Lea Aurelie Miller

5 1 0
                                    

Lea Aurelie Miller, memiliki banyak sapaan; Lea, Aurel, Ms. Miller, Peach, dan Genius Princess. Dan, julukan tambahan yang diberikan oleh Leo, Missing Sister dan Nona Tua alias Old Lady karena tidak pernah pulang ke rumah dan bersikap 10 tahun lebih tua dari umurnya.

Seperti nama panggilannya yang banyak, gadis 20 tahun itu juga memiliki berbagai darah campuran yang mengalir dalam dirinya. Lea memiliki darah Indo-Spain warisan dari Ibu dan Indo-Arab-Amerika turunan dari Ayah.

Tidak hanya memiliki kecantikan yang unik dan menawan, tetapi juga kecerdasan dan kekayaan. Lea memiliki IQ 170 sama seperti tinggi badannya.

Dengan kecerdasan superb yang dimilikinya, Lea hanya membutuhkan waktu 3 tahun untuk menyelesaikan pendidikan dasar dan 4 tahun untuk menyelesaikan dua jenjang pendidikan sekaligus junior-high school di Inggris.

Saat itu, segala proses perceraian kedua orangtuanya telah berakhir. Leo memilih tinggal bersama Prof. Miller dan kembali ke Indonesia, sedangkan Lea memilih hidup di school dorm.

Aunty Ameera Miller yang menetap di Inggris bersama suaminya, Alexander Smith menjadi wali hukumnya.

Ketika Leo masih duduk di bangku SMP, Lea sudah memasuki dunia perkuliahan. Lea menjalani hampir semua hal sebelum waktunya, sehingga tidak jarang dia merasa jarak umurnya dengan Leo sangat jauh.

Sebulan sebelum merayakan ulang tahunnya yang ke-17, Lea sudah meraih double degree; Bachelor of Technology sekaligus Bachelor of Arts in Philosophy, Politics and Economics dari Oxford University.

Lea melanjutkan pendidikan magister ke MIT dan menggenggam gelar Master of Technology setahun kemudian.

Lalu, Lea memutuskan untuk mengambil jeda seraya mempertimbangkan mengenai pilihan hidupnya di masa depan; (1) melanjutkan pendidikan doctoral, (2) mulai bekerja pada perusahaan IT, (3) membangun perusahaan sendiri, atau (4) menikmati hidup sebagai traveler.

Lea memilih pilihan ke-empat.

Prof. Miller memberinya waktu 2 tahun untuk bersenang-senang menikmati hidup sesuai keinginannya. Setelah itu, Lea harus membuat keputusan untuk masa depannya.

Dan, itu termasuk memilih kewarganegaraan dan agama yang dianutnya.

Saat ini, Lea masih menjadi warga International tanpa memeluk agama apapun.

Lea selalu beralasan, beberapa hal tertentu dalam hidup tidak harus dipilih, biarkan waktu yang memberinya pilihan.

Kata-kata seperti itu membuat ayahnya, Prof. Miller terdiam karena ia sangat tahu bahwa jika ia memaksakan kehendaknya kepada putrinya, maka hingga akhir putrinya yang hobi berpetualang tidak akan pernah tahu rumah.

***

The Last WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang