Prolog

33 25 16
                                    

Haii.. Mii Comeback!^^

Ini Story kedua yang aku buat, mohon dukungan nya. Aku masih amatir untuk buat cerita, jadi maaf ya kalo cerita cerita aku kurang enak untuk di baca:)



Mohon Dukungan nya^^

-
-
-

"Ayah..." ucapnya pelan. Nada merendah karena nya.

"Maaf Soya baru datang.."lirih nya.

Nafasnya tersengal, tangis pun akhirnya pecah! "Ayah apa kabar... Maaf Soya baru datang. Maaf... Butuh waktu untuk selalu kembali... Ayah tau kan Soya bagaimana.. Ini sangat berat, masih sesakit ini.." setengah tawa bercampur tangis. Gadis itu mengepal tangan nya, tak tahan.

Gadis bernama Soya itu tersedu pilu memeluk kedua lutut nya. "Maaf Yah.. "lirih nya tertahan air matanya yang kian berlinang.

"So.. Soya" sesak dada nya kian bergemuruh.

"Soya sekarang udah ga bisa main musik lagi Yah..." lirih nya, seiring dengan tangan mengusap wajah nya.

"Soya Rindu sama Ayah... sekarang Kakak seperti penggila kerja." cerita gadis itu.

Gadis bernama Soya itu sesekali mengusap air mata nya jengah.

"Sekarang Kak Sunoo menjadi seorang yang sangat cerewet, benar benar membuatku ingin merencanakan kencan buta untuk nya. Apa ayah setuju dengan ku?" gadis itu sedikit memberikan senyuman nya.

"Ayah yang tau, Soya ga bisa ngelakuin apapun tanpa Ayah.. Soya kali ini akan membantu kak Sunoo dalam pekerjaan nya, Apa ayah setuju dengan ini?" 

"Musik tetap didalam hatiku seperti ayah yang selalu didalam hatiku" ujarnya mengelus foto sang ayah.

Soya curahkan semua kepada ayahnya. Entah dengan sang Ayah, apakah ia mendengarnya atau tidak?. Itu semua tidak Soya hiraukan. Soya hanya ingin mengeluarkan keluh kesah nya kepada sang ayah yang telah tiada.

"Sebelum ayah pergi, ayah pernah bilang untuk ga benci sama wanita itu tapi Soya ga bisa, walau sudah bertahun tahun kejadian itu terus terulang saat Soya melihat mata nya. Ah semakin diingat semakin aku membenci nya!" gadis itu berdecak tak menyangka. hatinya sangat sakit.

"Ayah bahagia disana? Soya berharap Ayah akan bahagia dikehidupan selanjutnya, kembali sebagai Ayah Soya"

Tidak ada tisu untuk mengusap, yang ada hanya tangan lentik yang setia menghapus air matanya.

Soya meraih tas berbentuk gitar di belakang nya itu. Mengkedepankan gitarnya itu untuk ditunjukan kepada sang ayah. "Lihat betapa bagus ukiran namaku ini, aku membuatnya sendiri."

Gadis itu hanya bisa menangis sambil memeluk gitarnya, untuk berhenti pun ia tidak mampu. Isakan terus terdengar tak mampu ia kendalikan. Soya memeluk piluh gitar nya.

Tanpa tersadar rintih hujan mulai terasa. Awan hitam mulai terlihat. "Ayah Selamat Ulang tahun. Soya sayang Ayah, tetaplah bahagia jangan menangis diatas sana.." Senyuman yang ia berikan kepada ayah nya itu adalah palsu.

Berat meninggalkan makam sang Ayah. Soya selalu menoleh kebelakang dengan isakan nya yang bergetar.

Gue masih bertanya tanya apa yang dipikirkan seseorang saat mengorbankan dirinya sendiri untuk seorang yang bahkan tidak mencintainya. Apa itu hanya permainan atau lelucon?

Dan gue benar benar menyesal saat itu terjadi, tapi gue ga bisa ngelakuin apapun kecuali menangis memeluk seseorang yang paling gue cintai, cinta pertama gue hilang begitu saja di tangan wanita yang bahkan hanya memperdulikan dirinya sendiri.

"Kenapa Ayah sangat mencintai wanita yang berkedok sebagai ibu itu?"

"Terkadang aku membenci ayah karena telah meninggalkan ku demi wanita itu.."





Patah hati yang sebenarnya adalah saat dimana kita di tinggalkan seorang yang benar benar kita cintai untuk selama lama nya. Bukan sekedar patah hati mungkin separuh jiwa nya telah hilang bersama sosok seseorang itu sendiri.
Cintai mereka selagi mereka bersama kalian. Jangan sampai penyesalan yang akan datang kepada kamu.

To Be Continued...

Hi•Hello [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang