Part 1_Teringat Dia

18 4 1
                                    

Bismillah

Assalamua'laikum

•••

"Jangan pikirkan yang tak seharusnya kamu pikirkan, apakah kamu bisa menjamin, yang kamu pikirkan adalah hal yang baik untuk hidupmu?,belum tentu dia memikirkanmu. "

After Change

Stefani Syabilla M
•••
~

~

~

~

~

~

Kumandang sholawat yang dilantunkan dengan suara yang MasyaAllah indah,saling bersahutan di masjid pondok dan masjid-masjid sekitaran pondok, menandakan pukul 3 dini hari.
Seorang gadis terbangun dari tidurnya,berjalan menuju kamar mandi yang berada didalam kamar, dari mulai cuci muka, sikat gigi dan terakhir adalah berwudhu.Setelah itu dia bangunkan Syanum,sementara Mecca sedang berhalangan,jadilah hanya dia dan Shanum yang bangun.

"Sya bangun udah jam 3"sambil sesikit mengguncangkan tubuhnya.

"Hmm...iya Na 5 menit lagi ya,aku masih ngantuk,aku baru tidur jam 12"
Shanum harus menyelesaikan tugasnya.

"Nggak ada 5 menit,ayo cepetan bangun! Mau kena iqob kamu?hmm"mendengar kata iqob Syanum auto bangun.

"Iya...iya...aku bangun,bawel banget sih kamu,udah mirip kayak petugas keamanan yang paling hewir seantero pondok"matanya masih belum terbuka sementara kakinya berjalan menuju kamar mandi,mulutnya mengoceh.

"Nggak kebalik ya?kamu kali yang bawel,pagi-pagi udah ngomel aja"

"Muasa sihh"

Dak....

"Aduh"dia meringis sambil mengusap kepalanya yang terbentur pintu kamar mandi.

"Haha...makanya kalo jalan pake mata,bukan pake mulut,yaudah aku tunggu di luar ya,byee....,selamat kepala kamu pasti benjol"Hamna bergegas keluar dari kamar.

"Yuk ke masjid,nanti beneran di iqob lagi sama petugas keamanan"Shanum menarik tangan Hamna,sambil sedikit berlalri.

"Ye orang kamu yang susah di bangunin,ya kalo kena iqob,berarti salah kamu ya"

"Iya deh iya umminya akuu"

"Idihhh sejak kapan aku jadi ummi kamu?"

"Sejak barusan"berkata dengan polosnya
"kan kamu lebih tua dari aku"dia berkata seenak jidatnya,dan sedikit menekan kata tua.

"Enak aja kalo ngomong,kamu mah belgedesh emang,kalo kata Mecca mah"

Setibanya di masjid Hamna dan Shanum segera menggelar sejadah,dan melaksanakan shalat tahajud.

Setelah itu Aku memohon ampun kepada-Nya,tanpa sadar air mataku jatuh,mengingat semua kedurhakaanku pada-Nya dan pada Ummi,Abi,belum lagi kekacauan yang ku buat di sekolah,andai Allah tak kirimkan Dia yang selalu menceramahiku waktu itu, mungkin Aku tak akan ada di tempat ini,dan masih terjebak dalam lingkaran hitam itu.Tak lupa ku panjatkan do'aku semoga Allah selalu melimpahkan hidayah dan rahmat-Nya padaku, keluargaku, sahabat-sahabatku dan guru-guruku,memohon agar mendapat Ridho-Nya.
   Tak ketinggalan Dia yang selalu ku sebut mananya,agar selalu berada dalam lindungannya, dan Aku sangat berharap bisa bertemu dan meminta maaf atas apa yang telah ku lakukan padanya, dan berterimakasih karena Dia tak pernah menyerah Menceramahiku, walaupun waktu itu Aku tak pernah menggubrisnya, atau bahkan Aku membalasnya dengan perkataan-perkataan laknat, hingga akhirnya membuat ku tersadar akan semua yang kulakukan itu salah.
   Setelah asik memohon pada-Nya ku lanjutkan dengan tilawah dan sedikit memuraja'ah hafalan kemarin, sementara Shanum, hmm Dia sudah masuk kedalam mimpi lagi, sambil menyenderkan kepalanya pada dinding masjid.

Ku guncangkan tubuhnya"Shaa bangun ihh malah tidur lagi,kalo ketahuan petugas keamanan kamu bisa kena iqob beneran"

"Bentar aja 5 menit, 5menit aku masih ngantuk tau"

"Yaudah tapi kalo ada keamanan aku nggak ikut-ikutan ya"

"Iya bawel banget sihhh"

Biasanya sambil menunggu waktu subuh kami para santri,ada yang bersholawat, tilawah,muraja'ah, ada pula yang menambah hafalannya.
Kumandang Adzan mulai terdengar diseluruh penjuru masjid, kunikmati setiap lantunan-lantunannya, Mashaa Allah indahnya.

