Liam's pov
Susah mengatakannya, sebenarnya aku tahu siapa pembunuhnya. Namun karena aku adalah pimpinan kasus untuk menangkap Yaser jadi aku harus melakukannya.
Ini adalah suruhan bosku, bos ku tidak tau sama sekali tentang Yaser tapi ia mendapat laporan dari Niall bahwa Yaser lah yang membunuh jadi kami semua harus menangkap Yaser, bukan Niall Horan.
Alice's pov
"Lice! Yaser tertangkap" ucap Zayn, "kau lebih baik memanggilnya dengan sebutan ayah, Zayn" ucapku.
"Whatever tapi ia tertangkap"
"Ia tidak akan bisa tertangkap selama ia tidak bersalah"
"Terserah, aku capek denganmu Lice, memang dia pelakunya. Kau terima saja, belakangan ini kau marah-marah dan tidak ingin makan, kau jadi gila karena ayahmu"
"itu ayah mu juga, brengsek!"
"Kau mulai kasar, Alice" ucap Zayn kemudian pergi meninggalkanku, "Fuck!" Teriakku padanya.
Aku pun duduk di balkon rumah, menenangkan diri sambil menangis.
"Menangis terus, tidak capek?" Tanya Harry, "Kau tidak tau bagaimana rasanya" ucapku. "Ayahku meninggal karena dibunuh dan Ibuku meninggal karena ia dihukum mati karena membunuh ayahku dan kakakku" ucap Harry.
"Sorry,"
"Its fine, aku sudah merelakan kepergian mereka" ucap Harry kemudian tersenyum, kami pun berencana akan pergi ke apartementku, tapi sebelumnya aku meminta izin Zayn. Walaupun aku membencinya tapi ia tetap kakak kandungku.
Aku pun menghampiri Zayn dibawah, "Zayn, aku ingin ke apartementku. Aku butuh waktu" ucapku, "Kau boleh pergi, hati-hati baby girl" ucap Zayn.
"tidak! Ia tidak boleh pergi! Siapa tahu ia menemu Yaser" ucap Niall, "tidak! Aku akan menjaganya," ucap Harry.
"kami tidak bisa melepasmu segampang itu nona Alice" ucap Liam, "hei bedebah, aku sudah lelah dengan semua ini, dengan omongan sampahmu dengan bullshit mu dan Niall, jika kalian ingin menangkap ayahku ya tangkap saja ayahku! Jangan buat aku ikut campur, Brengsek" ucapku.
"Kau harus beritahu dimana ayahmu kalau begitu nona!" Ucap Liam, "aku tidak tahu, bodoh!" Ucapku kemudian menarik Harry keluar rumahku, sebelum aku keluar dari pintu rumahku aku berteriak, "jika aku melihat salah satu anak buah mu didekat apartementku, atau barang-barang pelacakmu di apartementku siap-siap saja kau ku bunuh" ucapku kemudian membanting pintu.
Harry hanya tercengang melihatku, kemudian ia terkekeh.
"Kenapa kau?" Tanyaku, "kau lucu" ucap Harry. "Terserah, aku sedang tidak berdebat denganmu" ucapku kemudian memencet tombol lift ke lantai 69.
"Kau tinggal di lantai 69? Seperti gaya untuk sex" ucap Harry, "kau pecinta sex ya? Haha" ucapku dengan ketawa hambar.
"Ya aku suka dengan hal semacam itu, tapi aku tidak pernah melakukannya. Aku ingin melakukannya denganmu" ucap Harry.
"Sebenarnya aku jijik dengan pernyataanmu barusan tapi entah kenapa its turn me on" ucapku, kemudian aku merapatkan pahaku seraya mengapit kemaluanku yang sudah gatal ini.
"Kita bisa melakukannya di apartementmu, sabar lah Alice" ucap Harry.
"Tidak bisa Harry, ak-aku ingin ahh seka-ahh-rang" ucapku sambil mengapit kemaluanku, Kami pun sampai dilantai 69 Harry menggendonku sampai apartementku, kemudian ia menurunkanku di kasur.
Aku membuka hoodie ku dan shorts ku, aku hanya memakai lingerie sekarang. Harry membuka bajunya, kemudian celananya. Aku melihat semua tattoo yang ada ditubuhnya, sangat indah.
Ia berpostur tubuh besar, berotot dan membuatku semakin ingin melakukan ini dengannya.
Ia pun melumat bibirku, aku membalasnya. Ia mulai mencium leherku dan turun ke payudaraku.
"Har- ahhh"
Aku mengerang keras ketika tubuh kami bersatu, ia mengguncangkan pinggangnya kedepan dan kebelakang sementara aku hanya mengerang dan terus mengerang.
Sampai akhirnya cairanku dan Harry keluar bersamaan.
"Aghhhh, kau sungguh nikmat" ucap Harry disela-sela ia menjilati kemaluanku, selanjutnya kami melanjutkan dengan gaya 69.
"Kau suka gaya ini? Seperti lantai apartementmu" ucap Harry kemudian menciumku, ia pun berbaring disebelahku dengan keringatnya yang sangat banyak, aku pun memasangkan selimut untuknya, "selamat tidur" ucapku.
Ia pun tertidur dan aku akan menemui ayah. Jika kalian mengira Yaser sudah ditangkap kalian salah, memang Yaser sudah tertangkap tapi ia sudah membebaskan dirinya. Sekarang ia akan mencari sang pembunuh.
Aku bertemu dengannya di salah satu tempat rahasia bawah tanah milik temannya.
-secret place-
"Aku ingin bertemu Yaser, Yaser Malik" ucapku, "kau siapanya?" Tanya orang yang memakai masker ini, "aku anaknya, anak kandungnya" ucapku, ia membuka maskernya.
"Lo-louis?!"
"Hai Alice, Ayahmu sudah menunggu didalam" ucapnya, "ka-kau?! Ceritakan padaku Louis!" Ucapku.
"Aku sudah bekerja dengan ayahmu sangat lama, Alice" ucapnya kemudian mengajakku masuk.
"Ayah? Aku sangat rindu padamu" ucapku kemudian memeluknya, "Alice, kau harus pergi secepat mungkin" ucap Ayah.
"Maksud ayah?" Tanyaku, "pergi dari rumahmu, ajak Zayn pergi" ucap Ayah.
"Aku masih tidak mengerti"
"Pembunuhnya adalah....."
