part 7

85 15 5
                                    

Light it up like dynamite
-Dynamite, bts
-
-
-
-

Pagi hari merupakan awal untuk memulai segala aktivitas. Semua orang ingin mengawali pagi dengan cara mereka sendiri. Seperti halnya di Korea, menikmati pagi mungkin caranya berbeda dengan negara lain, mungkin karna kesibukan negara Korea yang menjadikan pagi itu tidak begitu akrab dengan orang-orang yang tinggal disini. Kesibukan orang melakukan aktivitas, bekerja, dan hal lainnya membuat mereka melupakan manfaat dan keindahan pagi yang sebenarnya.
Seperti halnya dua pria tampan yang sedang duduk diruangan elegan nan nyaman ini, di pagi hari mereka sudah berkutat dengan komputernya masing-masing dengan di temani kopi hangat di mejanya.

     “Bagaimana pertemuanmu kemarin dengan perwakilan sekolah itu Jung?” Tanya Jimin sambil meminum kopinya.

     “Seperti yang sudah aku bilang Jim, gadis itu marah-marah padaku. Dan dia tetap tidak mau jika perusahaanmu harus berhenti menjadi promotor di sekolahnya.” Jawab Jungkook dengan masih fokus pada layar laptopnya.

     “Lalu apa yang kau katakan?”

     “Aku sudah berusaha menjelaskan padanya jika perusahaan ini memang akan berhenti menjadi promotor di sekolahnya, tapi tetap saja gadis itu marah dan pergi begitu saja” lanjut Jungkook.

     “Begini saja Jung, kau telfon lagi mereka dan katakan suruh menemuiku lagi”

     “Apa yang mau kau katakana lagi Jim? Apa kau mau gadis itu marah-marah lagi di kantor ini?”

     “Aku akan menjadi prmotornya lagi untuk acara mereka” ucap Jimin santai.

     “kau yakin? Kemarin kau bilang tidak mau menjadi promotor sekolah itu, kenapa tiba-tiba kau ingin menjadi promotornya lagi?”

     “Aku sangat yakin Jung!” jawab Jimin sambil menyunggingkan sedikit bibirnya.

     “Tunggu, kenapa kau terlihat seperti sedang tersenyum licik seperti itu Jim?”
     “Ya, aku akan menjadi promotor lagi di sekolah itu. Tapi aku juga akan membuat perjanjiannya.”

     “Perjanjian apa maksudmu?”

     “Kau lihat saja nanti Jung” jawab Jimin santai.

Selang beberapa menit mereka diam dan berhenti memperdebatkan masalah perjanjian itu, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik berambut panjang bergelombang dengan pakaian yang rapi juga.

     “Ada apa Rim?” Tanya Jungkook pada sekertarisnya.
Ya, dia Kim Yerim. Sekertaris pribadi Jungkook.

     “Maaf pak, saya baru saja mendapatkan panggilan dari klien. Dia ingin bertemu dengan anda dan tuan jimin” jawab Yerim.

     “Baiklah, suruh dia datang ke ka—“

     "Jadwalkan pertemuannya siang ini, di sebuah café. Saya tidak mau di kantor”potong Jimin saat Jungkook sedang menjawab ucapan dari sekertarisnya.

     “Baik pak” jawab yerim lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

“Kau memang selalu seenaknya sendiri Jim” gerutu Jungkook sambil meniggalkan ruangan Jimin juga dan kembali ke ruangannya untuk mempersiapkan berkas yang akan ia berikan kepada klien.
Jimin yang mendengar perkataan Jungkook hanya tersenyum tipis. Terkadang jimin juga kasihan kepada Jungkook yang sangat menurut padanya, Jungkook juga tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang sifat jimin yang seenaknya sendiri. Maka dari itu jimin sangat mempercayai Jungkook sebagai kepala manager di perusahaannya, bahkan jimin juga sudah menganggap jungkook sebagai adiknya sendiri.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang