Lianti berbaring di atas sofa sambil memandangi langit langit kamarnya, sesekali bola matanya berputar mengitari tiap sudut kamar yang hampir 5 tahun di tinggalkannya.
Sejak tamat SMA, lianti melanjutkan kuliah di kota Xxx. dan tidak pernah sekalipun kembali ke kota kelahirannya. kalau pun rasa kangen pada orang tuanya sudah sangat berat, paling mami dan papinya lah yang di minta tuk datang mengunjunginya.
*Entah rasa sakit seperti apa yang dirasakan lianti, sampai tidak sanggup pulang ke kota kelahirannya dan juga kota dimana orang tuanya menetap.
,,,,,,,,,,,,,,,,,KILAS KISAH ON
" Lia, pinjamin buku kimia kamu dong. aku tadi ngak nyatet, soalnya ngantuk banget dan pak anwar juga jelasinnya kayak gimana ya"
ucap cowok yang mungkin sengaja menunggu lianti di depan gerbang sekolah itu.Lianti menatap cowok itu dengan keheranan, " ngak salah apa ya, kan biasanya cowok ini sangat angkuh dan dingin sikapnya.
gumam lianti dalam hati." Hello, kok malah bengong gitu?
takjub ya liat wajahku yang tampan ini dari dekat ?
Udah jangan lama lama natap, entar kamu jatuh cinta repot loh yah hahahaha"
Celotehnya sambil tertawa melambai lambaikan tangannya di depan wajah lianti. dan cowok itu tak lain adalah irvan.Lianti salah tingkah di buatnya, wajahnya terlihat memerah menahan malu tatkala kepergok menatap irvan.
" Eh iya eh ngak kok, apa tadi (sambil bembuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu dari sana) buku kimia ya..nih"Setelah memberikan buku, lianti pun buru buru berjalan meninggalkan irvan yang masih senyum senyum sendiri.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Lianti berulang ulang melirik jam tangannya, sudah 1jam dia menunggu jemputannya.
" Kenapa pak mamat lama banget, apa terjebak macet ya? ah mungkin lagi mampir kemana dulu di suru mami kali "
fikirnya sambil berbicara dengan dirinya sendiri di dalam hati dan mencoba tuk tenang.Suasana sudah mulai terlihat sepi, tersisa beberapa orang yang terlihat memakai seragam SMA di depan sekolah itu.
jalan yang tadinya macet dan ramai dengan siswa siswi SMA 75 di jam pulang sekolah, berangsur angsur normal lagi." mau ku anterin pulang, nona cantik?"
ucap irvan yang menghentikan motornya di depan lianti yang masih celingak celinguk meliat kanan kiri berharap mobil jemputannya muncul." Makasih banget, kamu duluan aja. sebentar lagi supirku datang"
jawab lianti berusaha menyembunyikan kegelisahannya. yang was was kalau terlambat ke tempat bimbelnya." Udah, ayo naik. ngak usah malu kamu ngak pandai berpura pura, keliatan banget klo kamu ngak tenang "
kata irvan yang tak menunggu jawaban dan langsung menyodorkan helm ke arah lianti.Lianti pun seperti bocah manis yang menurut saja, menerima helm itu lalu memakainya dan bergegas duduk di belakang irvan yang siap tancap gas.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Motor pun berhenti di depan ruko yang di atasnya terpampang tulisan besar " bimbingan belajar Xxx". sana sudah terlihat ramai dengan remaja seusia irvan dan lianti.
" Pantes aja kamu pinter, tapi apa ngak puyeng tuh belajar mulu? "
celoteh irvan seenaknya sambil menggantung helm di motornya.Lianti hanya tersenyum manis dan berkata,
" Terima kasih sudah di anterin, aku masuk ya soalnya sudah telat 10 menit "
Sambil berlalu meninggalkan irvan-----------------------------
*KEESOKAN HARINYA
" Morning lia "
sapa arya yang baru kali itu tidak datang terlambat dan sudah duduk di samping lianti saat suasana kelas masih sepi." Morning too, tumben datangnya kepagian "
ejek lianti menggoda arya" ih kok ngomong gitu, harusnya sebagai teman. kamu itu suport aku dong lia. gimana sih"
omelan arya yang mirip nenek kehilangan sirih.Obrolan mereka terhenti seketika, lianti merasa rambutnya di tarik tarik dari belakang. dia menoleh
" irvan, apa yang kamu lakuin?"" Nyantai aja, aku cuma mainin rambut kamu karena aku suka wanginya"
jawab irvan seenaknya.Rambut yang menebar wangi sampo dan di biarkan terurai itu masih kelihatan basah.
Akhirnya lianti pun kembali nyender dan membiarkan irvan bermain dengan rambutnya.*Jam pulang sekolah
Irvan yang tadi buru buru keluar kelas saat terdengar bel berbunyi tanda pelajaran berakhir, sudah menunggu lianti di sebrang jalan depan sekolah tempat dimana biasanya cewek itu menunggu jemputan.
begitu lianti terlihat berjalan dengan tersenyum ke beberapa orang temannya yang di lewatinya. irvan pun segera menyapa." Aku mau balikin buku kamu nih" kata irvan sambil nyodorin buku.
tiba tiba "brukkk" buku itu jatuh karena terlepas dari tangan irvan dan belum sempat di pegang lianti.
dengan segera lianti pun berjongkok mengambil buku itu..dan dari dalam buku itu muncul lembar kertas warna biru bergambarkan hati di sisi depannya." Apa ini? perasaan bukan punya aku deh" ucap lianti yang membuat irvan salah tingkah.
dia pun spontan menyentuh tangan lianti yang memegang kertas itu." itu itu punya aku, iya betul itu punya aku. mungkin terselip di buku kamu "
jawab irvan gugup.Lianti pun tersenyum dan menyerahkan kertas itu pada pada irvan.
tapi irvan mendorong kertas yang di sodorkan lianti itu tanda menolak.
" Simpen buat kamu aja ya " irvan
" buat apa? "liantiirvan terlihat berfikir sejenak, lalu berkata
" Kalau itu melambangkan hatiku, dan aku ingin menitipkannya padamu. apa kamu mau menjaganya? "
" Apa kamu mau jadi kekasihku li?" ucap irvan dengan mantap.Lianti yang terlihat bingung hanya diam saja, seolah tidak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.
irvan yang di kenalnya selama ini adalah cowok yang bersikap cuek dan dingin pada lawan jenis, tiba tiba menembak dirinya.
" Aku tidak bisa jawab sekarang " lianti" Baiklah"
dengan wajah yang sedikit kecewa, irvan lalu melanjutkan kalimatnya lagi
" Sekarang ayo aku anterin kamu pulang"
lianti pun menurut lagi kali ini.
hari ini dia memang tidak di jemput pak mamat, tadi pagi maminya bilang klo supirnya itu lagi sakit.Sepanjang perjalanan mereka berdua cuma diam, irvan yang sesekali terlihat tersenyum. entah apa yang di fikirkannya.
Lianti berpegangan erat di pinggang irvan, dia kelihatan takut karena laju motor agak kencang dan terkadang nyalip kendaraan lain.KILAS KISAH OFF
TUNGGU KISAH SELANJUTNYA, author akan lanjutkan kisah ini secepatnya..