CHAPTER PERTAMA -R-

42 3 0
                                    

Raiden Jay Yunanda

"Bagaimana dok?" Tanya seorang wanita yang tengah memangku anaknya kepada dokter didepannya.

"Anak ibu mengidap syndrom Asperger, adalah keadaan dimana anak ibu dan bapak sulit untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Bahkan mereka sulit untuk mengutarakan isi hati dan juga sulit untuk berekspresi." Jawab dokter itu.

"Tapi bisa disembuhkan kan dok?" Seorang pria yang tak lain merupakan ayah dari anak lelaki itu.

"Tidak ada obat untuk syndrom ini. Hanya saja, kita bisa melakukan terapi"

"Kami akan melakukan apapun. Aku benar benar tak nyaman melihat putra selalu tanpa ekspresi dan berbicara seperti robot" pria itu mengacak rambutnya frustasi.

"Tapi dia anak yang benar benar genius. IQ nya bahkan melampaui manusia biasa" ujar dokter itu.

"Selalu ada kekurangan dibalik kesempurnaan"

Ariella Larissa

"Bagaimana keadaan putri saya dok?"

"Kita harus segera melakukan operasi untuk mengangkat tumor yang ada di otak putri anda"

Blenkk!

"M-mas a-anak aku nggak papa kan? Tu-tumor?"

"Kamu tenang saja, putri kita adalah gadis yang kuat. Aku tidak pernah melihatnya mengeluh sebelumnya. Padahal dia sebenarnya benar benar kesakitan" sang suami merengkuh tubuh istrinya. Dia juga tak menyangka putri kecilnya akan terkena penyakit mengerikan seperti itu.

"Iya mas"

"Bagaimana pak?" Tanya dokter itu lagi.

"Lakukan apa saja untuk selamatkan putri saya"

Dokter itu mengangguk mantap. Dia langsung menyiapkan ruang operasi.

Saat ini pasangan suami istri itu tengah menunggu dengan penuh harapan didepan ruang operasi.
Sang istri masih terus menangis sesenggukan, tak menyangka putri kecilnya harus menderita penyakit ganas.

Selang beberapa jam kemudian, dokter yang menangani putri kecilnya keluar dari ruang operasi. "Bagaimana dok?" Tanya sang istri cepat.

"Bisa ikut ke ruangan saya?"

Pasangan suami istri itu mengangguk, diikutinya langkah sang dokter. Kemudian duduk berhadapan di satu meja.

"Sebelumnya saya akan terangkan mengenai syndrom tangan alien. Syndrom ini merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat mengendalikan tangannya sendiri, atau juga tangannya memiliki pikiran sendiri" dokter itu menjeda.

"Lalu apa hubungannya dengan anak kami?" Tanya sang suami.

"Syndrom ini terjadi karna efek melakukan operasi pada bagian otak" dokter itu menatap netra sang kepala keluarga. Merasa sang suami itu akan mengerti dengan apa yang dia maksud.

"Be-berarti anak kami terkena syndrom tangan alien?"

"Benar pak."

***

"Papa!!! Tolongg!!!"

Prangg!!

Puk!!

Prang!!

"Papa!!!!"

Brakk!

"Riel!"

"Papa sakitt!!"

Plakk!!

Plakk!!

Larissa yang tak lain adalah ibu dari gadis itu langsung memeluk tubuh putrinya. Gadis itu menangis didalam pelukan sang ibu. Begitu juga Larissa, yang ikut meneteskan air mata melihat penderitaan yang harus ditanggung putrinya.

"Dimananya sakit?" Sang ibu menggenggam kedua tangan putri kecilnya agar tangannya berhenti bergerak.

"Pipi" ujar Riel lirih.

"Sini mama obatin"menggendong putri kecilnya ke atas tempat tidur. Mengambil kotak P3K dan mengobati pipi putri kecilnya.

"Tangan Riel jahat ma" gadis itu menangis sesenggukan.

"Tangan Riel nggak jahat kok, cuman bandel aja" Larissa tersenyum pada putri kecilnya. Mencoba untuk memberi kekuatan pada putrinya itu.

"Riel kenapa?"

"Papaa!!" Gadis kecil itu langsung berhambur ke pelukan sang papa. Kembali menangis dipelukan papanya yang tak lain adalah Antony.

"Tangan Riel potong aja ya? Dia jahatin Riel. Dia tampar Riel, dia lemparin semua barang. Tangan Riel yang udah buat kamar berantakan bukan Riel"

Suami istri itu langsung memeluk tubuh putrinya. Seorang anak kecil yang seharusnya tengah bermain bersama anak anak seusianya. Putri kecilnya ini malah mengidap penyakit langka yang sulit disembuhkan.

***

Sekarang gadis kecil itu sudah dewasa. Tumbuh dengan berbagai siksa dunia. Gadis itu menulis kata demi kata dia sebuah buku.

Buku dengan judul "Kisah R". Tentang bagaimana dia bisa menjalani hidup dan berjuang sendirian. Membantah semua hinaan agar hatinya tetap utuh walau sebenarnya begitu rapuh.

Dia juga ikut menuliskan bagaimana semua caci maki, hinaan dan kekerasan itu dia terima.

Bagaimana seorang manusia tak sempurna sepertinya ingin di buang dari bumi. Mengutuknya dengan berbagai sumpah serapah.

Dia hanya berharap, semoga di buku itu akan ada warna lain selain blue. Berharap suatu saat nanti setidaknya ada satu bait yang menunjukkan kalau dia pernah bahagia walau hanya 1% dari hidupnya di bumi.

Kisah 'R'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang