Happiness is a cliché

52 7 17
                                    

"Noona~!" Jaemin memberikan pelukan hangat kepada sang kakak, "I miss you~!" Tutur nya manja.

Saat mendengar berita tentang sang kakak yang datang ke agensi nya membuat rookie muda ini begitu antusias menunggu di loby agency.

Bomi mengusak puncak kepala sang adik dengan senyum, Jaemin itu sudah besar tapi kalau sudah ketemu kakak nya, kelakuan nya bisa kaya anak bayi, "Kamu tahu darimana kalau Noona mau datang, hm?"

Jaemin melepas pelukan nya dan menatap sang kakak dengan senyum, "Boa sunbae-nim yang memberitahu ku, beliau juga mengundang ku datang ke acara makan siang nanti." Jaemin tersenyum begitu lebar.

Jaemin menuntun sang kakak untuk masuk ke area khusus staff dan artis. Keduanya berjalan beriringan memasuki ruang-ruang penting di dalam agency.

Gedung agency Baekhyun itu cukup terbuka, lantai satu di buat untuk cafe yang tidak hanya untuk artis tapi juga untuk penggemar yang datang dan bersantai.

Selama Bomi tinggal di dorm, ia tidak pernah keluar sekalipun. Dan ini menjadi pertemuan pertama dua saudara itu setelah seminggu lebih tidak berjumpa.

Bomi juga menolak video panggilan Jaemin beberapa kali dengan alasan ia sedang sibuk. Padahal ia hanya tidak ingin adiknya melihat mata bengkak nya itu.

"Bom..."

Suara yang sangat di kenal berhasil membuat sang gadis menoleh ke belakang dengan cepat.

Matanya menangkap sosok yang sangat ia kenal, sosok yang selama ini di rindukan, matanya begitu rindu sampai tak sadar mata itu berair dengan gembira. Itu, Merpati nya.

Dengan sedikit lari kecil Bomi menghampiri merpati nya dan menghamburkan tubuhnya untuk di rengkuh sang merpati. Jika saja Baekhyun tidak kuat, mungkin mereka sudah jatuh terguling karna tindakan Bomi yang tiba-tiba.

Dua lengan mungil itu merengkuh leher sang merpati, membenamkan wajah nya di ceruk leher merpati nya.

"Maafkan aku, maafkan aku yang egois hiks—" Tutur Bomi dengan isakan yang tidak bisa lagi ia di tahan.

Dua lengan kekar memeluk pinggang sang kekasih, membiarkan sang kekasih membenamkan wajah nya sambil sesekali mengusap pelan punggungnya.

"Sssttt, bukan salah kamu. Maaf kan aku juga sudah menyakiti kamu." Baekhyun memutus rengkuhan dengan lembut, menangkup kedua sisi pipi sang kekasih dengan telapak tangannya yang kokoh.

"Aku rindu kamu, rumah ku." Ujar Baekhyun sambil mengecup kening sang kekasih lama. Menyalurkan segala kerinduan melalui sebuah kecupan manis di kening sang kekasih.

Bomi memejamkan matanya, tapi air mata nya tetap lolos dari kedua kelopak mata nya yang sedang tertutup rapat.

Perlakuan ini, kecupan ini begitu ia rindukan. Sangat di rindukan sampai-sampai hati nya seolah di remas sesak oleh kebahagiaan.

Benar kata Eunji, ia harus memperjuangkan kebahagiaan nya sendiri. Ia harus memperjuangkan cinta nya bersama Baekhyun. Untuk pertama kali nya, Bomi berani untuk egois. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk berani mempertahankan apa yang menjadi kebahagiaan nya, yaitu hidup bersama Baekhyun. From now on, she will fight for her happiness.

Di sisi lain, Jaemin hanya menatap sang kakak dengan senyum parau nya. Ia teringat beberapa tahun silam, dimana sang kakak tersenyum bahagia saat mengatakan perihal hubungan nya dengan Baekhyun. Ia ingat sekali bagaimana sang kakak tidak berhenti tersenyum kala itu.

Namun senyum itu menghilang, ia tidak bisa melihat senyum itu di beberapa minggu belakangan ini. Jujur saja, sejak kejadian gosip tempo lalu, hati nya belum ikhlas merelakan sang kakak dengan senior nya itu. Bagaimana tidak? Dia menjadi saksi kelalaian sang senior, dia menjadi saksi bagaimana air mata kesedihan sang kakak lolos karna kelalaian sang senior. Pecah, hancur dan remuk hatinya saat melihat sang kakak menangis.

YOU, ME, AND HERWhere stories live. Discover now