seperti ini.
(Dia harus menjelaskan apa? Kan kau sudah tahu. Kau merusak hubungan ini dengan tanganmu sendiri, bodoh.)
Minseok menatap foto Insu yang tersenyum ke arah kamera selama beberapa lama. Gadis itu kelihatan bahagia. Mungkin Insu sudah menemukan jalan yang ia inginkan dalam hidupnya. Ia sehat, cantik, dan mandiri. Tentu saja Minseok tidak bisa mengambil kesan itu hanya dengan satu foto, tapi di sana Minseok memutuskan ia harus menarik garis batasnya.
She's moved on. I haven't.
Anehnya, Minseok tidak lagi merasa marah. Pada Insu maupun pada dirinya sendiri. Ia mendapati sudut-sudut bibirnya terangkat dengan mudah. Rasanya seperti kerikil di dalam sepatunya yang mengganggu langkah sudah ia keluarkan.
She's moved on. I haven't. Why aren't I?
***
Bagi Minseok, waktu berjalan terlalu cepat sekaligus terlalu lama. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Misalnya begini; ia berani bersumpah bahwa kemarin baru saja hari Minggu, tapi tiba-tiba saja ternyata sudah hari Kamis lagi. Tapi, rasanya ia sudah melalui September selama empat puluh tahun dan ini bahkan baru tanggal 3.
Tapi, pagi ini ia tidak merasa begitu. Ia tahu ini hari Jumat, ia tahu sekarang tanggal 4, dan memang seperti itu rasanya baginya.
Minseok mengantar ibunya ke rumah sakit lagi hari ini. Jadwal terapinya pagi, dan rumah sakit itu sejalan dengan arahnya ke kantor, jadi mereka pergi bersama. Seperti biasa setelah menurunkan ibunya di sana, ibunya berkata, "Hati-hati di jalan, ya, Min-ah."
Itu masih membuat Minseok agak jengkel. Ia masih belum tahu kenapa. Tapi, kekesalannya hanya semacam, "Ah, berisik. Cepat turun sana."
Pagi ini tidak terlalu baik, tapi Minseok sudah melewati ribuan pagi yang jauh lebih buruk. Ia tidak punya keluhan atas pagi yang ini.
Minseok masih memikirkan Insu. Senyumnya cantik. Memorinya buruk, tapi berkaitan dengan gadis itu, Minseok sepertinya punya ingatan fotografis. Satu kali melihatnya cukup untuk menyimpan segala detailnya.
She's moved on. Why can't I, though.
Radio pagi memutarkan salah satu lagu Changmin (TVXQ! grup favorit Minseok sepanjang masa!!). Setelah berbulan-bulan hening dan hitam-putih, Minseok mendapati dirinya bernyanyi lagi.
***
--------------------------------------------------------------------------
from: minseok.kim@xxxx.com
to: u_niverse@xxxx.com
subject: it's moonyou know, insu,
the thing is, i always thought the moon was a part of the universe, and they wouldn't survive without each other. but then i realized, well maybe it really is not after all.i was a moon before i had a universe and i still am without it
you weren't letting me go, and i wasn't losing you at all
we are two different things to begin with, aren't we?
--------------------------------------------------------------------------Minseok bergeming beberapa lama, sebelum ia memutuskan untuk menghapus seluruh teks yang belum selesai itu, lalu menutup laman surelnya.
She's moved on. I should do too.
.:.
i,,,,,,,
was a huge pile of mess when i wrote this
aku ngga akan bicara banyak tentang ini hahah cerita ini ada intinya? ngga. ada alurnya? ngga
i was just feeling really bad and i had to write this
HAPPY FRIDAY!
edit: this story is too personal that when i read this again in 2021 i feel really overwhelmed lol im glad no one ever finds this
![](https://img.wattpad.com/cover/239518916-288-k29649.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
today's a present that i don't want
Storie brevi[Story 2 of 3] Entah kenapa orang-orang yang sedih suka sekali membuat segala sesuatu jadi tentang mereka. Seolah dunia ini berputar berlawanan arah untuk menjatuhkan mereka. Kim Minseok orang yang seperti itu. Ban mobil pecah, hujan deras tiba-tiba...