Sakura belum pernah segugup ini selama dia hidup lebih duapuluh tahun, di depannya hanya ada seorang wanita yang serupa dengan dewi-dewi yang sering dia baca di novel fantasy setiap malam. Dia tidak bercanda, wanita paruh baya di depannya adalah replika seorang malaikat tanpa sayap. Cantik, dan berwibawa, membuat dia yang hanya seorang lulusan SMA plus sedang jatuh cinta begitu dalam terhadap pria disisinya yang juga turut memandang paruh baya di depan mereka tersebut merasa minder dan rendah diri.
Gadis dikenal bernama Sakura Haruno itu terlihat sekali gugup dan menahan batuk yang tiba-tiba kambuh di waktu tidak tepat, pikirnya, karena dia tidak mungkin melakukan hal tidak sopan itu di depan wanita konglomerat yang akan menjadi mertuanya nanti itu. Jadi Sakura hanya berdehem, seraya berharap acara saling tatap menatap dan memerhatikan seakan dirinya adalah seekor kelinci di tengah hutan itu segera dihentikan, karena dia mulai gugup dan berkeringat dingin.
Ya tuhan! Serunya dihati, kapan dia pernah merasakan seakan seluruh pasang mata di dunia ini sedang menilainya, dalam dan luar. Tidak, setelah dipikir-pikir Sakura belum pernah merasakannya. Di bangku SMA, seingatnya yang masih belum pikun hanya ada seorang gadis culun yang bersedia menjadi temannya, atau lebih tepatnya kenalannya saja.
Jangan salahkan dirinya, Sakura bukannya gadis sombong atau gadis anti sosial, tetapi ada satu hal yang menurutnya sudah sangat terkenal dan bahkan sering dia ulang-ulang didalam kepalanya, no money, no friend Okay, sepertinya peraturan tidak tertulis itu sudah lebih dulu menyandarkannya bahwa dunia itu memang kejam, tapi yang membuatnya kejam adalah manusia sendiri.
Sakura lagi-lagi menelan ludahnya, bersamaan anak mata wanita yang menjadi punca jantungnya tidak berhenti berpesta itu teralihkan ke sisi tubuhnya, tepatnya kearah kekasihnya, putra wanita berambut hitam legam itu. Sakura berharap suara degupan jantungnya yang bertalu-talu tidak sampai ke telinga ibu kekasihnya, karena itu amat memalukan, ayolah, dia kesini karena ingin meminta restu bukan untuk ajang memalukan dirinya pada pertemuan pertama mereka.
"Jadi..." Anak mata berwarna onxy itu melirik bola emelard Sakura sekilas, sebelum memandang mata gelap putranya. "Kalian datang ke sini karena meminta restuku...?" Tanyanya dengan suara lembut dan tegas atau tajam? Agaknya telinga Sakura sudah berhenti berfungsi begitu tatapan ibu kekasihnya memandangnya lagi, lama.
"Kita sudah membicarakannya, Mom mau aku mengulangnya lagi?" Ujar suara jantan disisi Sakura, kekasihnya.
Alis Mikoto Uchiha sedikit mengerut mendengar ada keluhan dari nada putra tunggalnya, dia berdehem singkat sambil meluruskan duduknya. "Baik. Biarkan ibu berdua dengan Sakura... Kau tidak keberatan Son?" Tanyanya tanpa melepaskan matanya dari manik hijau Sakura yang mengangguk setuju seakan permintaannya itu segampang mengucapkan 'Ya' Mikoto tersenyum datar memikirkannya.
Sasuke menatap wajah kekasih pinknya, dalam hati bergelut dengan beberapa amaran yang muncul di kepalanya. Mikoto yang melihat wajah ragu putranya terkekeh singkat, hanya singkat karena begitu Sasuke berhenti berpikir, kekehan itu sudah pudar di wajah menua ibunya. Selalu begitu, pikirnya meringis.
"Come on Son, ibu bukannya mau menculik kekasihmu, we just talk, ibu hanya meminjamnya sebentar." Pujuknya dengan senyum tipis yang cukup menjanjikan dimatanya.
"Alright." Jawab Sasuke menyentuh tangan Sakura yang hanya memerhatikan interaksinya dan ibunya. Gadis itu sekilas termenung, tapi langsung sadar begitu telapak tangannya menyentuh kulit putih gadis itu. "Aku akan menjemputmu nanti, ok?" Sakura mengangguk patuh dan tersenyum manis, Sasuke mengecup dahinya dan lalu bergegas ke lobi, dia hanya perlu menunggu telefon dari gadisnya, pikirnya berjalan tanpa menoleh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Liar
FanfictionSasusaku Fanfiction (Slow update) Pernahkah kalian berpikir bahwa takdir itu sangat kejam? Haruno Sakura selalu merasa bahwa Dunia memang sangat membencinya hingga keberadaannya saja sudah menjadi satu kesalahan terbesar. Awalnya dia tidak mengharap...