Prologue

156 18 0
                                    

Yena dan Wonyoung memasuki kantin sekolah mereka dengan wajah kusut. Baru saja mereka menyelesaikan ulangan matematika yang diadakan mendadak. Entah bagaimana nanti nasib nilai mereka.

"Selagi nunggu makanan, gibahin guru kuy!" (harap tidak ditiru:)

"Ngga takut nambah dosa lo Na? Gue lagi ngga pengen gibah, udah banyak dosa soalnya."

"Yeu, sok alim lo tiang!" ucap Yena sambil menoyor kepala Wonyoung.

"Gue tadi malem habis baca wepet anjir! Dosa gue makin banyak, huhu..."

"Kalo lu bacanya kisah-kisah manis antara hubungan CEO dingin sama cewek biasa, ngga bakal nambah dosa Wony sayang. Kecuali kalo baca yang nc, nah itu yang nambah dosa! Makanya kurangin noh baca nc di wepet!" yang Yena katakan barusan tidak salah sih, hehehe...

"Ceplos amat lo bek." Wonyoung menatap sinis kearah Yena yang hanya dibalas cengiran tak berdosanya.

Ketika pesanan mereka datang, ada tiga orang yang memasuki kantin dan membuat beberapa siswa perempuan disana membeku beberapa saat. Jarang sekali Park Jihoon, salah satu dari tiga orang itu, mau menginjakkan kakinya ke kantin. Kalau waktu untuk istirahat tiba, palingan dia hanya menghabiskan waktu di kelas sambil membaca novel fantasi. Dan sekarang, apa yang terjadi? Apakah hari ini adalah hari keberuntungan bagi para fans seorang Park Jihoon?

Yena dan Wonyoung juga terlihat kaget melihat hal itu. Wonyoung sendiri yang merupakan fans garis keras seorang Park Jihoon menutup mulutnya menggunakan telapak tangan. Pemandangan langka, pikirnya.

"Weh, itu Jihoon anying! Gila, hari ini dia kesambet tuyul apaan coba?"

"Heol! Anjir! Gila! Ganteng banget! Ngga tau lagi!"

"Uhuy, calon pacar gue masuk kantin nih!"

"Mungkin dia lupa bawa novelnya kali."

Seperti itulah kira-kira bisikan(teriakan) para siswa perempuan di kantin. Yena memang terkejut, tapi sayangnya dia bukan seorang fans. Jadi dia hanya melanjutkan makannya dengan tenang.

"JIHOON! GILA, LO KESAMBET SETAN JENIS APA?!!" seorang lelaki berkulit tan menghampiri Jihoon yang masih berdiri disana dengan kaku karena banyak sekali pasang mata yang melihatnya, seolah dia adalah tersangka.

"Ikut gue, ke meja pojok aja." Woojin—lelaki yang berteriak tadi—menyeret Jihoon ke sudut kantin untuk duduk di meja. Jihoon hanya memurutinya. Dia terlalu bingung untuk memilih tempat duduk karena tatapan para siswa tadi. Huh, menyeramkan! Kalau bukan karena dare dari teman sialannya(Guanlin, Jinyoung) dia tidak akan mau menginjakkan kakinya ke kantin!

"Lo mau pesen apa?" Woojin bertanya kepada Jihoon

"Es teh." jawab Jihoon singkat.

"Ngga makan?" Jihoon hanya menggeleng.

"Oh, oke."

Ketika Woojin dan Jinyoung beranjak untuk memesan makanan mereka berempat, ada seorang perempuan alay yang berpura-pura tersandung didekat kaki Jihoon dan membuat Jihoon tersentak. Minuman dingin perempuan alay itu mengenai seragamnya.

"Damn! Dosa apa gue pagi-pagi disuguhin ginian?!" umpat Jihoon dalam hati.

"Eh?! Aduh, maaf Jihoon! Aku ngga sengaja! Em... sebagai permintaan maaf, nanti pulang sekolah aku traktir kamu makan deh. Seragam kamu juga aku cuciin. Aku ngga sengaja huhu..."

"Ngga sengaja apaan dah?!" itu Guanlin yang menjawabnya.

"E-eh?" gadis itu tampak mencoba mencari alasan untuk menjawab Guanlin karena dia memang sengaja. Tapi sebelum Guanlin sempat melontarkan komentar pedasnya, Jihoon sudah lebih dulu buka suara.

"Iya, gapapa." ucap Jihoon sambil tersenyum kaku. Dan senyuman itu membuat  Wonyoung yang masih memperhatikan drama kantin mencoba untuk menahan senyumnya sendiri. Kenapa senyuman Jihoon sangat manis?

"Em, aku ngga enak nih. Seragam kamu aku cuciin yah? Besok aku balikin."

"Gausah." dan yah, gadis itu mencoba memaksa, tapi Guanlin sudah lebih melontarkan komentar pedasnya dan membuat gadis alay tadi berlari keluar kantin. Berakhirlah drama kantin yang membuat semua orang menggigit kuku karena melihat senyuman Jihoon. Pasalnya, Jihoon sangat jarang tersenyum seperti itu.

Balik lagi ke Yena dan Wonyoung.

"Na, lo tau ngga sih?"

"Ngga."

"'Kan belum gue bilang bego!"

"Yaudah apa?"

"Jihoon ngga pernah punya temen cewek loh. Dia cuma punya tiga temen, Guanlin, Jinyoung, sama Woojin. Aneh ngga sih?"

"Kenapa dah?"

"Banyak gosip, katanya Jihoon suka sesama jeni--"

"Sembarangan lo ngomong!" Yena melotot kearah Wonyoung. Tolong lah, meskipun mereka kekurangan bahan gibah, jangan memilih topik yang seperti itu!

"Ck, iya deh! Huft... gue penasaran sumpah! Kalo aja misalnya ada cewek yang berani deketin dia dan berhasil bikin Jihoon jadi temennya, gue beliin iPhone 11 pro max yakin deh." ucap Wonyoung sambil menatap Jihoon yang duduk jauh darinya, tak menyadari senyum evil Yena disampingnya.

"Kalo gue berhasil gimana?"

"Eh?"

•••

A/n: cerita ini aku publish karena ini hari spesial buat Yena. Uwuwu~~ itu covernya kan belum selesai aku bikin, gausah dilihat dulu yah. Ntar aja dilihatnya kalo udah selesai.

Bitiway, ada yang kangen ngga sih?
/ngarep amat dah🤧

ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang