Ke-tujuh

16 7 7
                                    








©_overhauul













=====




"Ale tahu kan, kalo Yuta selalu ada? Yuta selalu disisi Ale walau Ale gak minta. Yakan? Itu semua aku lakuin karena nya'ah,"





Awal bulan september sudah lewat beberapa hari yang lalu.

Gigi taring Alejandra selamat—diganti gigi palsu.

Kabar baiknya adalah Ale sudah bisa makan cimol, cilok, cireng, bahkan batu bata sekalipun. Dokter Suga memang terbaik dalam urusan servis gigi.

Hari ini Ale datang lebih pagi akibat telepon dari Nala. Katanya suruh datang pagi, atau pertemanan kita sampai disini saja!g.

Nala menelepon entah apa maksudnya, membuat Ale harus mau seangkot sama ibu-ibu yang baru belanja dari pasar. Mana tadi ada yang bawa jengkol :")

Sesampainya ia di kelas, Ale langsung melihat Johnny dan Nala yang sedang berkutat di depan laptop. Wajah mereka berdua nampak serius.

"Kenapa lu pada?" tanya Ale sambil menaruh tasnya di bangku sebelah Nala duduk.

"Mau naikin proposal ini teh! Tapi si Doy ga masuk sekolah udah seminggu. Kena tipes, jadi proposalnya ada yang belum di revisi! Aduh anjir pusing pala aing." Johnny yang berdiri di sebelah Nala seperti mau menangis.

Doy yang dimaksud disini adalah Doyoung, wakil ketua OSIS yang memang sejak seminggu yang lalu tidak masuk sekolah.

"Proposal apa?"

"Bakal ada ekstrakulikuler baru. Pokoknya keren deh. Kayaknya bakal diresmiin minggu depan." jawab Nala sambil mencolokkan flashdisk ke laptop.

Ale ber-ohh pelan. "Spoiler dong. Kan lo berdua orang dalem,"

"Ge! Nanti ga asik, trus lo gak mau masuk." jawab Johnny ngegas. "Eh, kan si Ale emang gak punya ekskul,"

"Punya! Cuma lagi males aja," Ale mengangkat bahunya lalu memerhatikan dua teman sekelasnya itu.

Beberapa saat kemudian, Nala dan Johnny meninggalkan kelas menuju tempat fotokopi. Jika saja Doyoung masuk, pasti mereka akan menjadi trio super riweuh yang selalu dimarahi Taeil jika tidak disiplin.

Ale akhirnya hanya bisa duduk manis sambil menunggu jam masuk kelas yang masih empat puluh lima menit lagi. Untungnya ia sempat sarapan tadi pagi, jadi ia tidak perlu mencari makan di kantin lagi.

Ngomong-ngomong...

Buat apa Nala menyuruhnya datang sepagi ini?!

Jangan-jangan Nala mau ngeprank doang?

Merasa haus akan jawaban, Ale bangkit dari kursinya. Niatnya sih mau nyamperin Nala sama Johnny di tempat fotokopi. Lagian kelas juga masih sepi, lumayan buat hiburan kalo ngeliat Johnny sama Nala berantem.

Ale melangkahkan kakinya cepat, hingga tak sadar saat di belokkan menuju tangga ada seseorang yang hendak lewat.

BRUK!

"ANJIM!"

"AW!"

Ale jatuh dengan posisi oke-oke saja—pantat mendarat duluan. Namun seseorang yang ditabraknya sepertinya tidak oke.

"LOH?! YUTA?!"

Ale langsung berdiri dengan wajah panik dan membantu Yuta berdiri dari posisi jatuhnya yang sama-sama duduk.

SUPERNOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang