Setelah beberapa bulan berlalu sejak lianti duduk bersebelahan dengan irvan, cowok yang bersikap dingin itupun mulai terlihat berubah.
irvan yang tadinya cuek dan tidak peduli, mulai merespon tiap obrolan lianti meskipun masih dengan dana sedikit tidak enak di dengar"Van, kamu sudah siap tuk ulangan hari ini?" lianti
"Siap lah, kan ada kamu yang bantuin kasi jawaban soalnya"
celoteh irvan seenaknya tanpa menoleh dan tetap focus pada hpnya"Gitu ya, jawab lianti tetap tersenyum sambil menatap irvan
-------------------
Beberapa menit kemudian ibu arma sudah berdiri di depan kelas dan bersiap membagikan lembaran soal yang di pegangnya."lianti, kamu bisa keluar dan tidak perlu ikut ulangan" ibu arma
"baik bu" ucap lianti
Lianti satu satunya siswa di sekolah ini yang mendapat perlakuan istimewa karena kecerdasannya.Dengan senyum yang selalu menghiasi bibirnya, lianti pun melangkah tuk keluar kelas. tiba tiba seseorang menarik tangannya.
"lia.., jangan jauh jauh bantu aku " ucap cowok itu dengan nyaris tak terdengarLianti menoleh dan mengangguk ke pemilik suara itu yang tak lain adalah irvan, lalu segera berjalan keluar kelas.
25menit berlalu, irvan terlihat gelisah. matanya menoleh ke arah jendela yang berjarak 1meter di sampingnya.
Sementara lianti yang sejak tadi sedang mengerjakan soal ulangan di balik jendela tampak sangat serius.
Dan beberapa saat kemudian" Van..irvan, nih udah selesai" lianti
" Eh udah ya" ucap irvan sambil memungut kertas jawaban yang sengaja di jatuhkan lianti dari balik jendela.
Irvan pun tersenyum senang melihat kertas jawabannya, sesekali ia menatap ke arah jendela di mana tadi lianti berada di baliknya." Waktunya sudah habis, tolong kumpul ke depan dengan tertip" ucap bu arma
satu persatu para siswa di kelas itu pun maju menyerahkan kertas jawaban masing masing dan setelah itu berjalan keluar kelas.
Lianti yang baru saja masuk ke perpustakaan melihat irvan melintas, dengan cepat ia berbalik dan berlari kecil mengejar irvan yang berjalan menuju pelataran parkir sambil berbicara dengan seseorang di telpon.
Namun langkahnya terhenti tatkala irvan menghampiri seorang wanita yang sedang menunggunya dan mereka pun terlihat berbincang sesaat sebelum motor milik irvan itu pergi meninggalkan parkiran sekolah."Hmmm..kenapa hatiku terasa sakit gini ya" lianti berdiri terpaku dan berguman dalam hati.
" Ahh sudahlah" ucapnya lg lalu berjalan gontai ke arah gerbang sekolah.
--------------------
Pak mamat yang kelihatan bingung karena sejak tadi memperhatikan anak majikannya yang duduk diam sambil memejamkan mata di jok belakang,
"Non.., kita langsung pulang atau gimana nih" ucap pak mamat, yang membuat lianti tersentak dari lamunannya."Mampir ke Gramedia dulu pak, lia mau beli buku" jawab lianti dengan mata tetap terpejam.
"Baik non" pak mamat.Sekitar 20menit mobil mewah itu memasuki pelataran parkir Mall Xx, lianti pun turun bergegas masuk dan menuju eskalator.
tanpa sengaja matanya menangkap sosok cowok yang sejak tadi mengganggu fikirannya.
"Cewek itu mungkinkah pacarnya irvan?" tanya lianti dalam hati
"Hmmm..mereka tampak serasi dan bahagia" gumamnya lagi mencoba mengusir rasa kecewa yang sudah sejak tadi tak bisa lianti sembunyikan. seketika itu pun berbalik dan berjalan kembali keluar Mall menghampiri pak mamat yang baru saja akan tidur di dalam mobil"Kita pulang aja pak" ucap lianti yang baru saja membanting pintu dan duduk dengan asal di jok belakang
Pak mamat dengan sigap langsung menyalakan mesin dan membawa mobil itu menuju jalan raya.
------------------------MAAF KALAU SAJA BANYAK KEKURANGAN DALAM PENULISAN DI CERITA INI,
JUJUR SAJA AUTHOR MASIH DALAM TAHAP BELAJAR.
TAPI DI SINI AUTHOR BERUSAHA MEMBERI YANG TERBAIK.