5-

14 3 0
                                    

Pada kangen gak nih? Hehe ....
Selamat membaca!✨

***

Devan berangkat ke kampus nya. Tiba-tiba seseorang menemui nya dan bergelayutan di tangan nya. "Sayang, kalau kelas kamu udah selesai, temenin aku di mall, ya?!"

Devan melepaskan tangan nya dan menjauh dari cewek benalu yang mengikuti nya setiap hari. Perempuan itu tidak mau kalah, dia terus mengejar dan mengikuti nya kemana pun ia pergi.

Devan duduk di bangku kelas nya. Dan perempuan yang bernama Anya itu masih setia di samping nya. "Lo bisa gak sih, gak gangguin gue tiap hari?!" Hardik Devan yang sudah geram.

"Kok marah, aku kan pacar kamu."

"Itu dulu! Sekarang lo gak usah ngarep jadi pacar gue lagi! Gue gak akan pernah mau jadi pacar lo!"

Mata Anya berkaca-kaca dan dia pergi meninggalkan Devan. "Apa gue harus marah dulu, baru dia bisa pergi? Bisa-bisa gue darah tinggi, nanti." Gumam Devan dengan melihat Anya yang mulai menjauh.

***

"... Aku juga pengen sekolah, Yah!"

"Nggak usah, ya nggak usah! Di bilangin orang tua kok ngebantah."

"Kenapa aku nggak boleh sekolah?! Huh! Kenapa??!"

"Kamu itu percuma sekolah tinggi-tinggi, kalau akhirnya kamu bakal jadi ibu rumah tangga."

"Tapi aku juga punya cita-cita yang belum aku gapai ...."

"Kamu punya cita-cita?" Lalu, lelaki paruh baya itu tertawa. "Cuma, saya kasihan kamu nanti, udah mimpi tinggi-tinggi malah jatuh kebawah." Dan lagi, lelaki itu mengejek nya dengan tawa yang sangat keras. "Mendingan kamu bersih-bersih rumah, nanti saya kasih uang. Gitu kan enak, beres-beres dapet uang, daripada sekolah yang bayar nya mahal-mahal tapi nggak dapet apa-apa." Tambah nya.

"Terus selama ini, Ayah pengin aku jadi pembantu, gitu?"

"Sudah lah, kamu itu tidak cocok buat nerusin perusahaan saya."

Nada bungkam. Dia pergi meninggalkan Ayah nya menuju kamar nya. Tak lama kemudian, air mata itu turun kembali. "Hiks, hiks ...." Memori nya seakan menyuruh nya mengingat kejadian tadi.

Flashback on.

Nada bangun dan bersiap untuk ke sekolah. Dia mulai membersihkan diri nya di kamar mandi.

Selesai mandi, ia mengganti pakaian nya dengan seragam. Lalu memoleskan sedikit make up untuk mempercantik diri nya dengan bersenandung kecil.

Setidak nya jika dia bersekolah, maka dia juga bisa melupakan kejadian-kejadian kemarin yang membuat nya sakit hati.

Nada sudah siap dan membuka pintu dengan perlahan. Ternyata pintu nya sudah tidak terkunci lagi. Dengan senyum nya, dia menuju ruang makan yang sudah ada Ayah nya disitu.

Jangan tanya kemana Mama nya. Mungkin, jam segini dia masih tidur. "Mau kemana kamu?" Tanya Alex yang melihat anak nya sudah berpakaian seragam dengan rapi.

"Sekolah."

"Nggak usah sekolah."

"Kenapa nggak boleh? Aku juga pengen sekolah, Yah!" Dan pertikaian kecil tadi mulai terjadi.

Flashback off.

Hati nya berdenyut nyeri. Nada berjalan ke kamar mandi. Kini diri nya berada di bathtub dengan kucuran air dari shower yang mengguyur nya. Dia menikmati air mata nya yang turun bersamaan dengan shower milik nya. Sekarang seragam nya sudah basah kuyup.

I Almost Want To Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang