Pengganggu

15 2 0
                                    

"Malam, Eve..."
Itu pesan terakhir yang dikirim Hans padaku. Aku memutuskan untuk segera tidur karena besok pagi aku harus berolahraga.

Keesokan paginya...

Aku terbangun dari tidurku. Aku segera mencari ponselku dan melihat pukul berapa sekarang. Ponselku menunjukkan pukul 10 pagi. Sial... Aku kesiangan. Aku bergegas mandi dan bersiap.

Saat keluar kamar, oma memanggilku.

"Mbak, sarapan dulu. Oma udah masak nasi goreng" ucap oma ku.

Aku hanya mengangguk dan segera pergi ke ruang makan dan segera memakan nasi goreng buatan oma ku.
Saat memakan nasi gorengnya, keningku sedikit berkerut.

"Tidak ada rasanya" batinku.

Kemudian oma menghampiriku, seperti biasanya, setiap selesai memasak sesuatu, oma selalu menanyakan rasa masakannya pada orang-orang yang memakan masakannya.

"Enak mbak?" tanya oma ku singkat.
"Ga ada rasa ma" jawabku. "Oma ga ngasih garem?" tambahku.
"Udah kok, kalau dikasih garam banyak-banyak nanti ibu ga bisa makan" jelas oma ku.

Yaa...
Keluarga mempunyai riwayat penyakit darah tinggi. Setiap memakan masakan asin, tensi mereka akan naik. Jadi, ibu dan oma ku harus benar-benar menjaga makanan mereka, tidak boleh terlalu asin.

Sangat menyebalkan bukan? Kalau makanan yang kita makan itu tidak ada rasanya sendiri. Aku salah satu yang menyukai makanan asin di keluargaku.

"Mau oma tambahin garam?" tawarnya padaku.
"Gausah ma, mbak mau cepat, sebentar lagi jam 11, mbak mau lari" jawabku.

Oma hanya mengangguk dan kembali ke dapur. Tak lama, aku sudah menghabiskan nasi gorengnya. Aku berpamitan dengan ibu dan oma ku.

"Bu, ma, mbak pergi dulu" ucapku.
"Iya" jawab ibuku singkat.

Oma tidak menjawab. Seperti biasanya, oma selalu mengantarkanku keluar dari pagar rumah. Aku menyalakan motor ku dan membawanya keluar dari pagar rumah.

"Mbak pulang jam berapa?" tanya oma.
"Sebelum adzan dzuhur udah pulang ma" jawabku.
"Iya, jangan lama-lama mbak. Sebelum dzuhur udah dirumah ya" ucap oma ku.
"Iya ma. Mbak pergi dulu ya" aku segera berpamitan pada oma dan tak lupa untuk mencium tangannya.
"Hati-hati mbak, baca do'a sebelum pergi" ucap oma ku.
"Iya ma" jawabku singkat dan kemudian pergi meninggalkan rumah.

*

*

*

*

*

Sesampainya di lapangan tempatku berlatih, aku segera mulai pemanasan. Tak lupa juga memakai earphone dan menghidupkan musik favoritku agar ada yang menemaniku saat berlari.

"Oh, Hans..." batinku.

Aku segera membuka whatsapp dan segera membalas pesan Hans.

Room Chat

Hans:
Malam, Eve...

Eve:
Sorry, semalem aku udah tidur
Hehehe

Eve went offline

Real Life

EVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang