Aku ingin jujur tentang perasaanku. Setidaknya satu kali saja. Tentang bagaimana aku hampir berhenti bernapas ketika Lion bisa bicara sekasar itu di hari ulang tahunku.
Itulah aslinya Lion jika kamu ingin tahu. Dan kalau bicara tentang memaafkan, aku tidak marah lagi pada Lion, hanya sedikit kecewa. Namun, hatiku jauh lebih kecewa ketika aku kehilangan satu persatu teman dekatku hanya karena gosip tidak jelas yang mengatakan aku main bersama Mike di belakang Lion.
Sudahlah. Apa yang perlu disesali dan ditangisi sekarang? Tentu saja tidak ada. Hubunganku dengan Lion sudah berakhir sekarang, tapi hidupku tidak. Aku masih punya banyak hal untuk dilakukan dan punya banyak alasan untuk bertahan. Misalnya seperti....
"Hey,"
Seperti Mike yang saat ini tiba-tiba duduk di sampingku membawakan sekaleng teh soda favoritku. "Kenapa sih bacaan lo tuh novel terus? Sekali-kali baca buku sejarah, Al."
Sambil membuka kaleng soda, aku menjawab, "Past aren't thing to remember."
"Sejarah dunia sama sejarah hidup lo beda, Aluna. Tapi ada satu yang sama, dua-duanya sama-sama ngasih lo pelajaran biar gak ngulang kesalahan yang sama."
"Yeah, i think i just need to love and be myself."
"Love someone for loving you instead of someone really cool that makes your heart melt. Who knows what you truly felt."
Aku terkekeh. "Anak Rex Orange banget lo, Mike."
"I can be that someone, Aluna."
̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̥̊͝▔̊͝
4/5
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Masih Boleh Temenan
Short Story21GUNSROSES X MARV-MANUEL a short story, 5/5.