Penyesalan

220 37 4
                                    

Mafu diam tak berkutik di pojok kamarnya, kesal terhadap apa yang Tamara bicarakan, menangis terhadap apa yang Soraru lakukan, dan menyesal terhadap apa yang ia lakukan.

Terkadang terbesit di benak Mafu untuk kembali menyayat, tapi luka bekas kemarin masih belum sembuh.

"Mungkin...

...aku mati aja kali ya? Haha." Kali ini Mafu sedang di dalam mode tidak waras nya, tapi tentu dia masih memikirkan bagaimana perasaan Amatsuki sahabatnya bila tau kalau dia tiada.

Mafu sadar kalau dia mati sekarang, ia akan hanya menjadi kesedihan bagi Amatsuki.

Kembali lagi ke permasalahan Tamara dan Soraru tadi sore, Mafu tau... kalau itu juga salah dia, udah nyakitin wanita. Apalagi Mafu menamparnya didepan Soraru yang jelas jelas Soraru sangat menghormati wanita. "secara fisik".

'Tapi kenapa harus dibalas dengan tinjuan?' Batin mafu.

Time skip

Sedari tadi mafu tetap berada diposisinya, dipojokan kamarnya memeluk erat kedua lutut nya dan menenggelamkan kepalanya.

"Haah... sudah jam 9 malam... aku akan memakan sesuatu, bisa bahaya kalau Amatsuki tau aku nggak makan lagi." Perlahan mafu beranjak keluar dari kamarnya. mengambil mie cup dari kabinet dapurnya, memasaknya dan memakannya.

bagi mafu saat itu makan hanya sebuah formalitas agar Amatsuki tidak memarahinya lagi, dan merepotkan Amatsuki untuk yang kedua kalinya.

segera mafu meraih remote tv dan duduk didepan tv, seperti biasa dia hanya menonton tv sampai larut malam, kadang ia terus menonton tv sampai pagi.

Keinginannya untuk tidur sudah menghilang semenjak Soraru menemukan gadis lain.

Sakit rasanya. Seharusnya mafu tidak menyukai dia yang sesama jenis, jelas dia akan menelantarkan mafu begitu aja.

Time skip

Sudah pagi tapi mafu malas untuk pergi sekolah, rasanya ingin bolos sekolah. Boleh lah mafu sekali kali menuruti hatinya, mafu juga butuh istirahat dari semua drama Tamara dan Soraru itu.

"Halo, pak?.... iya ini Mafumafu, saya izin tidak mengikuti kegiatan belajar untuk saat ini, saya merasa tidak enak badan...... iya... terimakasih pak." Begitu lah Mafu malah izin sakit... nggak salah juga. Mafu sakit secara fisik dan mental.

Nggak ada yang ia lakukan selain tiduran di kasur miliknya sampai jam 3, jam pulang sekolah.

Mafu yang masih setengah sadar ia keluar membeli beberapa makanan instan mengingat mafu belum bisa masak. Tapi sebelum ia keluar, dia sudah menempelkan perban kotak di bekas tinjuan keras dari Soraru dan mengganti perban ditangannya.

"MAAAFUUUUUU!!" Teriak seseorang ketika mafu baru aja keluar dari supermarket. Ya... mafu tidak masuk hari ini bukan berarti ia akan lepas dari semua yang berbau sekolah termasuk Amatsuki.

"Kamu dari mana? Kok ga masuk sekolah? Sakit apa? Kok bisa? Udah makan? Minum obatnya udah? Kamu udah ke dokter? Kata dokter apa? Nggak ada penyakit serius kan? Loh? Pipimu kenapa?" Mafu di hujani beribu pertanyaan dari sohib terbaik mafu.

"Uaah aku baik baik aja, pipiku-- tadi ada nyamuk dipipiku pas aku tampar ternyata terlalu keras jadinya merah... trus tadi aku udah cukup istirahat kok, ini aku abis beli makanan sehari hari." Mafu menjawab pertanyaan Amatsuki tadi, mafu yakin jawaban seperti itu aja nggak menjawab seluruh pertanyaan tadi.

"Masa sih Karena nyamuk? Ya.. kalau kamu nggak mau cerita sekarang gapapa... tapi kamu berhutang cerita sama aku tentang pipi itu!" Mafu terkekeh dan mengangguk.

❈Notre Destin 『Soraru X Mafumafu』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang