Alice's pov
Pagi ini aku terbangun karena Liam membangunkanku, ugh.
"Nona, tolong bangun" ucapnya, "Liam aku boleh saja memeriksa rumahku tapi jangan ganggu tidur nyenyakku!" Pekikku, "kami hanya ingin memberitahu" ucapnya pelan, matanya seperti melihatku iba. Apa yang terjadi?
"Apa?" Tanyaku, "Ibumu meninggal pagi ini, dan tersangka pembunuhannya adalah Yaser" ucapnya.
Aku langsung meneteskan airmata dan membelalakan mataku, "kenapa kau tuduh Yaser, Liam? Kau tidak mengetahui apa-apa kau tidak tahu Yaser mencintai ibu! Kau tidak tahu!" Pekikku.
Kemudian Zayn datang ke kamarku dan memelukku, "tidak, Liam! AYAHKU BUKAN PEMBUNUH! KAULAH YANG MEMPERUMIT KEADAAN BRENGSEK!" Pekikku.
"Nona, saya disini adalah pemimpin dari kasus ini. Saya harap nona bisa menghargai saya" ucap Liam, "kalau kau menuduh ayahku, apa buktinya Liam?" Tanyaku.
"Anak buah kami terakhir melihat Yaser ditempat pembunuhan ibu kakak tirimu, dan dari data pelacakan juga mengatakan bahwa Yaser lah pembunuhnya" ucap Liam, "kau percaya? Aku bisa meramal? Dan instingku bilang itu bukan Ayah! AYAH HANYA DIJEBAK, LIAM!" Ucapku.
"jika kau bisa meramal, siapa yang membunuh ibumu dan siapa yang membunuh ibu dari kakak tirimu?" Tanya Liam, "aku bisa melacaknya, aku akan bekerja sama dengan ayah untuk mendapatkan pelaku brengsek ini. Dan jangan salahkan aku jika aku membunuhnya didepan matamu, didepan mata kalian" ucapku.
"Lagipula, jika ayah dikejar oleh kalian. Mengapa ayah berfikir untuk bertemu ibu? Sedangkan ayah lebih baik sembunyi" tambahku.
"Kami mengetahuinya Alice, kami mengetahui ayahmu" ucap Liam, "KAU TIDAK TAHU APA-APA BRENGSEK! IA AYAHKU!" Pekikku.
"Aku mohon kau pergi dari rumahku karena aku, tidak mengizinkanmu" ucapku, "tidak bisa, kami akan mendapatkan Yaser secepatnya" ucap Liam.
"Well, semoga berhasil" ucapku, "kau lebih baik beritahu dia dimana Yaser, Alice!" Teriak Niall dari arah pintu.
Wait, What? Mengapa dia membela Liam? Ayolah instingku biasanya bekerja dengan cepat! Pikir! Pikir! Ughh!
"Kau tahu Niall? Kau baru pulang hari ini dan tiba-tiba kau mencampuri urusan kami" ucap Zayn, "ayahmu membunuh ibuku!! Dan bahkan membunuh mantan istrinua sendiri" ucap Niall.
Harry yang baru datang dan mendengar perkataannya pun menonjoknya, "aku memang memegang kasus ini, tapi sebaiknya kau Liam dan Niall bersikap baik pada perempuan" ucap Harry.
"Kau tahu Niall? Dengan cara seperti ini aku menaruh kecurigaan padamu" ucapku kemudian keluar kamar.
Harry mengikutiku kearah danau, "Har, kau mau bantu aku kan?" Tanyaku.
Namun Harry hanya menyuruhku diam, kemudian ia melepaskan mic yang lagi-lagi ditempelkan oleh Liam kemudian ia membuang mic tersebut ke danau.
"Aku akan membantumu, Alice. Dan jangan bersikap aneh karena dibelakang sana sekitar 5m dari kita mobil yang berwarna merah dan hijau adalah anak buah Liam" ucapnya.
"Bagaimana kau-- oiya aku lupa kau juga anak buahnya Liam" ucapku.
"Tidak, kau tidak perlu cemas. Aku lebih memilih orang yang aku percayai, menurut logika ku, seorang ayah tidak mungkin ingin membuat kehidupan anaknya rusak. Ia pasti dijebak Alice" ucap Harry kemudian memelukku yang menangis.
•••••••
Hai! Maaf ya short! Cuma mau update karena ulang tahun Zayn Malik!! Yeay!
Happy birthday Zaynie Malik, suamiku tercintahh AHAHAHA LOVE U BABE.
vomments ya!
