1-

22 5 2
                                    

Mama dan adik-adik Nada sudah diperbolehkan pulang setelah dua hari di rawat di rumah sakit. "Yeyy!, akhirnya kedua adikku sudah boleh pulang." Kata Nada dengan semangat.

Saat Nada ingin mencium adik nya, tiba-tiba Ayah nya mengehentikan nya begitu saja. Nada mengerutkan dahi nya. "Kenapa tidak boleh?"

"Karena kamu akan menodai penerusku jika kamu mencium nya." Nada semakin bingung dengan perkataan Ayah nya. Kemudian Ayah dan Mama nya melenggang pergi dengan membawa kedua anak nya dan meninggalkan Nada sendirian.

Nada menghampiri kedua orang tua nya, dia ingin menggenggam tangan Ayah nya. Namun Alex menepis tangan putri nya dengan kasar. "Kenapa aku di tinggal?" Tanya Nada yang menatap lantai rumah sakit.

"Kamu pulang naik taksi aja." Alex menyodorkan uang lima ratus ribu kepada Nada. Dia bisa saja menerima uang itu dan membelanjakan sepuas nya, namun saat ini dia hanya ingin Ayah nya, dan uang itu tidak bisa menggantikan nya.

"Aku pengen nya pulang sama Ayah, bukan pulang sama taksi."

"Sama aja kan!, tujuan nya sama-sama pulang ke rumah!!"

"Tapi, Yah...."

"Udah lah, kami mau pulang, capek!" Ayah nya melemparkan uang itu pada Nada dan pergi meningggalkan nya.

Nada sudah tidak kuasa menahan tangis nya. Dia mengambil uang itu dan berlari keluar dari rumah sakit. Kenapa Ayah kayak gitu?, kenapa dia berubah?, dia udah nggak sayang sama Nada lagi gara-gara udah ada adik laki-laki ya? Tanya batin nya.

Entahlah, dia sudah berjalan beberapa meter dari rumah sakit. Kaki nya sudah terasa sakit sekarang dan dia memutuskan untuk duduk di pinggir jalan. Dia menekuk kedua lutut nya dan menangis tersendu-sendu.

 Dia menekuk kedua lutut nya dan menangis tersendu-sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang jalanan sudah sepi karena sudah larut malam. Nada memesan ojek online untuk pulang. Namun, ia tidak mau kembali ke rumah nya, dan ia akan tinggal di apartemen milik Ayah nya yang tak jauh dari sekolah nya.

Saat sampai di apartemen, dia segera menelepon pak Dodi. Supir pribadi nya, untuk mengambilkan barang-barang keperluan sekolah nya. Untung saja dia sudah menyiapkan nya di meja sebelum pergi ke rumah sakit tadi, jadi pak Dodi tinggal mengambil nya. Nada menunggu pak Dodi dengan menonton TV.

***

Ting ... Ting ... Ting ...

Bel apartemen Nada berbunyi. Dia segera membuka pintu tersebut, dan di depan nya sudah ada pak Dodi yang membawa satu koper dan satu tas ransel di tangan nya. "Ini non, barang-barang nya."

"Iya pak, makasih ya" Pak Dodi mengangguk, lalu berbalik meninggalkan Nada sendirian. Sebelum itu, Nada ingin memberikan sedikit uang kepada pak Dodi, untuk imbalannya. Namun pak Dodi menolak nya, dan Nada hanya bisa berterimakasih kepada nya. Lalu, Nada berbalik dan kembali ke tempat duduk nya untuk membaca novel yang telah ia ambil dari tas sebelum nya.

Karena menurut nya ada yang kurang, Nada mengecek lemari es. Namun, tidak ada persediaan makanan ringan disana.

Nada pun mengambil sweeter dan sisa uang yang diberikan Ayah nya tadi. Dia pun berjalan keluar dari apartemen menuju supermarket.

***

Sesampai nya disana, Nada langsung membeli beberapa makanan ringan dan minuman disana. Saat hendak menuju kasir, tiba-tiba dia tertabrak dengan pemuda sebaya nya.

Bruk!

Lelaki itu mengulurkan tangan nya untuk membantu Nada berdiri, dengan ragu Nada menerima nya.

Setelah Nada berdiri, pria itu mengulurkan tangan nya lagi, dengan senang hati Nada kembali bersalaman dengan pria itu lagi. "Kenalin, gue Devan. Maaf, tadi gue nabrak lo."

"Aku Nada. Iya, nggak papa."

"Lo kesini sendirian?" Tanya cowok itu yang bernama Devan. Nada mengangguk menjawab pertanyaan nya.

"Gue anterin pulang ya?!"

"Nggak usah, nggak papa, aku bisa pulang sendiri.

"Gue mau nebus kesalahan gue karena gue nabrak lo, tadi."

"Udah aku maafin kok. Udah, aku nggak papa pulang sendiri."

"Please lah, kalau gitu belanjaan lo gue bayarin ya?!"

"Eh, jangan ... Banyak ini."

"Yaudah, lo milih pulang sama gue apa belanjaan lo gue bayarin?" Tanya Devan dengan menaikkan alis nya.

Nada menimang-nimang perkataan Devan, dan akhirnya dia memilih pulang bersama nya daripada Devan membayarkan belanjaan nya.

Setelah itu, mereka berjalan menuju kasir, dan Devan siap mengantarkan Nada pulang dengan mobil nya.




Bersambung....

Semoga suka, bertemu di part selanjut nya:)

I Almost Want To Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang