Bagian 5 (Dark Memory)

505 56 12
                                    

Saat itu, Xiao Zhan hanya berjalan tak tentu arah, berusaha mencari cara melarikan diri hingga ia tak perlu kembali ke rumah yang penuh masalah itu. Di balik sifat periangnya, Xiao Zhan menyembunyikan perasaan depresinya akibat hubungan keluarga yang tidak harmonis. Ayah dan ibunya setiap hari bertengkar. Selalu saja ada barang yang pecah dan rusak tiap kali ia pulang ke rumah, menunggu untuk dia bereskan dan ia sesali karena benda-benda itu terpaksa menjadi pelampiasan emosi kedua orang tuanya.

Keluarganya sejak awal memang sudah bermasalah. Ibunya terpaksa menikah dengan ayahnya karena perjodohan antara kedua keluarga. Ibunya adalah pewaris tunggal rumah sakit swasta terkenal di ibukota, sedangkan ayahnya adalah salah satu orang yang berhasil merintis perusahaan kecil yang bergerak di bidang farmasi. Namun, Ayah Xiao Zhan gemar berjudi dan selalu pulang ke rumah dalam kondisi mabuk. Kebiasaan itu membuat ibunya semakin benci dengan ayahnya.

Tanpa sadar ia sudah berjalan semakin jauh dari kompleks tempat tinggalnya. Ia sampai ke distrik sebelah, teritori milik geng yang diketuai oleh Peng Chuyue, sosok yang katanya terkenal sangat kuat melebihi ketua-ketua SMP se-provinsi. Sebenarnya, siswa-siswa di sekolah Xiao Zhan dilarang pergi bermain ke distrik itu dengan memakai atribut sekolah yang lengkap. Hal itu dipicu oleh kabar yang menyatakan bahwa Peng Chuyue memusuhi ketua geng SMP Chunyang tempat Xiao Zhan bersekolah. Seragam yang dikenakan itu bisa saja memancing anggota geng Peng Chuyue yang mungkin berpapasan dengan mereka untuk mencari masalah dengan para siswa. Menyadari hal itu, Xiao Zhan sudah bersiap memutar arah ketika dia mendengar suara-suara ribut di gang tak jauh dari tempatnya berdiri. Terdengar suara seruan beberapa anak laki-laki diikuti suara pukulan dan rintihan. Xiao Zhan tampak menyadari situasi apa yang terjadi di gang itu dan bergegas ke sana. Berdiri di ujung gang itu, Xiao Zhan melihat seorang pemuda kecil tengah dipukuli oleh sekumpulan siswa berandalan bertubuh jauh lebih besar dari pemuda itu.

Xiao Zhan tanpa ragu berlari memblokir pukulan yang siap mendarat di wajah pemuda kecil itu. Dengan tangkas Xiao Zhan memukul balik lawan dan membuat beberapa siswa yang mengeroyok terpental jatuh oleh tinjunya. Dengan keberanian, Xiao Zhan menghajar habis geng penindas dari SMP Huayue itu. Saat berkelahi, tanpa disadari badge nama di seragam Xiao Zhan terlepas dan jatuh tak jauh dari si pemuda kecil. Pemuda kecil itu bergegas meraihnya untuk mengamankannya agar tidak rusak terinjak orang-orang yang berkelahi melawannya.

Tak butuh waktu lama bagi Xiao Zhan menghajar geng berandalan SMP Huayue. Berusaha bangkit lagi karena tak ingin kehilangan harga dirinya, bos berandalan yang tak lain adalah Peng Chuyue masih berusaha melancarkan serangan ke arah Xiao Zhan. Lagi-lagi Xiao Zhan dengan mudahnya merobohkan Peng Chuyue ke tanah. Melihat tak ada lagi yang sanggup berdiri, Xiao Zhan menyeka noda-noda darah di seragam dan wajahnya sambil sesekali berusaha merapikan seragamnya yang kusut akibat berkelahi. Dia sekilas melihat pemuda kecil yang ditolongnya masih bersembunyi di pojokan gang, senyum ia sunggingkan ke arah pemuda kecil itu sebelum ia berbalik dan berjalan pergi.

"Aaahh... bajuku jadi kotor lagi. Sepertinya Mama akan memarahiku lagi karena berkelahi", gumam Xiao Zhan sambil menepuk-nepuk sisi seragamnya yang kotor. Xiao Zhan yang ceroboh tidak menyadari bahwa badge namanya tak lagi melekat di seragamnya. Merasa badannya lengket berkeringat setelah berkelahi dan seragamnya pun sudah kusut dengan beberapa noda darah menempel, dengan berat hati Xiao Zhan memutuskan berjalan kembali ke rumah. Dia terus memikirkan berbagai macam alasan untuk dikatakan pada Mama mengenai seragamnya yang penuh noda darah hingga akhirnya sampai di depan rumah. Runtutan alasan yang sudah disusunnya sepanjang jalan pulang itu seketika buyar begitu terdengar ledakan keras dari dalam rumahnya saat dia tengah melepas sepatu di pintu depan. Xiao Zhan bergegas masuk untuk mencari tahu apa yang terjadi dan melihat api dengan cepat sudah membakar dapur dan merambat ke ruang lainnya.

"Mama??! Papa??! Di mana kalian????", dengan panik Xiao Zhan berusaha mematikan api sambil mencari kedua orang tuanya. Dia kesulitan mendekati dapur yang menjadi pusat kobaran api. "Ma!! Pa!!!", dia kembali memanggil orang tuanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Trust Me!Where stories live. Discover now