yangyang ?

2.5K 327 88
                                    

●●●

jeffrose_'s present

●●●

"YANGYANG, tangkap ini!"

Yangyang dengan lihai menangkap bola yang ditujukan padanya itu menggunakan kaki. Ia lalu berlari menggiring bola tersebut ke arah gawang.

"GOL!!"

Para murid sekolah menengah yang tengah bermain sepakbola di lapang itu berkerumun mengelu-elukan kemenangan timnya yang disebabkan oleh tendangan Yangyang. Pemuda bersurai coklat madu itu tertawa kencang ketika tubuhnya diangkat dan digendong oleh salah seorang kawannya.

"Kau memang hebat, Yangyang! Kau penyerang yang berbakat!" Pujian tersebut datang dari sang kapten tim lawan.

Yangyang menampilkan senyum tulusnya. "Terimakasih, kalian juga tidak kalah hebat."

"Jangan merendah," ujar kapten tersebut. "Kau pasti dengan mudah lolos ke Akademi Bola Sepak. Kau akan melanjutkan sekolah disana, kan?"

Mendengar pertanyaan tersebut, senyum Yangyang luntur sedikit. "Sebenarnya tidak, aku akan melanjutkan ke universitas."

Alis kapten itu terangkat sedikit. "Begitu? Aku kira kita akhirnya akan satu sekolah."

Yangyang terkekeh, ia menepuk pundak kapten itu. "Sukses untuk akademimu, aku akan pergi menonton jika kau sudah bermain di tingkat nasional."

"Aku tak akan mengecewakanmu," balas sang kapten.

Yangyang pun tersenyum untuk terakhir kalinya sebelum pergi berlalu.

●●●

"Aku pulang."

Yangyang membuka sepatu dan meletakannya di rak dekat pintu. Ia berjalan ke ruang tamu. Tampak kedua orangtuanya sedang bersantai di sofa sembari memakan cemilan dan meminum kopi.

"Oh, baru pulang? Kemana saja?" Ayahnya bertanya acuh tak acuh.

"Tugasku cukup banyak belakangan ini," jawab Yangyang. "Aku juga harus belajar sedikit untuk ujian nanti."

"Begitukah?" Ibunya bangkit dan menghampirinya. "Kau berkeringat banyak sekali, sayang."

"Aah itu-" Yangyang menggaruk belakang kepalanya. "Pendingin ruangan milik perpustakaan tidak bisa bekerja dan orang-orang disana banyak sekali. Aku kegerahan."

Ibu Yangyang mengangguk mengerti. "Ganti bajumu, Ibu akan langsung mencucinya."

"Baik, bu."

Yangyang pun hendak naik ke kamar sebelum suara Ayahnya menginterupsi langkahnya.

"Ayah sudah mendaftarkanmu ke universitas. Kita hanya perlu menunggumu lulus."

Yangyang dengan enggan memutar tubuhnya. Ditatapnya dari kejauhan pria paruh baya yang tengah membaca koran itu. Bibir dalamnya ia gigit, "baik, Ayah."

●●●

Yangyang duduk di meja belajarnya, menatap buku tebal di hadapan dengan kosong. Diam-diam, ia membuka ponselnya. Melihat fotonya bersama teman-temannya yang menggunakan seragam kebanggaan mereka, seragam tim mereka.

Safe & Sound ● KunYang ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang