2. Pingki dan Hujan

24 3 0
                                    

2. Pingki dan Hujan.

Jam kosong.
Dua kata yang sangat berharga bagi kelas X Mipa 4. Ditambah jam kosongnya di mapel PKN yaitu Bu Marti guru yang super killer dan selalu memberikan soal yang jawabannya berlembar-lembar.

Lily dan Oza sedang menonton Drakor terbaru dibangkunya, dibelakangnya Risang dan Attha sedang bernyanyi tidak jelas. Dimeja guru Shasa sedang bertempur dengan labtopnya karena mengejar deadline proposal kegiatan OSIS. Sijenius Alegra pastinya sedang membaca. Sedangkan Tian dan Mira entah pergi kemana.

Risang jengah dengan seisi ruang kelasnya yang mayoritas mengisi jam kosongnya dengan benda pipih bercahaya itu. Tiba-tiba iya menatap Mawar gadis blasteran Indonesia - Thailand yang ternyata juga cantik dan seksi.

Cowok dengan penampilan jauh dari kata rapi, baju dikeluarkan, dasi entah kemana, dua kancing atas yang tidak dibenarkan sehingga terlihat jelas kaos hitam. Ia berjalan kearah Mawar dan tentunya melewati bangkunya Lily.

Lily menatap gerak-gerik Risang sehingga tidak fokus terhadap drakor yang ditontonnya.

"Hai Cantik," sapa Risang dengan genit dan langsung duduk dimejanya Mawar.

Meskipun Risang terkenal akan cowok yang suka menarik ulur hati seorang perempuan namun herannya banyak perempuan yang  rela diperlakukan seperti itu demi menjadi pacarnya atau dekat dengannya.

Melihat tingkah buaya Risang yang umat lagi membuat Lily jengah. Lily menatap dua makhluk lawan jenis yang sedang bercanda ria dengan perasaan sedikit jengkel. Entah kenapa akhir-akhir ini Lily sedikit tidak suka apabila Risang dekat dengan banyak perempuan.

Tiba-tiba moodnya hancur dan ia beranjak dari kursinya.

"Mau kemana Li," Oza mempause drakornya dan menatap Lily.

"Cari angin disini panas," ujarnya ketus.

Oza membenarkan kacamatanya dan melanjutkan drakornya tanpa memperdulikan Lily.

Lily berjalan kearah taman tanpa ia sadari ada cowok yang berpenampilan rapi sedang mengikutinya.

Sesampainya, ia mendudukkan dirinya diatas rumput dipinggir kolam dan menatap hamparan bunga disebrang kolam. Menikmati pemandangan yang sangat indah dengan mendengarkan lagu-lagu Korea kesukaan. Sesekali ia bersenandungan dan menghentakkan kakinya sesuai irama musik.

Karena terlalu hanyut dengan musik yang didengarnya hingga Lily tak menyadari bahwa sedari tadi ada seorang cowok yang duduk disebelahnya. Cowok itu juga sama halnya menikmati musik yang didengar Lily meskipun Lily menggunakan headset namun kebiasannya menyetel volume tinggi sehingga orang didekatnya akan mendengar meskipun sayup-sayup.

Lily membuka matanya karena ia menyadari terdapat aroma yang sangat ketara. Ia menebak bahwa ini aroma cowok dan pastinya ada disekitarnya.

Lily menoleh kekanan .
Deg
Ia kaget dan langsung berdiri sebelum berjalan. Cowok tersebut sudah terlebih dahulu mencekal tangannya.

"Lepasin gue mau pergi," ucapnya sambil memutar-mutarkan tangannya berharap cekalan itu terlepas.

Gema beranjak dan berdiri tepat didepan Lily tanpa melepaskan tangan Lily dari cekalannya.

"Kita perlu bicara Li," pintanya dengan mata sayu.

Lily menghela napas, "lepasin, gue ada urusan."

Sebenarnya Gema tidak tega melihat Lily yang meronta untuk dilepaskan namun Gema yakin jika cekalan ini dilepaskan Lily akan lari seperti sebelumnya.

"Sampai kapan kamu terus menghindar Li?" Tanyanya dengan suara melembut.

Mendengar suara lembut Gema membuat pertahanan Lily sedikit goyah.
"Gue enggak pernah hutang sama Lo jadi buat apa gue menghindar," jawab Lily nyeleneh.

RisangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang