¤7 - Dejavu

11 3 0
                                    

Tak terasa tinggal satu minggu lagi, menjelang ujian akhir kelas seleksi tahap dua. Meskipun aku masih tidak yakin dengan kemampuan yang kumiliki tapi entah mengapa perasaanku sekarang jauh lebih tenang. Bahkan dua hari lalu pengajarku mengatakan jika kemapuan bernyanyiku sudah semakin membaik.. tentu saja hal ini harus segera kuberitahukan padanya, Kim Yeonjun!

Tapi akhir-akhir ini aku agak kesulitan menemuinya bahkan sikapnya pun terkesan agak dingin padaku atau itu hanya perasaanku saja yang berlebihan karena sudah beberapa hari tidak bertemu dengannya. Terakhir kali menemuinya ia bahkan hanya tertidur saja di dalam kelas, aku yang masih terduduk di sampingnya pun tidak disapanya sama sekali, lalu ia akan menghilang di jam istirahat hingga pelajaran berakhir dan sampai sekarang pun tak tahu entah dimana.

Yeonjun apa kau baik-baik saja?
_


Keadaan sekolahku memang selalu ramai seperti biasanya, selain rutinitas harian yang dilakukan para penghuninya sesekali kutemui juga beberapa dari mereka yang masih disibukkan dengan kejaran para penggemarnya. Sedang aku yang kini sudah berhasil menggeser posisi Beomgyu diurutan empat sudah mulai terbiasa dengan tingkah 'aneh' para penggemarku. Aku sudah tidak malu lagi sekarang aku semakin berani menemui mereka, bahkan tanpa kuduga merekapun mau menuruti semua aturan yang memang sengaja kubuat agar sikap mereka tidak lagi memperlakukanku seperti buronan. Jauh dari perkiraanku ternyata cukup menyenangkan juga..

Aaah~ andai saja beruang maduku tahu bagaimana kehidupanku sekarang, mungkin wajahnya sudah kembali mengembung menahan amarah hahaha~ sampai sekarang pun aku belum mengatakan tentang peringkatnya yang semakin menurun. Bukannya aku ingin menyembunyikannya, aku hanya khawatir saja jika ia mengetahui hal ini Beomgyu tidak akan bersemangat lagi mengikuti turnamen nasional yang ia bilang tinggal menghitung beberapa hari lagi. Diluar dugaan Beomgyu lolos sebagai team inti..
Haaah~... ternyata dia memang berbakat sebagai seorang atlet.. padahal tingginya saja hanya mencapai pundakku..

Senyumku kurasa kembali mengembang, kudapati satu kotak penuh yang berisi kartu ucapan dan juga surat dari para penggemar tergeletak cukup rapi di meja belajarku. Aku senang mereka masih menuruti permintaanku..

Hhhmmm~ bagaimana kalau kita buka salah satunya.. pasti isinya sangat menggemaskan seka-


"Kau lihat warna rambutnya tadi? Itu jelas biru kan.. di sekolah ini hanya beberapa orang saja yang mewarnai rambutnya dengan warna biru.."

"Ya.. kau benar. Bahkan dia sudah menghilang kembali dari sekolah ini?!"

"Aaah~.. benar! Apalagi ia sering sekali berdiri disana.. pasti tidak salah lagi itu adalah Yeonjun!"

"Tu-tunggu.. a-apa maksud kalian berbicara seperti itu?!" seketika perhatianku teralihkan penuh pada obrolan beberapa teman kelas yang melewati mejaku dengan raut wajah yang serius. Jika tak salah dengar, tadi mereka menyebutkan nama Yeonjun beberapa kali yang langsung saja menarik rasa keingintahuanku..

"Aah~ kau belum tahu ya tadi pagi ada seorang anak lelaki yang ditemukan bunuh diri di halaman depan gedung olahraga.. dia pasti melompat dari lantai atas karena kepalanya sampai remuk!"

"Ya benar.. aku juga sempat melihatnya. Bahkan ada temanku juga yang melihat postingannya di twitter tadi pagi.."

"Tapi meskipun wajah remuk semua orang bisa mengenalinya dengan mudah, rambutnya berwarna biru dan-....."

"BRUKH!!!!"







Entah kenapa aku tak butuh lagi penjelasan apapun yang keluar dari mulut mereka, sekuat tenaga kudorong semua orang yang menghalangi jalanku dan segera berlari secepat mungkin menuju tempat terjadi peristiwa mengejutkan itu. Bagaimana mungkin aku bisa melewatkan semua hal genting ini dengan mudahnya? Bagaimana mungkin aku bisa tidak mengetahuinya? Bagaimana mungkin???

DRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang