18 - Regret

1K 227 23
                                    

I know it's late, but happy belated birthday, Jeon Jungkook!!!!
You are one of my very favorite artist in kpop. I hope you always surrounded with good and kind people <3  and their latest song is bop! haha.

I recently really hooked up on SuperM's song too. That Tiger Inside.


Btw, gue harap semua readers gue selalu sehat secara fisik ataupun mental ya. Jangan pernah ragu untuk pergi ke psikolog atau psikiater kalau kalian merasa ada yang salah dengan kesehatan mental kalian. Kalau dibiarkan, nanti ngaruh ke kesehatan fisik jg :")

ILY <3

.

.

.

.






18 – Regret


Jungkook tidak tahu sejak kapan kamarnya menjadi berantakan seperti ini. Pecahan kaca di mana-mana, sampah yang berceceran, buku-buku berserakan di kasurnya. Ia mengalami Déjà vu. Ia pernah mengalami ini dulu ketika ia dan June bertengkar.


Heh.

Tawa getir keluar melalui mulutnya. Tidak ada yang berubah dariku, pikir Jungkook.

Setelah keadaan menjadi kacau, barulah ia menyadari betapa salahnya tindakannya dalam menyikapi rasa cemburunya. Namun, sebagian dari diri Jungkook masih tidak mau mengakui kesalahannya. Keras kepala. Sepertinya ia harus merasakan putus cinta dulu baru mau mengakui.


Kriiiet.


Suara pintu yang berkerit dengan pelan membuyarkan lamunannya. Fokus matanya segera tertuju pada sumber suara, retinanya membesar penuh harap. Namun ketika melihat itu hanya sosok sahabat kecilnya, ia kecewa.

Tentu saja. Tidak mungkin June akan menemuiku.


"Heh anak ingusan!" Tzuyu memukul kepala Jungkook dengan sekuat tenaga. Jungkook menatapnya sinis sebagai balasan. "Sedang apa kau diam di pojokan, hah? Mau sampai kapan kamu begini?"


Dicerca begitu, entah kenapa Jungkook merasa sebagian dalam dirinya bergejolak karena amarah. Mudah bagi Tzuyu mengatakan hal itu, tapi apa yang bisa Jungkook lakukan jika June saja tidak mau mengangkat teleponnya? Bahkan pesan yang ia kirim setiap waktu selama dua minggu ini tidak ada satu pun yang dibalas.


"Jangan ikut campur!"

Plak.

Jungkook menatap Tzuyu terkejut seraya memegangi pipi kirinya yang berdenyut. Tidak pernah sekali pun ia berpikir kalau seorang Tzuyu berani menampar orang—menamparnya! Menampar seorang Jeon Jungkook! Sahabatnya sendiri!


"Aku ini sahabatmu!" Tzuyu berteriak dengan uraian air mata yang mengalir. "Kita sudah seperti saudara kandung. Aku juga sahabat June! Masih tidak boleh ikut campur?"

Melihat sahabat kecilnya menangis sampai seperti ini mau tak mau membuat Jungkook ikut kembali merasakan nyeri di hatinya. Selama dua minggu ini ia pikir perasaannya mati. Namun ternyata masih ada.

Ia masih memiliki hati.

"Salahkah aku mengkhawatirkan sahabatku sendiri?!"


Tanpa banyak kata Jungkook menarik Tzuyu kedalam pelukannya, ia menenggelamkan wajahnya di pundak kecil itu dan turut mengeluarkan air mata. Ia menangis. Ia menyesal. Dia sudah menyakiti 2 perempuan berharga di hidupnya; kekasihnya dan sahabat kecilnya sendiri.

The Prankster CoupleWhere stories live. Discover now