Ke-empat

25 10 4
                                    










©_overhauul


































=====









"AAAA!! BUKA MULUTNYA, ALEJANDRA MARWA ANAK BU DIANA MARWA! AAA BUKAAAA!!!!"

"NGGGG!! NGGHH!!!!!! HIKSSSS!"

"BUKA ANJIR MAU GUE SODOK PAKE TANG?! BUKA!!!!"


"ASTAGFIRULLAH! NALA!"


Johnny tiba-tiba mendobrak pintu UKS—masih dengan mengenakan Jas OSIS kebesarannya datang bersama Yuta.

Ia mendengar Ale hampir pingsan—dibawa ke UKS, mulutnya berdarah.

Langsung saja Johnny yang baru selesai mengumumkan pasal acara yang diadakan saat 17-an, langsung mendatangi UKS. Niatnya sih cuma kepo, namun ia tak sengaja bertemu Yuta yang sedang mabal apel pramuka.

Jadi ya sekalian aja ngajakin. Toh Ale temen Yuta juga kan?

Temen anjim lah begayaan -Johnny, Ketos

"JOHN! LIAT SI ALE! MULUTNYA BERDARAH GEGARA MAKAN LOLI! TAPI GAMAU BUKA MULUT!"

Nala ngegas, membuat dahi Johnny berkerut.

"Ngegas ew," sahut Yuta.

"Makan? Makan loli? Hah?" Johnny memasang wajah bingung.

Hah? Makan permen bikin mulut berdarah?

Di satu sisi Ale menyilangkan tangannya—seakan berucap bahwa Nala bohong. Ale juga menggeleng-gelengkan kepalanya. Yuta dan Johnny saling tatap bingung.

"Udah deh, mening panggil dokter jaga UKS," saran Yuta, namun Nala menggeleng cepat.

"Buka dulu mulutnya! Bawa ke UGD sekalian!" Nala ngegas lagi.

"Eh jangan!" Yuta membelalak. "Jangan bawa ke UGD!"

Johnny menatap keduanya. "JEMPE LAH! Ale, buka mulutnya atau kita bertiga makin susah," ancam Johnny sambil menatap Ale. [Diem lah!]

Ale masih menggeleng. Tiba-tiba wajahnya memucat—astaga! Perihal lolipop saja sampai seperti ini?!

Ale menggeleng lebih kuat tatkala Johnny dan Yuta mendekatinya. Air mata tiba-tiba keluar dari sudut matanya.

Semua ini karena Ale sebenarnya takut darah—dan takut rumah sakit.

"Yuk! Buka mulutnya!" ujar Nala lagi, kini ia mulai memegang pipi Ale.

Wajah Ale makin pucat, ia menggeleng.

"Le buka mulutnya. Biar di cek, beneran berdarah apa engga." Bujuk Yuta.

Ale makin menggeleng, membuat Johnny yang mudah emosi menghela napas frustasi.

"Nala, awas heula," Yuta menggeser bahu Nala. [Nala, awas dulu]

SUPERNOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang