2

16.8K 1.9K 269
                                    

Berita tentang Jeno yang menjalin kasih dengan seorang Na Jaemin pun menyebar luas dikalangan para mahasiswa seluruh jurusan hingga banyak dari mereka yang terus memperbincangkan pasangan tersebut, bukan hanya dugaan, Jaemin sendiri pernah mendengarnya dengan telinganya sendiri saat dua mahasiswi tengah membicarakannya di toilet perempuan. Loh?! untuk apa juga Jaemin ada di toilet perempuan??

Intinya sudah sekitar sebulan lebih beberapa hari Jaemin menyandang status sebagai kekasih dari Lee Jeno dan kehebohan itu masih saja belum mereda, terlebih lagi kalau para mahasiswa itu melihat Jaemin sedang bersama Jeno.

"wah wah wahh sahabat kita ini sepertinya sudah menjadi selebriti kampus dadakan" sindir Renjun yang kini tengah mengunyah makan siangnya.

Jaemin— yang disindir pun langsung mendengus kesal karena demi apapun, dari dua minggu yang lalu entah itu Haechan atau Renjun pasti akan menyindirnya seperti itu. Untung Jaemin itu baik hati jadi ia tidak terlalu mengindahkannya, paling sesekali Jaemin akan memukul mereka dengan sayang alias memukul mereka dengan kencang sekali hingga kedua sahabatnya itu berteriak kencang.

"berisik kau, Ronjon" balas Jaemin pada lelaki blasteran China itu dengan malas.

"namaku Renjun, kelinci sialan!" balas Renjun yang justru lebih ngegas.

"hei hei sudahlah, berisik sekali kalian ini seperti suami istri yang sedang memperebutkan hak asuh anak saja" ucap Haechan dengan tenang, bersyukurlah ia tengah memakan makan siangnya saat ini kalau tidak maka mereka bertiga akan beradu mulut hingga salah satu dari mereka lelah.

"siapa yang kau sebut suami istri, Lee?"

Mampus, itulah yang muncul di benak Haechan setelah mendengar sahutan dingin tersebut. Haechan tidak sekalipun membenci sosok yang menyandang status sebagai kekasih dari sahabatnya itu, tapi ia hanya cukup sebal karena sifat lelaki dingin itu.

"hehehe, aku bercanda Lee" balas Haechan sambil mengulas cengirannya.

Seorang Lee Jeno tentu saja tidak menanggapinya lebih jauh karena dia hanya ingin menghampiri sang kekasih yang sedang makan siang itu. Seketika Renjun maupun Haechan langsung mendengus malas karena tiba tiba mereka menjadi dua ekor lalat yang berterbangan diatas dua paha ayam, oh itu hanya perumpamaan tentu saja.

Kenapa mereka berpikiran seperti itu? Karena kalau Jeno sudah menghampiri Jaemin, maka dunia terasa milik mereka berdua dan yang lain mengontrak. Mereka mengakui kalau Jeno itu adalah pacar yang cukup baik (walaupun seorang berandal) untuk sahabat mereka, tapi bisakah sosok tampan nan dingin itu melihat eksistensi keduanya?

Ya, itulah sosok Lee Jeno yang hanya akan berfokus pada milik-nya dan sama sekali tidak menghiraukan para sahabat dari kekasih manisnya itu. Dari itu Jaemin bisa menyimpulkan kalau Jeno itu tipe kekasih yang: he can be nice to you but cold to all your friends.

Bolehkah Jaemin merasa spesial karena perlakuan Jeno yang satu itu? jujur saja Jaemin merasa seperti center of the universe ketika seorang Lee Jeno memperlakukannya seperti orang yang paling spesial di kehidupannya setelah orang tuanya sendiri.

Kembali lagi pada sepasang kekasih yang mendadak jadi sorotan seisi kantin itu, beberapa pasang bibir pun kembali ribut karena Jeno kini tengah merangkul pinggang ramping Jaemin dengan posesif sambil sesekali menciumi pipi yang berisi itu hingga membuat kekasihnya merasa terganggu.

"Jenoo, aku sedang makan" ucap Jaemin yang terdengar seperti rengekan di telinga Jeno.

"lalu apa hubungannya denganku, hm?" bisik Jeno sambil menyeringai kecil.

Inilah sifat Jeno yang lainnya, ia akan terus mengganggu kekasih manisnya hingga kesal karena perbuatannya. Jeno hanya senang mengerjai Jaemin karena menurutnya kekasihnya itu terlihat menggemaskan ketika sedang kesal.

Tidak hanya menciumi pipi berisi itu, bahkan Jeno tak akan segan untuk menyelinapkan tangannya ke dalam baju Jaemin dan mengelus perut yang berotot samar itu dengan seduktif dan lembut. Dua hal itu sering terjadi kalau keduanya tengah berada di kantin, untungnya saja meja kantin mereka cukup tinggi untuk menutupi tindakan tak senonoh yang tengah dilakukan oleh anak rektor itu.

Jaemin tentu sudah tak heran dengan kelakuan Jeno itu, tapi tentu saja dia akan merasa malu ketika telapak tangan kekasihnya yang sedikit kasar itu mengelus permukaan perut ratanya dengan seduktif.

"lepaskan tangan mu itu, Jeno. Kita bisa ketahuan oleh Renjun dan Haechan" bisik Jaemin frustasi dengan kedua pipi yang sudah merona sempurna.

"kalau kau tidak buka mulut maka kedua sahabat bodoh mu itu tidak akan mengetahuinya, Nana sayang" balas Jeno yang kini tengah menyangga dagunya di pundak Jaemin karena posisinya yang menghadap ke tubuh Jaemin yang sebelah kanan.

Renjun yang duduk diseberang keduanya sedari tadi memilih untuk sibuk terhadap makanannya, namun naas ia malah menyenggol sendoknya yang berada diatas piring hingga akhirnya terjatuh ke lantai.

Lelaki mungil itu segera menunduk ke bawah meja untuk mengambil sendoknya, tapi suatu pemandangan sudah mengotori mata sucinya itu ketika ia secara tidak sengaja menengok ke arah kiri.

What the fuck is going on here?! Renjun lihat baju Jaemin sedikit tersingkap dan perut rata milik sahabatnya itu kini tengah dielus oleh tangan si manusia es itu! Sepertinya ia harus segera pergi dari sini, bisa bisa mata sucinya mendapatkan hal lain selain ini.

Dengan canggung Renjun kembali ke posisi normalnya lalu menyenggol Haechan tidak santai dan mengundang delikan kesal dari sahabatnya itu.

"Chan, kau sudah selesai kan? antarkan aku ke ruang praktik ya? sepertinya barang ku ada yang tertinggal" cerocos Renjun yang mengundang tatapan bingung dari Jaemin maupun Haechan.

"apa sih kau ini? aku harus duduk beberapa menit agar makanan ku turun ke perut" balas Haechan.

"nanti saja! dibawa jalan juga nanti akan turun ke perut bahkan ke anal-mu, ayo!" ajak Renjun dengan barbar, tak lupa ia pun berusaha menarik Haechan lalu menyeretnya.

Walaupun mungil tapi tenaga Renjun itu tidak bisa dianggap sepele, bahkan perawakan Haechan yang lebih besar darinya itu bisa terseret seperti ini. Akhirnya yang tersisa hanya sepasang kekasih itu, Jaemin hanya mengedikkan bahunya acuh sedangkan Jeno diam diam menyeringai samar. Tentu ia tahu apa yang sudah Renjun lihat, apalagi kalau bukan aktifitas tangannya barusan?





tbc







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bad BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang