Kelas Pertama

9 1 0
                                    

Hari itu, aku seperti biasa sebelum berangkat ke kampus akan menjemput Nisa dirumahnya. Karena rumah kami yang tidak berjauhan.

“Astaga Nisa, bangun !! kita ada jam pagi” teriakku saat kumasuki kamarnya dan melihat Nisa masih bergulung dalam selimut.
“Aduh Safa.. masih ngantuk. Lima menit lagi ya.” Tanpa kompromi kutarik tubuhnya hingga berdiri dan mendorongnya mandi secepat mungkin. Dengan kecepatan maksimal aku mengendarai "kubi" (sebutan untuk motorku) yang mengantarkan kami sampai ke kampus. Dengan tergopoh-gopog kami berlari dari parkiran menuju kelas dan beruntung dosennya belum memasuki kelas.
“Kok kalian lama banget sih ?” ujar Qila yang melihat kami datang terengah-engah.
“Ini nih, anak ini masih tidur waktu ku jemput tadi” jawabku sambal menepuk bahu Nisa.
"Biasa, dia kan bukan anak cewek, udah kayak anak cowok aja." Gilang menimpali dan mendapatkan tatapan menikam dari Nisa. Aku dan Qila pun menahan tawa. Saat yang bersamaan dosen kami pagi itu memasuki kelas dan diikuti seseorang yang sepertinya pernah kulihat. Dia sama terengahnya dengan aku dan Nisa tadi. Dia langsung duduk di kursi paling ujung dengan terburu-buru.
“Dia siapa ?” tanya teman sekelasku Dita.
“Nggak tau, salah masuk kelas kali.” Ujarku dengan acuh.

Dia mengikuti perkuliahan dengan santai dan seperti biasa. Hingga mata kuliah kami berakhir dan dosen itu pun keluar kelas meninggalkan kami untuk membentuk kelompok dalam pembuatan tugas. Seperti biasa kami membentuk kelompok dengan adil. Dan saat itu aku tahu namanya "SEKALA." Dia berkenalan secara resmi pada kami sekelas, dia minta maaf karena telat tadi pagi hingga tidak bisa berkenalan secara langsung. Ternyata dia adalah mahasiswa pindahan dari jurusan ekonomi, dan mengambil  mata kuliah di kelas kami.

"Halo teman-teman Kenalin, aku Sekala. Mahasiswa pindahan dari ekonomi bisnis."
"Iya salam kenal aku koordinator kelas, Gilang. Oh iya, tadi kita udah bagi kelompoknya. Kamu satu kelompok sama Nisa ya, itu orangnya yang pakai jilbab hitam." Ucapnya sembari membereskan buku-bukunya dan menunjuk ke arah Nisa.
"Oke deh, nanti aku hubungi ya soalnya handphone aku lagi rusak. Kalian mau pulang ? Bareng ya ke parkirannya" Tanyanya sambil menggendong tas ranselnya.

Kami melangkahkan kaki menuju parkiran. Aku seperti pernah melihatnya, namun aku lupa kapan dan dimana.
"Sampai jumpa." Ucap Sekala diakhiri senyum sambil melajukan sepeda motornya
"Eh, kayak pernah lihat dia deh, tapi dimana ya." Ucapku sambil mengenakan helm
"Iya ya, kayak nggak asing gitu. Tapi sudah lah, aku lapar kita makan dulu ya." Ucap nisa dengan cengiran khasnya

Kami hanya bisa menggeleng saat mendengar jawaban Nisa, aku pun melajukan kubi meninggalkan kampus.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Pagi ini aku kesiangan dan aku baru ingat ada mata kuliah pagi yang ku ambil di kelas kakak tingkat. Dengan secepat kilat aku bersiap-siap dan menuju kampus. Ah sial, aku tak tahu kelasnya yang mana. Tunggu, dari kejauhan ku lihat dosen mata kuliahku menuju satu kelas dan aku mengejarnya dari belakang. Hingga tepat waktu, aku masuk kelas tepat dibelakang sang dosen. Nafasku hampir habis, dan aku duduk di kursi kosong di sudut kelas. "Sebentar, bukankah itu perempuan berjilbab coklat saat acara dirgahayu jurusan kemarin ?" Aku bertanya-tanya dalam hati, sungguh mataku tak berhenti menatapnya. Kuberanikan diri untuk bertanya tentang dia kepada seseorang yang duduk di sebelah ku, dengan setengah berbisik "Mba boleh tanya, perempuan itu udah nikah ya ?" Sembari kutunjuk perempuan yang menarik perhatianku sejak acara dirgahayu itu, sebab kulihat jari manisnya telah dilingkari cincin. "Belum, kalau nggak salah denger ya baru putus juga dari pacarnya." Bibirku menyunggingkan senyum mendengar jawaban teman sekelasnya itu. Melihat dia tertawa bersama teman-temannya membuatku kehilangan kesadaran. Aku terlalu memperhatikannya sampai tak sadar kalau dosen mata kuliah ini hampir menutup pertemuan. Aku sampai lupa memperkenalkan diri pada mereka semua. "Halo teman-teman Kenalin, aku Sekala. Mahasiswa pindahan dari jurusan ekonomi bisnis." Ucapku sambil berdiri. Dan perkenalan kami berjalan baik seperti perkenalan pada umumnya. Hingga koordinator kelas menunjukku untuk satu kelompok dengan salah satu teman sang perempuan berjilbab coklat kemarin. "Astaga, aku belum tahu namanya." Kesalku dalam hati. Hingga kalimat "Kalian mau pulang ? Bareng ya ke parkirannya" itu yang terucap dari bibirku. Mereka mengiyakan dan "Ya Tuhan aku berjalan bersamanya" Tak hentinya aku bergumam riang dalam hati. "Sampai jumpa." Menjadi kalimat penutup sesaat sebelum ku lajukan sepeda motor yang ku bawa.
Sambil melajukan sepeda motorku, aku mengingat-ingat nama teman-temannya tadi untuk mencari tahu namanya. "Bukankah tadi Gilang yang menjadi koordinator kelas menunjukku untuk satu kelompok dengan Nisa ? Apa gunanya media sosial jika aku tidak bisa menemukannya." Mungkin jika orang lain melihatku akan mengira aku gila karena berbicara sendiri di atas sepeda motor.

Ku gunakan waktu di malam hariku untuk mencari tahu namanya. Setelah lama berselancar di media sosial, akhirnya aku tahu namanya "SAFA". Perempuan bermata coklat  dengan senyuman termanis yang menyita utuh perhatianku sejak pandangan pertama. Jika kalian tidak percaya pada cinta pandangan pertama aku tidak perduli. Yang aku inginkan sederhana hanya sekedar duduk berdua bersamanya, menceritakan gaduhnya isi bumi sembari menatap senja menuju malam. Sungguh, lembayung akan semakin indah jika ku nikmati bersamanya. Semesta tolong restui niatku.

-----------
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Hai semua😊
Aku up part baru nih, semoga kalian suka ya.😁
Jangan lupa kritik dan sarannya di kolom komentar hehe. Dan jangan lupa votes.👍
Terima kasih🙏
Salam hangat dari Bening😍🌻

Hari keempat bulan September😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang