"Lo yakin bek?" bisik Wonyoung kepada Yena. Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang dan kata-kata Wonyoung di kantin itu dianggap serius oleh Yena.
"Yakin lah! Lo bilang cuma jadiin Jihoon temen aja 'kan? Habis itu lo beliin gue iPhone. Gampang itumah." ujar Yena sambil menjentikkan jarinya. Sebenarnya bukan masalah uang yang harus Wonyoung keluarkan untuk Yena jikalau dia berhasil nanti. Tapi yang Wonyoung khwatirkan adalah, bagaimana jika nanti Yena ditolak dengan sadis oleh Jihoon? Apa nanti Yena akan menangis kepadanya sambil mencaci-maki Jihoon? Hm, kelihatannya bukan ide bagus untuk membiarkan pemula-dalam hal percintaan-seperti Yena untuk mengejar lelaki seperti Jihoon.
"Tapi Na, dia belum pernah sekalipun punya pacar loh. Trus dia juga sering banget nolak cewek cantik Na. Lo yakin cewek modelan kek lo bisa jadiin dia temen?" Wonyoung membuat Yena berhenti berjalan dan menatapnya.
"Wony, lo percaya aja deh sama gue. Lo mending siapin iPhone untuk gue, okeh beb?" Yena tersenyum dan kembali berjalan. Wonyoung hanya bisa pasrah dan mengikutinya.
"Na, lo 'kan anak konglomerat nih, emangnya lo ngga bisa minta ke ortu lo?" wajar saja Wonyoung bertanya seperti itu. Yena adalah anak dari Choi Siwon, pengusaha sukses yang mengelola hampir 80% hotel yang ada di negara mereka. Kalau hanya iPhone, ayah Yena pasti bisa membelikannya.
"Udah pernah gue minta, tapi mereka malah bilang, "Kamu ngga boleh manja walaupun kamu anak orang kaya. Kalau mau sesuatu, ya nabung! Lagian, hp kamu belum rusak tuh." gitu masa. Tega bener anjir." Yena dengan tingkahnya yang random itu menirukan gaya ibunya sendiri.
"Coba aja rusakin hp lo, siapa tau bisa." Wonyoung memberi usul. Cerdas juga sih, tapi Yena juga sudah berpikir sampai kesitu.
"Gue udah pernah ngerusakin iPhone 10 gue, tapi malah dapet hp bekas adek gue yang layarnya retak sebagian. Gue pengen nyembelih adek gue sumpah waktu itu! Padahal mama gue mau beliin gue hp yang sama, tapi dengan tampang ewhh-nya, adek gue ngusulin ke mama gue biar gue pake hp-nya yang udah retak itu. MAMA GUE IYA AJA COBA!"
"Pffftttt--- AHAHAHA.... kasian amat bebek gue, haduh!" sungguh kocak cerita keluarga Yena itu.
"Yeu, gue lagi sedih lo malah ketawa. Temen laknat dasar!"
"Eh Na, itu Jihoon." dengan cepat, Yena mengalihkan pandangannya mengikuti arah jari telunjuk Wonyoung. Benar saja, di depan mereka, ada Jihoon yang kelihatannya sedang menunggu bus di halte.
"Nice! Gue bisa deketin dia mulai hari ini! Dah, lo pulang duluan sana!" Yena segera mendorong Wonyoung dan berlari mendekat kearah Jihoon. Wonyoung tentu saja tidak menurutinya. Dia malah diam di tempat dan memperhatikan Yena dengan seksama, kira-kira apa trik Yena untuk mendekati Jihoon?
"Hai!" Wonyoung tertawa dalam hati melihat sapaan Yena dari jauh. Beda sekali cara Yena menyapanya dan cara Yena menyapa Jihoon.
"Hm?" Jihoon mendongak untuk melihat seseorang yang menyapanya tadi.
"Boleh kenalan?" dengan senyuman manisnya, Yena mengulurkan tangannya kepada Jihoon. Yah, awalnya Jihoon kelihatan ragu, tapi melihat senyum manis Yena, dia merasa tidak tega. Dengan setengah hati, dia membalas uluran tangan itu dan menyebutkan namanya.
"Jihoon."
"Ah, salken Jihoon. Gue Yena."
"Iya." setelah melepaskan tautan tangan mereka, Yena kembali berbicara.
"Lagi nunggu bus ya?"
"Iya."
"Owh. Gue juga." baiklah, Yena dapat memutar balikan fakta hanya dalam sekejap.
![](https://img.wattpad.com/cover/239753731-288-k522251.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Challenge
FanfictionSemua berawal dari Wonyoung yang mengatakan sesuatu, sesuatu yang bisa membuat Yena mempunyai niat untuk mendekati lelaki itu. ••• Gatau deh, nih story bakal kacau ngga ya?T_T