Hanya cerita dari orang yang menjalani tingkat akhir masa SMA. Dengan pertanyaan yang sama dari keluarga, orang tua, guru, bahkan orang yang duduk berdampingan dalam bis kota.
"Mau nerusin dimana setelah lulus?"
Serta cerita tentang cita-cita, cin...
Kalian tahu istilah, logical fallacy? (sebuah bentuk kesalahan berfikir berdasarkan kebenaran pada arus mayoritas karena menganggap kalau pendapat mayoritas tidak mungkin salah).
Karena saat kita memutuskan untuk membuat jalan sendiri, pasti ada saja orang yang nyinyir, nggak suka, terlalu nantang katanya.
Tapi kalau kita mengikuti jalan setapak yang lain, bukankah itu kurang seru? Apa lagi, kalau jalan itu tidak sesuai dengan kita. Menambah beban saja, hanya karena 'iya gimana yang lain gitu'.
Sama seperti apa yang dialami masa SMA. Saat lihat teman yang lain pacaran, bakal ikut-ikutan buat pacaran. Saat ada yang berhasil ikut satu lomba, maka semua orang berlomba-lomba buat jadi peserta lomba.
Saat yang lain meneruskan kuliah, maka keyakinan kalau lulus SMA harus kuliah terus berkembang seakan kalau tidak kuliah tidak kerenlah.
Atau sebuah asumsi 'lulus SMA jadi abdi negara itu berwibawa dan cinta tanah air'. Zaman sudah modern, banyak hal yang bisa dilakukan penerus bangsa buat negara, tidak harus jadi abdi bukan? Iya kalau yang mampu, kalau yang memang ingin. Terus gimana buat yang cuma ngikut arus mayoritas tapi nggak suka? Gimana buat yang mau tapi tidak mampu?
Mereka yang akan bercerita ini adalah diantara sekian banyak manusia yang mau tapi tidak mampu, dan yang hanya mayoritas saja.
••••
1. Alvaro Pramujaya (Murid kelas 3 SMAN 5 Bhina Bangsa).
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pengen banget maksaan keadaan sesuai ekspetasi gue, tentang segala rancangan hidup yang sudah tersusun rapi setelah lulus. Tapi kok jadi gini? Apa cuma gue yang ngerasain kayak gini?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hidup memang tidak pernah adil, hidup itu juga berat, tapi kita punya hak buat milih gampangin semuanya. Just less thingking, karena kadang harapan aja bisa gampangin semua usaha kita, jadi nggak masalah kalau kita gampangin kegagalan itu"
