"Aku ada di dunia BoBoiBoy ini karena aku memiliki hutang yang belum lunas semasa aku hidup di dunia."
Itu adalah ucapan terbullsh*t yang pernah aku ucapkan. Mungkin lebih tepatnya adalah ... kesimpulan yang tak terbukti mengingat saat itu aku masih tenggelam dalam lautan kebingungan.
Waktu itu aku tidak tahu harus melakukan apa karena aku tidak tahu seluk-beluk dunia BoBoiBoy ini. Terlebih lagi, aku baru menyadari bahwa aku adalah seorang pemikir minor yang sering dilanda rasa takut.
Akhirnya masa introgasi telah usai. Mereka semua membiarkanku beristirahat di kamar setelah aku mengutarakan apa yang ada di dalam kepalaku. Yaya, Ying, dan Shielda yang mengantarku, dan mereka tidak mengucapkan apa pun padaku. Padahal aku mengharapkan satu suara dari mereka seperti kata, "Selamat berehat", tapi nyatanya tidak, dan aku merasa miris.
Aku kesepian, dan untuk sesaat aku merindukan Ibuku karena aku pergi tanpa pamit, bahkan aku tidak sempat meminta maaf padanya.
Aku melempar bantal ke tembok dan mengeluarkan air mata lagi.
Ke-kenapa ...,
Kenapa ...,
Kenapa aku membuat masalah?!
"Alasan kenapa aku bawak kamu kemari disebabkan OC-antagonist kamu berkeliaran kat dunia kami," tegas BoBoiBoy.
Aku diam tak berkutip saat itu, karena terkejut dengan apa yang ia ucapkan. Fang mengiyakan, "Ha'ah, sebab tu lah BoBoiBoy bawak kau kat sini, dia nak kau bertanggung jawab dengan apa yang dah kau buat."
"Tapi kenapa korang kena cakap sekarang? Kenapa tak cakap awal-awal?"
Aku melempar bantal lagi. Teringat dengan pertanyaanku di ruang introgasi itu.
"Kerana kami nak uji kamu sikit." Amato yang menjawab hal itu. Aku menoleh ke arahnya. "Kami semua nak tahu apakah kamu ni betul-betul boleh gunakan kuasa Clone atau tidak, dan setelah kami melihat dengan mata kepala sendiri, kamu nampaknya boleh gunakan kuasa ni."
"Incik. Incik tahu tak?" Aku berujar dengan mata memerah. "Disebabkan tiada yang bagi tahu saya, saya hampir nak bertukar menjadi Clone tahu tak?! Awak pernah rasa ke macam mana rasanya menjadi orang lain?!"
Saat itu aku menangis lagi. Butuh waktu satu jam lebih mereka semua meredakan tangisanku, belum lagi ucapan Laksamana Tarung yang benar-benar tidak membantu.
Aku menghembuskan napas. Oke, aku sudah lega sekarang. Aku pun menghempaskan diriku ke kasur tanpa bantal. Yang ada hanya selimut yang kubiarkan begitu saja.
Sebagai informasi saja, setelah aku selesai menangis, semuanya pun meminta maaf padaku.
"Arlin. Kami minta maaf." Yaya yang mengatakan itu. Aku senyap, tidak menyahut. "Mahukah kamu membantu kami untuk kalahkan semua OC-antagonist kamu? Mereka sangat berbahaya untuk keselamatan Power Sphera."
"Cih, bukan kitalah Yaya, dia sendiri yang kena tanggung jawap pasal OC-antagonist tu." Sai menjawab dengan seenak jidat. Sudah tajam, judes pula. Shielda sampai menepuk perut Sai dengan keras membuat pemuda bertopi kuali itu balas menatapnya tajam.
Aku diam lagi.
"Ya, disebabkan kemunculan OC-antagonist kamu, semua penjahat-penjahat yang ada kat dalam alam semesta ni boleh bangkit semula! Dan itu bukan hanya membahayakan Power Sphera, tapi kita semua jugak dalam bahaya!" seru Laksamana Tarung. Aku membesarkan mata, apa itu ... benar?
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER DIE: Deep to BoboiBoy's World [END]
Fiksi Penggemar[Fantasy - Action - Adventure] - [COMPLETED] Kisahku berawal ... setelah aku mati. Setelah kematianku, aku langsung dimasukan ke dalam dunia BoBoiBoy. Jika semua tokoh utama dalam anime isekai senang dimasukkan ke dalam dunia isekai, justru aku seba...