Jihoon's Number

77 16 5
                                    

"Gue ke toilet bentar ya. Pesenin minuman aja buat gue!" Woojin sedikit berlari karena dia sudah menahannya selama pelajaran. Guru Nam tidak pernah membiarkan siswa ke toilet selagi pelajaran. Alasannya sih karena guru Nam mengira para siswa yang meminta ijin pergi ke toilet hanya mencari alasan agar bisa membolos.

Selesai dengan urusannya, Woojin melangkah keluar dari toilet dan hendak berjalan kembali ke kantin. Tapi tangannya lebih dulu ditarik oleh seseorang yang membuat Woojin seperti diseret.

"Woi! Lo siapa anjing?!" teriak Woojin ketika seorang berambut panjang menariknya tiba-tiba. Gadis itu berhenti dan berbalik.

"Y-yena?" Woojin terdiam di tempatnya. Mimpi apa dia sampai-sampai dia bertemu dengan orang yang disukainya ketika istirahat?! Tolong, buat Woojin berhenti melamun di depan Yena.

"Hai, gue Yena. Lo Woojin 'kan?" Yena tersenyum cantik kepada Woojin, dan itu berdampak luar biasa pada jantung Woojin.

"I-ya. A-ada perlu apa ya sama gue?" tanya Woojin terbata. Dia mengutuk dirinya sendiri sekarang. Ugh, memalukan sekali bertingkah seperti itu di depan Yena!

"Eum, kita memang cuma ketemu sekali dua kali dan hanya sebatas kenal nama, tapi boleh ngga gue minta tolong sama lo?" oh, tentu saja boleh! Woojin akan membantu Yena dengan senang hati! Huh, dasar bucin!

"Boleh ngga lo ngasih nomer Jihoon ke gue?" eh? Apa kata Yena tadi? Nomer Jihoon??! Jadi Yena suka dengan Jihoon?! Pertanyaan itu terus berputar di kepala Woojin. Sepertinya ada yang patah di dalam sanaT_T

"E-em, nomer Jihoon untuk apa?"

"Yah, gue pengen temenan sama dia. Boleh gak?" untuk sekarang, Woojin ragu. Apakah dia harus memberikan nomer Jihoon kepada Yena? Jihoon tentu saja tidak suka nomernya diberikan kepada sembarang orang. Bahkan Woojin sendiri butuh waktu seminggu untuk mendapatkan nomer seorang Park Jihoon yang sok cool itu. Tapi kalau Woojin tidak membantu Yena, nanti Yena pasti tidak mau berteman dengannya. Oh ayolah! Apa-apaan ini?!

"Eumm..."

Sementara itu, ditempat lain...

"Boleh gue duduk disini?" Wonyoung menunjuk bangku yang masih kosong di sebelah Guanlin.

"Ckck, lo lagi, lo lagi. Bosen tau gak gue liat muka lo!" yah, kata-kata seperti itu sudah biasa Wonyoung dengar. Jadi dia hanya tersenyum dan menaruh nampannya di meja, kemudian duduk disamping Guanlin. Guanlin sendiri menatapnya tak percaya.

"Siapa yang bolehin lo duduk disini, hah?!"

"Kan ini kantin. Ini fasilitas yang disediain sekolah. Bebas dong mau dipake sama siapa aja." ucap Wonyoung sambil tetap mempertahankan senyumannya.

"Pergi gak lo?!"

"Gue bakal pergi, tapi ada syaratnya." Guanlin memutar bola matanya malas. Kenapa masih ada manusia modelan Wonyoung? Kenapa tidak musnah saja sih?!

"Ck, tinggal pergi aja apa susahnya sih?! Lo rese banget jadi cewek!"

"Syaratnya ngga susah kok. Lo tinggal kasih nomer lo ke gue, habis itu gue bakal pergi dari sini." Guanlin menatap Wonyoung sinis. Yang ditatap masih saja tersenyum manis.

"Gak! Siapa lo emang?!" Guanlin memutuskan untuk membawa nampannya dan pergi ke meja lain.

"Huft... Susah banget sih nge-luluhin manusia kek dia! Ugh, kalo sampe dia luluh juga, awas aja ya! Gue bikin dia push up sampe mampus!" Wonyoung menggerutu sendiri. Dia sudah tak peduli lagi dengan tatapan siswa lain. Yang terpenting sekarang adalah, bagaimana mendapatkan nomer Guanlin. Jika ada yang mengetahui jawabannya, tolong beritahu Wonyoung segera. Sebagai hadiahnya, Wonyoung akan memberi kalian wink imutnya.

ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang