02. Makna Cinta

22 3 0
                                    

Sekarang ini lagi pelajaran olahraga. Untung nya saja pelajaran ini tidak berada di hari Senin,karena ya... Tau sendiri Senin itu hari yang lebih sibuk dari hari hari sebelumnya. Sebenarnya gak sesibuk itu,tetapi karena ada upacara, Senin serasa sesibuk itu.

Setelah beberapa hari lalu Masa Orientasi Sekolah selesai,suasana sekolah menjadi seperti semula. Tidak ada anggota OSIS yang sedang berteriak memarahi anak baru karena tak menaati peraturan.

Setelah selesai mengganti baju,seluruh siswa kelas XI IPA 3 berbaris rapi sesuai gender di lapangan. Ada yang mengibas ngibas pakaian karena kepanasan terkena sinar matahari,ada juga yang bergosip ria sembari menunggu guru olahraga kembali ke lapangan setelah pamit mengambil peralatan yang diperlukan untuk materi olahraga hari ini. Tentu saja dalam hal ini guru selalu membawa salah satu atau beberapa siswa untuk membantunya. Tidak mungkin tidak.

Dari kejauhan tampak pria yang cukup tinggi memakai baju olahraga dengan perut buncit berjalan ke arah lapangan tak lupa di belakang nya ada beberapa siswa yang membawa peralatan tersebut. Sontak seluruh siswa yang sedang jongkok langsung berdiri. Ngeri soalnya kalau dihukum.

" Taruh disini. Kembali ke barisan."

Sepertinya pria buncit tersebut tidak mengambil barang sama sekali,karena ia tak membawa satu benda pun kecuali buku catatan nilai dan bolpoin yang sedari tadi sudah ia bawa sebelum pergi.

Sudah bisa diduga,ia hanya menyuruh bukan ikutan mengambil.

" Hari ini materi kita bulu tangkis. Sudah membawa peralatan yang saya suruh?"

" Sudah pak!" Serempak tapi tak semua murid yang menjawab. Sepertinya sudah menjadi kebiasaan kalau ada yang tidak membawa,atau bahkan seperti tradisi.

Guru tersebut melihat satu satu murid berjumlah 32 yang berdiri berbaris di depan nya dengan raut menahan amarah. " Yang tidak membawa bisa keluar barisan dan membuat barisan baru di depan."

Lalu setelah guru olahraga tersebut selesai bicara,beberapa murid mau tidak mau keluar dari barisan dan membuat barisan lain. Sudah menjadi pertanda akan segera dihukum.

" Lari lapangan 10 kali. Laksanakan!" Ujarnya dengan diakhiri teriakan yang dapat membuat telinga berdengung jika berada di sebelahnya.

" Siap laksanakan!" Siswa siswi tersebut lalu lari mengelilingi lapangan. Memang benar kata perintah yang diberikan Guru Olahraga tersebut terasa seperti sedang melakukan latihan Paskibraka,sudah menjadi hal yang biasa karena Guru Olahraga tersebut memang pernah menjadi anggota Paskibraka ketika zaman sekolahnya dahulu. Kalau kata Bapaknya sih biar masih bisa mengingat kenangan muda zaman dahulu.

Murid yang sedang keliling lapangan tersebut berjumlah kurang lebih 10 orang dan salah satunya adalah Arkana dan Darel. Entah alasan apa yang membuat mereka berdua tak membawa alat yang diperintahkan oleh Guru buncit tersebut.

" Bagi Siswa dan Siswi yang membawa,silahkan pemanasan terlebih dahulu." Kata Guru tersebut yang bisa di panggil Pak Soleh " Yazid! Maju ke depan,pimpin teman nya." Perintah nya. Mau tak mau,siswa gang namanya di panggil tadi maju ke depan dan memimpin yang lain melakukan pemanasan.

" Wisnu! Kamu yang bener itu larinya! Loyo banget kayak belum makan setahun!"

" Emang belum makan pak!" Balas murid tersebut. Siswa siswi yang mendengar percakapan tersebut berusaha menahan tawa. Murid tersebut memang menjadi salah satu siswa yang meluncurkan lelucon konyolnya di kelas.

Pak Soleh tersebut membalas, " bagus! Kalau dikasih tau menjawab!" Dan ya.... Murid selalu salah.

---•••---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

• Carnation •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang