CHAPTER KEEMPAT -R-

12 1 0
                                    

"Jangan beri titik pada sesuatu yang seharusnya menjadi koma"


Hari yang melelahkan bagi Riel. Baru hari pertama dia sekolah tapi itu terasa sangat lama dan berat. Seperti jalannya waktu diperlambat hari ini.

Gadis itu merogoh ponselnya dan memesan makanan. Dia tidak bisa memasak, dia masih sayang pada dapurnya dan tidak ingin menghancurkannya.

Apartemen yang ditinggali oleh Riel ini tak terlalu besar dan juga tak terlalu kecil. Sederhana.

Riel bergegas mengambil makanannya dari bang gojek setelah mendapat pesan kalau Abang gojek itu sudah sampai.

Riel duduk di meja makan. Mulai memindahkan nasi goreng pesanannya ke atas piring.

Sebelum makan, Riel berdoa agar makanannya diberkati dan berharap untuk sekali seumur hidupnya dia makan dengan tenang seperti orang orang pada umumnya.

Gadis itu menarik napas panjang. Barulah dia mulai makan. Di suapan pertama dan kedua, tangan gadis itu masih mau mengikuti perintah Rigel. Namun pada suapan ketiga tangannya malah menjatuhkan sendok.

Membuat nasi yang ada disendok itu juga ikut terjatuh. Riel kembali menutup mulutnya karna suapan nasi itu tak berhasil sampai ke mulutnya.

Gadis itu berjalan ke arah rak piring dan membawa sendok sekaligus banyak. Suapan ketiganya berhasil, begitu pun suapan keempat. Namun pada suapan kelima tangan kirinya tiba tiba memukul tangan kanannya yang tengah menyuap nasi kemulutnya. Sendok itu jatuh beserta isinya.

Riel kembali mendengus, dia mengambil sendok ketiga dan kembali makan. Hal itu terus terjadi sampai dia harus mengganti sendok sebanyak sembilan kali. Bahkan lebih banyak nasi yang terbuang dari pada dia makan.

Sungguh malang nasib Riel Larissa.

***

Riel berjalan menunduk menuju kelasnya. Dia memakai sweater oversize berwarna abu rokok. Sama seperti hari kemarin, dia juga memakai tudung sweater oversize itu hingga sebagian wajah Rigel tertutup.

Semua masih terlihat normal. Riel menghela napas lega, sebentar lagi dia akan sampai di kelasnya.

Namun realita tak semanis ekspektasi. Riel tiba tiba diseret oleh beberapa perempuan yang tidak dia kenal.

Riel dibawa kesebuah ruangan yang sangat berdebu, gelap dan banyak  sarang laba laba. Mereka melempar tubuh Rigel membentur dinding.

Riel meringis kesakitan. Orang itu tersenyum sinis. "Lo nggak sepantasnya ada di tempat ini" ujarnya dingin sambil mencengkram dagu Rigel.

"Sa-lah gue a-pa" air mata Riel tiba tiba menetes. Dia tidak memungkiri kalau kekuatan perempuan didepannya ini tak bisa diremehkan.

"Lo itu cewek gila! Idiot! Lo nggak sepantasnya ada di dunia ini! Lo gadak tempat disini!"

Brakk!!

Tubuh Riel terhempas ke lantai.
Wanita itu mendekat dan hendak jongkok didepan Riel. Melihat ada kesempatan, Riel segera menunjang perempuan itu menggunakan kakinya dan berusaha berlari.

Bruukkk

Belum sempat Riel keluar dari pintu, seorang perempuan yang tak lain adalah teman perempuan yang tadi menghantam kaki Riel menggunakan kursi.

Riel jatuh dengan kaki berlumuran darah. Kursi itu patah dikakinya dan sebuah patahan kursi itu menancap di betisnya.

Riel kembali meringis kesakitan.
Riel benar benar berharap ada orang yang menolongnya. Gadis tu berteriak mintak tolong.

Kisah 'R'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang