sound ?

1.5K 228 88
                                    

●●●

jeffrose_'s present

●●●

XIAOJUN duduk di tribun dengan tenang. Dagunya terangkat, kakinya menyilang, dan tangannya terlipat di depan dada. Benar-benar khas, angkuh dan memesona, itulah Xiao Dejun.

Kepribadian Yangyang sedikit terjatuh jika berada di dekatnya. Pemuda yang sedang sibuk memasukkan bajunya ke dalam tas itu berpenampilan begitu berbeda. Jika Xiaojun tengah mengenakan kemeja rapih yang dibungkus oleh mantel ringan berwarna kecoklatan, maka Yangyang memakai seragam olahraga lusuh yang ia gunakan sejak SMA.

"Kau tak akan lama, 'kan?" tanya Xiaojun tanpa menoleh sama sekali.

Yangyang mendengus mendengar pertanyaan penuh gengsi itu. "Gege boleh pulang jika gege mau."

"Dan membiarkanmu diculik lagi oleh si tua Qian Kun itu? Tidak, terimakasih."

"Membicarakanku?"

Yangyang dan Xiaojun serempak menoleh ke kiri, ke arah suara itu berasal. Kun berjalan dengan santai kemudian duduk tepat di sebelah Xiaojun.

"Panjang umur kau, ge," kata Xiaojun. "Berarti aku tidak akan membunuhmu cepat-cepat. Mungkin lain kali."

Kun tertawa sinis. "Wah, aku takut sekali."

Yangyang menatap datar kedua kakak tingkatnya itu. "Kalian mau diam di sini atau pergi dari sini?"

"Aku tidak mau keduanya," jawab Xiaojun. "Jangan memerintahku."

"Dia hanya bertanya, bukan memerintahmu," kata Kun meluruskan.

Lalu perdebatan kembali memanjang.

Yangyang memilih untuk tidak mempedulikan mereka. Ia lalu berlari ke lapangan dengan membawa sebotol air dan selembar handuk. Di lapangan, ia disambut dengan hangat. Semua orang begitu ramah, termasuk Huang Xuxi.

Hari ini kedua kalinya Yangyang melihat pemuda tinggi itu. Ia mengenakan seragam olahraga yang berwarna jingga cerah, benar-benar mendukung aura cerianya.

"Siapa orang itu?" tanya Xuxi sembari menunjuk tribun.

Yangyang menoleh ke arah yang dituding Xuxi. "Oh itu, gegeku. Xiao Dejun, dan-"

Alisnya menyatu. Kun tiba-tiba menghilang dari sana. Mata Yangyang mencari ke seluruh tribun namun sama sekali tak bisa menemukan batang hidungnya.

"Dan?" tanya Xuxi lagi.

Yangyang mengangkat bahunya. "Memangnya kenapa kau bertanya?"

Xuxi sedikit menunduk, menyetarakan tingginya dengan Yangyang. "Aku agak takut padanya," katanya berbisik.

"Siapa? Dejun-ge?"

Xuxi mengangguk.

"Yah, dia memang menakutkan," kata Yangyang dengan nada mencemooh.

●●●

Tas Yangyang nyaris terjatuh saking kagetnya ia mendapati Kun sedang bersandar dengan santai di luar ruang ganti. Kun yang menyadari kedatangannya lantas menyambut dengan senyuman hangat.

"Kau mandi lama sekali," kata Kun spontan. Wajah Yangyang memerah karenanya.

"Ke-kemana Dejun-ge?" tanya Yangyang berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Safe & Sound ● KunYang ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang