Alice's pov
Kringg...kringg
Alarmku bunyi, sekarang jam 8!!! AKU TELAT?!! Aku langsung mandi ke kamar mandi dan pakai seragam, aku ke bawah dan melihat Zayn dan Niall sedang bersantai.
"HEI! Kalian sudah gila? Ini jam 8"
"Lo yang gila, hari ini kita libur"
"Libur?! Zayn, emang hari ini libur?"
"Iya Lice, hari ini libur sampai 2 bulan kedepan"
"Tai, ngapain coba gue bangun pagi.. UGH!!!"
"Lo siap-siap aja kan kita mau camping!" Ucap Niall semangat, "camping?" Tanyaku. "Yaa! Dengan One Direction dan The Girls" ucap Zayn, "The Girls? Ada Taylor?" Tanyaku.
"Taylor, Perrie, Ele dan Sophia" ucap Zayn kemudian tersenyum.
Ting..Tong
Aku pun membukakan pintu, "hai Mat-- eh Alice" ucap Louis, "hai Lou, Har. Silahkan masuk" ucapku.
"Tidak usah, kami hanya ingin memberitahu. Kami tidak jadi camping karena villa ayahku belum siap, jadi kapan-kapan saja ya" ucap Louis.
"Tapi Harry dan Taylor akan menginap dirumahmu" ucap Louis, "Ta--taylor?" Tanyaku.
"Ya, Taylor. Ada masalah Lice?" Tanya Harry, aku hanya diam kemudian masuk kerumah, aku sama sekali tidak menjawab pertanyaan Niall dan Zayn aku hanya naik keatas kemudian mengunci diriku dikamar.
Harry dan Taylor.
Aku tidak tau mengapa hatiku sakit, apakah ini yang dinamakan cinta?
Zayn's pov
"We're sad to hear that Lou, tapi gak apa-apa lah gak camping kan Harry nginep yakan?" Tanya Zayn, "yep" ucap Harry kemudian Louis dan Liam pulang disusul Niall katanya Niall ingin menginap dirumah Louis.
Jadi dirumah ini hanya ada gue, Harry, Alice dan Taylor.
"Mate, Alice mana?" Tanya Harry, "dia keatas tadi gue tanya kenapa tapi dia gak jawab" ucapku, "mungkin dia marah sama gue kali ya" ucap Harry.
"Mungkin, coba lo keatas deh. Gue mau ke supermarket bentar" ucapku kemudian aku pergi.
Alice's pov
Knock..knock
"Lice, open the door"
"Lice, ayo dong"
"Lice kamu marah sama aku?"
"Omongin baik-baik dong"
"JUST FUCKING LEAVE ME ALONE" pekikku, tapi dia masih saja mengetuk pintunya. Aku pun akhirnya membukakanya.
"Apa?"
"Kau menangis?" Tanyanya kemudian menghapus airmataku, "tidak! Pergilah!" Ucapku kemudian mendorongnya.
"Kau kenapa sih?!" Tanyanya rahangnya mengeras dan ia mengepalkan tangannya, "aku tidak apa-apa" ucapku, "kau tidak jelas!! Kau tiba-tiba menangis dan membuatku merasa bersalah" ucapnya menahan amarah.
"KAU TAHU KAN AKU MEMBENCI TAYLOR DAN TAYLOR MEMBENCIKU, LANTAS MENGAPA KAU MENGAJAKNYA?! MENGAPA HARRY?! KAU INGIN AKU DI PERMALUKAN? KAU--"
Plakk!
Satu tamparan dari Harry mendarat mulus di kulit pipiku, "KELUAR!" Pekikku.
"Ma-maaf"
"KELUAR SEKARANG JUGA JERK!"
"aku tidak sengaja, maaf" ucapnya kemudian memelukku, aku hanya meronta-ronta agar ia melepaskanku, namun ia malah mengunci pintu kamarku.
Ia menciumku, aku pun membalasnya, entah kenapa. Kemudian ia mendorong ku ke kasur, membuka semua pakaianku.