part 5. finally acha found

60 6 0
                                    

Acha menangis didalam kamar mandi, tanpa suara. Hanya sesegukan dan air mata, yang mewakili sakitnya, acha benar-benar terluka karena perlakuan irene kepadanya, dia tidak mengerti apa yang diucapkan irene kepadanya. Acha ingin keluar dari semua masalah ini, ia ingin semua masalah dilalui bersama ray.

Sakit itu yang menggambarkan keadaanya sekarang ini, ingin keluar dari kamar mandi tapi tak bisa. Karena terkunci dari luar. Bukan terkunci tapi dikunciin dari luar, siapa lagi pelakunya kalau bukan irene dkk. Dengan baju yang basah dan darah yang terus menetes dari tangan kanannya, ia tak ingin membuat orang lain khawatir kepadanya, cukup diri sendiri yang khawatir.

Bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Ia tau pasti jessi dan bu yeni sedang mencarinya, acha ingin teriak sekencang-kencangnya. Tapi tak ingin ada seseorang yang melihat keadaanya dan mendengar suara teriakannya. Acha terus meneteskan air mata dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"papah acha ini gila ya?, acha takut papah, acha gak kuat kaya gini terus. Acha mau ikut papah sama papah acha bisa kuat, sama papah acha bisa tegar dan sabar. kapan acha bisa ketemu papah. Acha benar-benar gila ya papah? Semua temen pada ngejek acha, katanya, acha ini gila gak punya otak. Acha kangen papah kangen banget, papah acha pengen mati aja, kalo acha mati cakra dan temen-temen seneng." batin acha terus menangis, ia benar-benar ingin menghilang dari bumi ini. Sekarang juga.

"acha mau ikut papah sekarang ya? Acha sakit pah, sakit itu gak pernah hilang dari hati acha. Sakit itu terus datang dalam satu ejekan. Acha mau ma--" lanjut batin acha. Acha mendengar suara jessi yang memanggilnya terus menerus.

"achaaaa....achaaaaa dimana si" teriak jessi. Membuat semua guru-guru yang sedang mengajar berjalan kearahnya, murid-murid yang sedang belajar pun melihat kearah jessi. Yang terus menerus meneriaki nama acha.

"achaaaaaa......"

"incess kenapa teriak-teriak manggil nama acha" ucap bu anti-wakil kepala sekolah. Semua guru disekolah sudah terbiasa memanggil nama jessi dengan sebutan incess.

"acha dari tadi ke toilet, tapi gak balik ke kelas bu anti"

"incess udah cari ditoilet?"

"hehehe... Belum bu anti, incess lupa" ucap jessi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"ya udah kita cari ditoilet dulu ya, ibu guru tolong bantu mencari acha juga, ya. Kita mencar agar acha cepat ketemunya" ucap bu anti diangguki semua guru yang ada disana.

Guru-guru membantu jessi menemukan acha, mulai memencar mencari keberadaan acha. Dimulai dari toilet A1a, Kemudian A2b, A3c, A4d--dan A10j.
Guru-guru hanya mencari ditoilet lantai 1 dan 2. Lantai 3,4,5,6,7,8,9 dan 10 tidak. Karena toilet lantai 3 dan seterusnya, dipakai untuk murid sekolah dasar.

Hampir 10 menit guru-guru mencari keberadaan acha, hasilnya nihil. Acha tetap tidak ditemukan. Jessi melihat kearah cakra dan irene dkk, mereka terlihat sedang mengobrol dan tertawa puas. Jessi heran, kenapa cakra tidak sedih dan khawatir,saat acha menghilang seperti ini. Cakra malah tertawa sangat senang, disaat semua guru-guru dan teman-teman mencari keberadan acha. Batin jessi. Lalu berjalan kearah mereka.

"cakra, irene, fira dan lina. Kalian gak ngeliat acha?" ucap jessi yang langsung mendapat lirikan tajam dari cakra, irene dkk.

"maksud jessi apa!? Jessi nuduh kita berempat yang udah jahatin acha, hahh!" irene mendorong pundak jessi pelan.

Jasska yang melihat kembarannya didorong oleh irene pun berjalan kearah mereka. "irene jangan sentuh incess" ucap jasska menghempas tangan irene daru pundak jessi.

Irene menampilkan senyum smirknya. "ehh, ada pahlawan kepagian, nih incess jasska" ucap irene, mendorong jessi yang terhuyung kebelakang. Dengan sigap pahlawan kepagian pun menangkap jessi dari belakang agar tidak jatuh.

ACHAWhere stories live. Discover now