¤4 - ilusi

11 5 0
                                    

Jika tidak salah hitung ini adalah hari kelima aku tidak menemukan sosok Kim Yeonjun di sekolah sejak kejadian tidak mengenakan itu, bahkan di lingkungan asrama pun tak ada yang mengaku pernah melihat keberadaannya. Jujur, seharusnya aku tidaklah perlu ikut memikirkannya tapi entah kenapa semakin aku ingin melupakannya aku malah semakin mengingatnya dan semakin mengingatnya aku malah semakin ingin menemuinya.

Perasaan aneh itu terus saja merasukiku beberapa hari ini dan entah kenapa aku merasa sangat sulit menghilangkannya. Bahkan aku sampai kena tegur beberapa pengajarku karena aku terus-terusan melamunkan Yeonjun saat jam pelajaran di kelas. Hal paling parahnya adalah hari ini, aku sampai meneriakan nama Yeonjun saat kembali mendapat teguran pak guru matematikaku. Seketika semua teman-temanku mengolokku tak hentinya, mereka terus mengatakan jika aku adalah Yeonjun lovers. Dasar menyebalkan!

Tapi.. bagaimanapun juga aku memang tak bisa mengindahkannya, sosok Yeonjun masih saja memenuhi pikiranku. Haaah~ jika saja ia masih berada di sekolah mungkin saat ini juga ia sedang mengayuh sepedanya di halaman sana. Aku mengetahui kebiasaannya itu saat malam hari setelah kejadian tidak mengenakan itu, setelah mengangkat jemuran aku menemukan Yeonjun disana. Ia terlihat berputar-putar di halaman asrama dengan sepeda yang berdecit cukup keras mirip sekali dengan suara aneh yang kutemui malam sebelumnya.

Penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Yeonjun, akupun iseng mengintipnya diam-diam dari balik tembok pembatas lantai bawah. Aku terkejut bukan main, suara Yeonjun saat menyanyikan sebuah lagu yang jika tak salah dengar adalah penggalan dari lagu Home yang dinyanyikan oleh Michael Buble.. suaranya sangat indah sekali. Dan benar-benar membuatku merasa kesepian..

"Haaaah~.. kau dimana? Kenapa menghilang seperti ini.." ucapku tak menyadari perasaan rindu yang begitu memuncak padanya. Entah kenapa aku benar-benar ingin bertemu dengannya sekarang, aku merasa mungkin jika saja aku berhasil menemuinya semangat belajarku akan segera kembali.

Kututup saja halaman buku tugasku yang sejak tadi tak kusentuh sedikitpun, sepertinya aku sudah menggila memikirkan sosok Kim Yeonjun. Pandanganku kurasa mulai perih lagi, ditambah suasana kamar yang sangat sepi lagi-lagi Taehyun meninggalkanku sendirian. Entah apa yang sedang diperbuatnya temanku itu selalu menghilang di sekitaran jam malam. Terkadang aku tak pernah mengetahui kepulangannya.

Sekedar mengalihkan kepenatan aku memilih beranjak menepi di jendela kamarku, langitnya lumayan cerah sekali malam ini sepertinya cocok digunakan untuk berkumpul bersama keluarga. Haaaah~.. aku jadi merindukan orang-orang rumah. Mereka sedang apa ya.. Aaah~ biasanya kak Jisuu selalu minta diantarkan makanan berkuah jika malam tiba seperti sekarang. Hhmmm~... apa kuhubungi saja ya kakak perempuanku itu?

Mungkin jika aku berbicara dengan orang lain kerinduanku pada Kim Yeonjun akan sedikit berkurang sekarang.. baiklah akan kucoba sekarang.

Menunggu beberapa detik berlalu kemudian, "Hallo kak Jisuu...kakak sedang apa sekarang?"

"Hei.. kenapa kau menghubungiku haah~ kau tidak belajar ya.. dasar pemalas!"

"Wah~ kenapa aku memiliki kakak perempuan bermulut pedas ya.. hhmm~ sepertinya aku tahu alasan kenapa sampai sekarang tidak ada sat-..."

"HEI CHOI SOOBIN!!! AKU TAHU KAU AKAN MENGEJEKKU LAGI HAAAAH!!! KAU PIKIR DIRIMU ITU SETAMPAN APA SAMPAI SOK TAHU SEKALI-........."

Sial! Kenapa aku malah membalas hal ini dengan kak Jisuu aaah~ suara cemprengnya kembali menyumpal telingaku. Jika sudah seperti ini aku tidak bisa melakukan apapun selain menjauhkan ponselku agar kepalaku tidak sakit mendengar suaranya yang masih saja terus mengomeliku..

"HEI SOOBIN KAU MENGACUHKANKU LAGI SEKARANG HAAAAAH???!!!!!!"

Suara kak Jisuu masih saja jelas kudengar tapi seketika pandanganku yang sejak tadi menerawang jauh dari balik jendela kamarku, akhirnya dibuat terpaku juga demi melihat sosok seseorang yang sedang mengayuh sepeda di halaman depan asrama. Entah kenapa perasaan sesak kembali mencekik leherku, seolah-olah kuyakini jika itu adalah Kim Yeonjun.

DRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang