Just give me till then to give up this fight
And I will give up this fight
Cause I can't make you love me if you don't
You can't make your heart feel something it won't*I can't make you love me*
•••••
Keivano
Sejak kejadian gagal ngapelin Dira di rumahnya. Gue juga gak pernah lagi ngobrol sama dia, bukan karena gue marah. Cuma malu sama harapan sendiri aja.
Lagian gue gak ngejauh dari Dira doang kok, sama anak-anak yang lain juga. Karena gue ngerasa belum saatnya kita ngumpul. Atau mungkin memang kita sudah bosen satu sama lain aja kali, rasanya juga mereka ngejauh semua.
Ini hari minggu, gak ada yang mau gue lakuin. Gak ada janji apapun juga, karena niatnya hari ini mau glesotan di kasur sampai puas. Main bareng Kkami, terus nyuci Blacky, habis itu tiduran lagi. Gue bukan orang yang hobi main game di hp, cuma kadang aja kalau lagi main bareng gue ngikut.Hari ini juga kayak nya kakak gue. Satu-satunya anugerah dalam hidup yang gue syukuri ini, lagi gak ada kerjaan, cuma di rumah aja. Biasanya juga pacaran. Cuma kali ini di rumah aja. Ikut psbb kali, tapi ada yang aneh. Pacarnya itu, yang seorang ceo dari perusahaan baru. Gak pernah main ke rumah. Gue juga gak begitu dekat sama pacarnya yang ini sih, cuma dia sering banget mengantar jemput kakak gue ke kuliahnya.
Gue aja lupa namanya. Orangnya ganteng, keliatannya juga pintar dan kaya. Cuma iya itu, berengsek. Kok gue bisa tahu? Iya karena gue juga berengsek dan biasanya orang-orang yang sefrekuensi itu punya ikatan yang gak bisa dijelaskan.
Bisa dibilang, dari kita berempat gue yang paling nakal. Tapi semua itu ngeblur karena 'Wajar nakal, orang ganteng bebas' kata Ali gitu. Ali itu namanya doang alim, orang nya juga sama kayak gue. Malahan dia orang yang selalu gue temui kalau lagi pengen ajeb-ajeb. Beda bangetlah sama Dino apalagi Alva. Alva tuh bisa dibilang alim banget. Kalau Dino gue tahu sih, Dino orangnya gak sesuci itu, tapi gue juga gak yangka dia semunafik itu. Kalian tahukan maksudnya. Ada udang dibalik selimut. Eh batu. Kayak lagunya band Wali.
Sejak dia bilang suka sama Alva, gue hilang respect sama dia. Karena tiba-tiba muncul pertanyaan 'sebenarnya selama ini dia sahabatan sama kita tulus atau hanya karena Alva?' . Apalagi saat gue tahu dia jambak Dira, gue nggak bisa ngontrol emosi gue dan spontan langsung nge bogem dia. Untung saat itu ada Alva sama Ali. Kalau gak, mungkin kita berdua bukan berakhir di BK tapi rumah sakit.
Sejak kejadian itu juga, kita semua jadi jarang ngumpul.
Gue cuma lagi pengen sendiri dulu, dan mungkin anak-anak yang lain Alva dan Dino juga gitu. Kita butuh waktu dan mendinginkan kepala dulu. Daripada nanti, saat kita ngumpul tapi canggung. Karena gue yakin banget Alva syok, Dino juga pasti malu. Semoga masih punya malu. Tapi beda banget sama manusia yang satu ini. Manusia yang bisa buat kakak gue teriak-teriak dan ganggu tidur pagi gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Graduation (OnGoing)
FanfictionHanya cerita dari orang yang menjalani tingkat akhir masa SMA. Dengan pertanyaan yang sama dari keluarga, orang tua, guru, bahkan orang yang duduk berdampingan dalam bis kota. "Mau nerusin dimana setelah lulus?" Serta cerita tentang cita-cita, cin...