Semester Baru

2 1 0
                                    

Semester baru di Albert Cyber School dimulai seminggu setelah Annual Festival. Semua orang kembali menjalani rutinitas kampus usai libur panjang berlalu, tidak terkecuali dengan three most wanted men yang menafsirkan kegiatan kampus dengan pandangan yang berbeda.

Bagi Leo, kampus adalah tempatnya belajar sekaligus tempat untuk mengejar ketertinggalannya dari sang saudari kembar, Lea. Selain itu, gelar sarjana kedokteran yang dijanjikan kampus adalah salah satu cara untuk membawa kembali Lea ke Indonesia, meski hanya sesaat untuk menghadiri hari kelulusannya.

Bagi Aryan, kampus hanya kampus, tempat untuk belajar agar bisa mengakhiri kewajiban yang dibebankan keluarga padanya, menyelesaikan pendidikan sarjana dengan predikat cum laude.

Bagi Zavier, kampus bagaikan neraka dunia. Helaan nafasnya tidak pernah ringan ketika memasuki pintu gerbang Albert Cyber School.

Belum lagi Ny. Medeena Albert mewajibkan 100% kehadiran bagi kedua cucunya. Dan, grade minimal yang diizinkan bagi keduanya adalah B+, tidak boleh lebih rendah dari itu. Jika tidak, hak istimewa mereka akan ditangguhkan hingga mereka memperbaiki keadaan atau melakukan sesuatu yang sepadan untuk menebusnya.

Tidak hanya tuntutan belajar dan nilai tinggi yang membuatnya sangat muak ke kampus, tapi juga kehebohan yang selalu terjadi di sana. Terlalu banyak orang yang tertarik padanya, meskipun telah menampilkan sisi terburuknya kepada semua orang. Tetap saja, masih banyak orang yang mendambakannya.

"Gue harus sejahat apa lagi biar mereka semua minggat dari hadapan gue?", Zavier membatin bersama helaan nafas setiap kali mendapati lokernya dipenuhi dengan tumpukan surat cinta dan berbagai hadiah.

Belum lagi, ada beberapa orang yang begitu frustrasi~hampir bisa disebut terobsesi dengannya, berani terang-terangan menghampiri dan memberinya berbagai hadiah mahal. Sebut saja, salah satunya, Dominique, #1 Zavier's fan.

Aryan, Leo dan Jihan yang kebetulan masih berada di Campus Centre Hall usai penyambutan mahasiswa baru, mereka terpingkal membatin menyaksikan moment yang terjadi antara Zavier dan Dominique.

Ledakan kebahagiaan mereka menyaksikan penderitaan Zavier segera berakhir begitu mereka menyadari kehadiran anggota 4D lain bersama Dominique. Dengan segera, Leo dan Aryan menyamarkan diri di antara kerumunan, lalu menghilang. Sedangkan, Jihan menonton pemandangan itu seperti orang lain.

"Apa gue terlalu tampan?", tanya Zavier pada Dominique.

"Atau terlalu mapan?", lanjutnya dengan smirk smile.

"You're just perfect", balas Dominique yang belum kapok.

"I bought this limited edition brand in Italy, special for you, Zavier", lanjutnya sambil menyerahkan carrying bag dari salah satu International famous brand.

Zavier melirik hadiah yang dimaksud oleh Dominique, lalu mengambilnya sambil tersenyum. Tentu saja, Dominique merasa sangat bahagia.

Semua orang yang masih berada di Centre Hall sangat terkejut karena untuk pertama kalinya Zavier menerima pemberian orang lain. Mereka semua, termasuk anggota 4D dan Jihan, menduga barang itu sangat mahal sampai Zavier tidak mampu menolak.

"Sorry, barang rongsokan gak layak untuk wardrobe gue", ucap Zavier sambil menjatuhkan barang yang baru saja diambilnya.

"Lea seharusnya pulang dan melihat ini", Jihan bicara sendiri, lalu meninggalkan tontonan itu.

Zavier pergi meninggalkan Dominique yang tengah ditenangkan oleh anggota 4D yang lain. Kerumunan pun bubar bersama dengan kepergian Zavier. Mereka bergosip dan menertawakan Dominique dan 4D girls yang biasanya selalu menindas orang lain dan bertindak semena-mena, tapi malah ciut dan KO di hadapan keluarga pemilik kampus.

"Kenapa mama kasih barang rongsokan sebagai hadiah Zavier?", ucap Dominique kepada ibunya yang masih berada di Swiss melalui sambungan telepon. Pada saat yang sama para anggota 4D mengelus-elus pundaknya, mencoba menenangkan amarahnya.

"Siapa bilang itu barang rongsokan?", tanya ibunya dengan nada marah dari seberang sana.

"Zavier", sahut Dominique.

"Ya udah, nanti mama beli sesuatu yang lebih mahal dari Swiss. Ok, darling?", sahut ibunya.

"Ehm", ucap Dominique lalu mengakhiri sambungan telepon itu.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang