Bab 3

326 63 19
                                    








Sembilan ratus hari bersamaan dengan dua tahun enam bulan, University Harvard masih terlihat sulit dijangkau meskipun kau anak president. Orang lain bahkan sanggup melakukan apapun agar bisa mendapat biasiswa, beberapa mendapatkan sebab keberuntungan. Dan Sakura akui tidak banyak di dunia ini yang bisa merasakan keajaiban seperti dirinya. Bibir mungilnya manyun, lebih mengejek dirinya tetapi anehnya bercampur dengan senyuman cerah. Bola matanya tertutup menghirup udara University tersebut, rintik hujan yang tadi sebutir lama-lama menjadi ribuan membuat udara tadi bercampur dengan tanah dan bunga-bunga sekitar.

Seratus dua puluh hari tersisa. Emelardnya melirik sekitar cat putih melambangkan kesucian masih terlihat berkilat dari sejak pertama kali dia kemari, Sakura tidak terlalu mengingat lagi awal-awal dia menjejakkan kaki ke sini, karena dia tahu itu tidak layak untuk dinostalgia. Lalu pandangan menyapu sekitar kafetaria yang sibuk sebab memang waktu rehat dan pelajar lainnya lebih suka nongrong di kafe ketimbang di kelas. Dia kemudian mendesah lirih seraya melirik jarum jam di pergelangan tangannya, sudah sekitar tigapuluh menit berlalu dan pantatnya mulai terasa panas.

Kemudian dia baru teringat bahwa sejam lagi dia ada kelas tambahan dengan guru Natasha, mata pelajarannya sedikit rumit tapi berkat dari kerja kelompok dengan pelajar lain dia sudah bisa memahaminya. Harvard dan seisinya memang sebuah paket yang layak dijuluki Universitas berpengaruh selain Oxford tentu saja. Sakura menyandar punggung, sembari memainkan ponsel tangan kirinya menyentuh sedotan minuman yang belum setengah dia habiskan, menunggu selalunya menjadi hobinya ditemani angin tidak terlalu kencang, hujan sudah berhenti sekitar lima menit lalu walaupun langit masih mendung mungkin beberapa menit ke depan hujan akan menguyur lagi dan tidak akan berhenti dalam waktu beberapa jam.

"Sakura!"

Sakura nyaris menjatuhkan ponselnya gara-gara terkejut mendengar teriakan memanggil dari arah belakang, alis cantiknya mengerut hanya menemukan Barbara Handerson, salah satu classmate-nya menghampiri dengan langkah lebar mengingatkannya dengan gaya street boy di jam malam. "What's up Bara?" Tanyanya dengan logat inggris yang fasih.

Barbara identiti dengan gaya tomboi-nya yang sangat tidak cocok dengan wajah cantik khas Amerika-nya, memiringkan kepala menunjuk seseorang di belakang yang tertutupi pungggungnya. "There is someone looking for you." Katanya seraya menyingkir sebelum meninggalkan Sakura dengan seseorang yang sangat asing membuat alis Sakura turun bergutat sejenak dengan kepalanya.

Seseorang itu memiringkan kepala, hanya untuk bisa melihat Sakura yang melakukan hal yang sama, tatapan mereka sekilas terpaku sebelum Barbara pamit untuk pergi membiarkan kedua orang itu saling berbicara, sebelum pergi teman sekelasnya itu sempat melirik Sakura yang sedikit melamun.

Sakura termenung cukup lama hanya untuk mengingat seorang wanita bangsawan dengan Pakaian yang glamor yang cukup mengingatkannya akan sosok menakjubkan Uchiha Mikoto. Wanita itu tersenyum sangat sopan, tatapan matanya tidak terbaca, Sakura nyaris memukul dahinya karena memandang terlalu lama

Dia Sakura membalas senyuman wanita di hadapannya penuh ramah yang entah kenapa membuat wanita di depannya itu melunturkan senyumannya. Sakura merasa canggung karena dia mengira bahwa wanita bangsawan di hadapannya ini tidak nyaman terhadapnya.

Berdehem, baik Sakura dan wanita itu sama-sama mengambil posisi duduk berhadapan. Sakura membentuk senyum tipis seraya bertanya, "Apakah saya mengenal anda?" Tanyanya dengan nada canggung, entahlah Sakura hanya merasa wanita di hadapannya ini begitu mengintimidasi. Auranya sangat tidak biasa.

Sakura tidak pernah ada perasaan menganggu seperti ini semenjak dia menjejakkan kaki ke H Univesity. Ada sesuatu di mata wanita ini dan dia akui sangat menganggu membuat perutnya mulas tanpa sadar bahkan saat pertama kali wanita itu berada dua meter di dekatnya. alis pinknya mengerut seraya berusaha untuk tidak bergerak, takut wanita ini menyadari kegelisahannya.

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang