03. Broken

28 15 5
                                    

👑👑
Ada dua kemungkinan saat kamu jatuh cinta dengan sahabatmu
Pertama bahagia bersama dia
Kedua melihat dia bahagia bersama dengan orang pilihannya

...

"Berjanjilah untuk tidak jatuh cinta padaku"

'Sakit'
mendadak aku sulit untuk bernapas aku seperti akan mati, itu memang hanya sebuah kata-kata tapi berhasil membuatku ingin menghilang pada saat ini juga.

Dia masih menunggu jawabanku karena sedari tadi aku hanya diam..

Mata kita saling bertatapan begitu dalam menerobos mencoba mencari jawaban dan kebenaran tapi tidak kita temukan..

Aku pikir karena tempat ini spesial kita akan bersenang-senang di sini, tapi yang aku dapatkan sama sekali di luar dugaan.

"Ayo kita pulang!" ajak ku padanya

Mendapati jawaban yang tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan dia terlihat kesal.

"Ragaf!"

"Aku tidak ingin membahas ini"

Aku memilih menghindari pertanyaan seperti itu..Katakanlah aku memang  pengecut karena tidak mau mengiyakan ataupun menolak permintaannya.

"Ragaf tapi..."

"Terserah Kalo kamu masih  mau di sini" kataku yang sudah berdiri hendak meninggalkan dia

"Ck"

Dia bangun dari posisinya lalu jalan lebih dulu meninggalkanku sambil menghentak-hentakan kakinya karena kesal.

Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba dia meminta hal itu padahal dia bisa meminta hal lain.
Apa mungkin dia tahu kalau aku menyukainya tapi dia tidak menyukaiku? Atau dia menyukai orang lain?? Aku rasa iya.

Dalam perjalanan pulang tidak ada yang memulai pembicaraan, kami larut dalam pikiran masing-masing.
Sampai motorku berhenti di depan rumahnya.

Vanilla turun dari motor ku.

"Aga...

"Aku nggak mau bahas ini ila" kataku selembut mungkin

"Kamu marah?"

"Nggak"

Mana mungkin aku marah padanya yang ada aku marah pada diriku sendiri karena menjadi seorang pengecut seperti ini.

"Aga..

"Aku capek mau istirahat"
Aku langsung melajukan motorku masuk ke dalam rumahku.
Aku tidak ingin dia membahas hal itu lebih jauh lagi.

Aku masuk ke dalam kamar membanting pintu dengan keras.

"Kenapa?!" Teriak ku pada diri sendiri

Tidak bisakah dia bersikap seperti biasanya? Jika dia memang tahu perasaanku yang sebenarnya dan dia tidak menginginkan hal itu tidak bisakah dia diam saja pura-pura tidak tahu...aku tidak akan memaksa.

*Ke'esokan harinya

Hari ini sama seperti biasa aku menjemput Vanilla di rumahnya untuk berangkat ke sekolah bersama.

Tapi aku memilih menunggu di luar tidak masuk ke dalam.

"Aga kok kamu nggak masuk?" dia muncul dari balik pintu mungkin dia mendengar suara motorku jadi dia keluar untuk memastikan.

"Langsung berangkat aja" jawab ku

"Tapi aku lagi sarapan"

"Yaudah lanjutin, aku tunggu di luar"

Don't Love Me PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang