Hari ini haknyeon sudah harus balik ke jogja lagi. Dia harus mengurus beberapa berkas : pengisian kartu rencana studi, memilih beberapa matkul baru, dan mendaftar ke kelas matkul yang biasanya jadi rebutan. Hal itu berlaku untuk lanjut ke semester berikutnya.
Kondisinya masih larut dengan duka atas meninggalnya ayahnya. Hanya saja, haknyeon bagaimana pun harus melanjutkan hidupnya. Haknyeon duduk diam di depan meja abu yang berisi foto ayahnya dan juga beberapa : dupa, lilin, uang kertas, lauk, kue, dan buah. Haknyeon selalu berdoa untuk kedamaian ayahnya.Ceklek
Sunwoo membuka kamar Haknyeon, bau aroma dupa menyeruak ke seluruh ruangan. Dia melihat haknyeon tengah terduduk sembari menunduk, bahkan kamarnya terlihat tidak banyak penerangan. Selarut itukah dia dengan kesedihan? Hingga membuat Haknyeon tidak sadar akan kehadiran sunwoo di kamarnya. Pria imut pecinta warna putih itu bahkan kini terbalut oleh kain berwarna hitam. Demi Tuhan, Sunwoo baru mengetahui kabar bahwa Haknyeon kehilangan ayahnya untuk selamanya.
Dugh
Sunwoo berlutut di sebelah haknyeon. Lelaki keturunan cina itu menatap Sunwoo perlahan. Matanya terlihat sangat sembab, bahkan wajahnya seperti orang yang tidak tidur beberapa hari. Raut lelah tercetak jelas di sana. Sunwoo sedih melihat haknyeon seperti ini.
Grep
Sunwoo menarik tubuh haknyeon ke dalam pelukannya. Membiarkan yang lebih tua merasa lebih tenang dari sebelumnya. Haknyeon tidak menolak, sungguh ia butuh sandaran saat ini. Wajahnya bersembunyi di ceruk leher Sunwoo. Perlahan namun pasti, suara isakan terdengar jelas di telinga yang lebih muda. Bahkan kini ia dapat merasakan tetesan airmata mengenai lehernya.
"Maaf, gue baru datang buat lo." Sunwoo mengusap lembut punggung haknyeon.
"Hiks—"
"Nangis aja sampai lega. Gapapa, setelah itu janji lo nggak boleh nangis lagi."
"—gue beneran nyesel, nyeon. Seharusnya gue selalu ada buat lo. Kenapa sih lo nggak ngabarin gue? Bahkan lo ilang kabar gitu aja." Sambung Sunwoo sendu melihat sosok haknyeon yang biasanya ceria kini menangis lemah.
Hampir sepuluh menit Sunwoo masih tetap memeluk haknyeon. Perlahan dia sandaran ke tembok, pegel sih sebenernya tapi demi babi embulnya dia rela pelukan sampai lama. Dia duduk sambil buka kakinya, sedangkan haknyeon duduk di tengah antara kedua kakinya dengan posisi ngelingkarin tangannya ke leher Sunwoo. Dia masih belum mau ngelepasin, nggak tau butuh sandaran atau emang enak pelukan.
"Maaf, gue nggak ngabarin. Gue harus ngurus pemakaman papa." Jawab haknyeon pakai suara seraknya akibat kelamaan nangis, Sunwoo mengusap-usap rambut berwarna coklat madu itu.
"Udah makan?" Haknyeon gelengin kepala tanda dia belum makan.
"Makan dulu. Jangan nangis terus, nanti lo kurus gue yang sedih, mbul." Sunwoo baru aja mau ngelepasin pelukannya haknyeon, tapi haknyeonnya nggak mau yauda akhirnya sunwoo ngebiarin dia begini. tapi, enak juga sih pelukan jadi lebih anget.
"Kamar lo serem amat sih, bi. Gue nyalain lampunya ya." Baru aja Sunwoo ingin bangkit guna meraih saklar. Tapi, haknyeon nahan tubuhnya.
Sampai akhirnya mereka berdua bertatapan dengan jarak tidak ada 5 centi. Nafas keduanya bertabrakan, sunwoo nggak tau dapet keberanian dari mana sampai akhirnya kedua bibir mereka bertemu saling menempel lembut satu sama lain.
Haknyeon dan Sunwoo larut dalam suasana tanpa sadar keduanya menutup mata, Sunwoo memiringkan kepalanya. Sedikit menyesap bibir manis haknyeon, dia seperti mendapat dorongan untuk melumat habis bibir cherry berisi tersebut.
"Mmpphh.." desahan lembut keluar dari bibir haknyeon ketika keduanya saling bertarung lidah.
Biarkan keduanya mengikuti kata hati masing-masing. Jika memang melakukannya dapat membuat keduanya saling merasa dicintai, gerakan penolakan tak akan pernah ada diantara keduanya dan status pun tak akan ada gunanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Numpang Mandi | Sunhak🛀💦
FanfictionBerawal numpang mandi hingga berubah menjadi numpang singgah di hati❤ "Haknyeon babik, Gue numpang mandi yak?" Sunwoo dengan seperangkat tampang nggak modal. "Astagfirullah, berbulu." Haknyeon mode tutup mata ngintip dikit. ⚠WARN⚠ Susunan chap beran...