"Oi, kau yakin tidak mau ikut minum-minum?" tanya Sehun. "Ini kan hari ulang tahunku. Kenapa kau tidak asyik sekali?"
Minseok mengabaikan bahwa Sehun lagi-lagi tidak memanggilnya seonbae, atau hyeong. Walaupun Minseok masuk ke perusahaan ini hanya lima bulan lebih awal daripada Sehun, dari segi usia Minseok lebih tua darinya hampir empat tahun. Tapi, tidak sekalipun Sehun pernah menunjukkan rasa hormat lebih dari seorang kolega. Menurut Sehun, mereka berdua diterima bekerja di tahun yang sama, jadi secara teknis mereka setara.
Minseok menggeleng untuk yang kesekian kalinya. Sehun sudah menanyakan pertanyaan itu berkali-kali. Jawaban Minseok masih sama berkali-kali.
"Oh, ayolah. Memangnya kau ada janji lain? Buat apa di rumah terus?"
"Aku tidak enak badan," balas Minseok.
"Kenapa? Datang bulan?"
Minseok tahu Sehun suka bercanda, dan kadang kata-katanya memang menyakitkan, tapi khususnya hari ini Minseok ingin sekali menamparnya. Tentu saja ia tidak melakukannya, karena 1) kekerasan bukan alasan, dan 2) Minseok terlalu gampang cemas dan terlalu penakut untuk memulai perkelahian. Tapi, yakinlah di dalam kepalanya Minseok sudah meninju laki-laki itu sampai berdarah-darah.
"Aku capek."
"Capek kenapa?"
"Pokoknya capek saja. Lagipula besok kita masuk kerja pagi."
"Biasanya 'kan memang masuk pagi. Minum-minum memangnya berapa lama, paling lama hanya dua-tiga jam. Sebelum tengah malam juga kau sudah pulang, Cinderella."
Bayangan dirinya menghabiskan dua-tiga jam di kedai bir untuk merayakan ulang tahun Sehun bersama rekan-rekan kerja lainnya membuat kepala Minseok pening. "Lain kali aku ikut. Hari ini aku ingin istirahat."
Sehun tidak kesal karena ditolak, tapi ia tampak kecewa, mungkin juga sedang menyesali punya teman sepertinya. Minseok sedikit menyesal, tapi tidak lama-lama, karena suara kecil di kepalanya memenangkannya, Biar sajalah dia kesal padaku. Lagipula aku juga tidak begitu suka padanya.
***
Selain urusan pekerjaan, Minseok nyaris tidak pernah menggunakan surel. Surel terasa terlalu resmi, terlalu angkuh, terlalu penting. Tapi, malam ini ia terlalu gelisah untuk tidur dan sebelum ia sadar, ia mendapati dirinya yang putus asa sudah bergerak sendiri.
--------------------------------------------------------------------------
from: minseok.kim@xxxx.com
to: u_niverse@xxxx.com
subject: Hi, Insu!Insu,
Sudah beberapa bulan sejak terakhir kali kita bicara dan aku tidak tahu lewat mana lagi aku harus menghubungimu. Aku hanya ingat alamat surel ini, dan kalau kau menerima surelku, kuharap kau baik-baik saja dan kalau kau punya waktu dan tidak keberatan, apa kau bisa membalas? Akun Line-mu sudah terhapus, Instagram-mu sudah dinonaktifkan, dan aku tidak menyimpan nama akun Twitter-mu. Aku ingin tahu bagaimana kabarmu dan mungkin ini hanya satu lagi episode cemas-berlebihan-Moon-yang-menyusahkan dan aku merindukanmu.
Tapi kalau kau tidak mau tidak apa-apa!!! Beritahu aku kalau aku mengganggu. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja di Amerika.
Menulis surel padamu rasanya aneh sekali haha
Best regards,
Moon
--------------------------------------------------------------------------Setelah mengklik tanda 'kirim', Minseok menatap tampilan kotak masuk surelnya yang tampak di layar. Kosong. Tentu saja ia tidak akan mendapat respon instan. Minseok harus menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
today's a present that i don't want
Short Story[Story 2 of 3] Entah kenapa orang-orang yang sedih suka sekali membuat segala sesuatu jadi tentang mereka. Seolah dunia ini berputar berlawanan arah untuk menjatuhkan mereka. Kim Minseok orang yang seperti itu. Ban mobil pecah, hujan deras tiba-tiba...