Shanum langsung membuka matanya saat mendengar lantunan indah ini
"Hmm Mashaa Allah indah banget suaranya, siapa ya yang Adzan kayak baru denger,hmmm semoga imamku kelak yang bersuara indah"dia memejamkan matanya, tak ketinggalan tangan menangkup dipipinya.

"Hmm dasar kamu, tadi aja aku bangunin, susah banget, giliran ada gini aja langsung dehh" Aku melirik yang sambil memutar bola mataku, aku jadi ingat Dia yang selalu mengumandangkan Adzan saat waktu Dzuhur tiba, dimasjid sekolah ku dulu.

  Hari Ahad adalah hari yang paling di tunggu-tunggu,untuk para santri, waktu yang tepat untuk rebahan, setelah enam hari berkegiatan,Hamna merebahkan tubuhnya dia atas kasurnya matanya lurus menatap langit-langit kamar,Tubuhnya memang berada di kamar tapi pikirannya jauh entah dimana, memikirkan dia yang selama ini selalu mengusik pikirannya, dia yang dulu selalu mengingatkan nya pada kebaikan dan ketaatan pada-Nya, dulu dia merasa risih dengan orang yang selalu mengusik nya, apalagi soal agama dan menutup aurat,telinganya sudah bosan mendengarkan itu semua.Jika waktu dapat di putar Dia menyesal  tidak mendengarkannya dan orang tuanya, apa boleh buat waktu telah berlalu.

Mecca baru saja menjemur pakaian, dan segera masuk ke kamar, saat itu Dia melihat Hamna dengan tatapannya yang kosong menatap langit-langit kamar"Na kamu kenapa sih ngelamun terus, lagi ada masalah? Kalo ada masalah cerita sama kita."

"Iya nih kamu sering bulan sama kita kalo ada masalah cerita...cerita, tapi kamunya sendiri suka mendem masalah sendirian" Shanum tadinya fokus pada buku catatannya,secara otomatis dia menyahut.

"Aku cuman lagi kepikiran Dia aja, kok aku jahat banget ya, sering marahin,Ngecaci Dia, Aku pengen banget ketemu Dia, pengen minta maaf dan bilang makasih,tapi sampai sekarang aku gak tau dia dimana, ngilang gitu aja"Hamna mencerirakan apa yang dia lamunkan tadi.

" Ohhh inget dia tohh,aku jadi kepo deh sama dia,ganteng nggak Na?" Shanum berkata sambil menaikan sebelah alisnya, dan meletakkan jarinya di dagu, seperti sedang berpikir.

"Kamu ya, kalo soal ikhwan aja,pasti cepet" Balas Mecca

"Tau nih emang kamu mah hejo kalo soal ikhwan mah" Hamna menjulurkan  lidahnya.

"Dih ari kamu teu majar,kamu mikirin dia yang belom jadi mahrom kamu, emang teu dosa kitu?"
Perkataan  Shanum membuat Hamna sadar.

"Iya Na, Shanum bener,
Jangan pikirkan yang tak seharusnya kamu pikirkan, apakah kamu bisa menjamin, yang kamu pikirkan adalah hal yang baik untuk hidupmu?,belum tentu juga dia memikirkanmu.

Hamna menghela nafasnya,perkataan kedua sahabatnya membuatnya menyesal telah memikirkan dia, "Astagfirullah,makasih ya udah ingetin aku"

"Sama-sama Na, kita memang seharusnya saling mengingatkan, kan? " Shanum tersenyum pada Hamna.

"Sahabat sejati itu yang saling mengingatkan dalam sesuatu yang salah dan megajak pada kebaikan" Mecca ikut menjawab.

"Hmm Aku bahagia banget punya sahabat kayak kalian" Hamna merentangkan tangannya, dan memeluk kedua sahabatnya.

Masyaaa Allah indahnya persahabatan, jika kita libatkan Allah dalam persahabatan kita.

Untuk apa mengingat yang belum tentu mengingatmu,jika disekeliling kalian banyak yang selaku mengingatkan mu pada kebaikan.

Jazakumullah Khairan Katsir 🍁💐🌷🌹💙💙

semoga suka yaaa, maaf kalo banyak typo, masih kurang rapih kata-kata atau alurnya, harap dimaklumi 🙏🙏🙏
Ini tulisan ke dua ku, jadi masih harus banyak belajar.

Kalo ada yang mau ngasih kritik dan saran, silahkan tulis di kolom komentar yaa
🙏🙏🙏

Jangan lupa bahagia yaa 😌 kalau kalian bahagia, author pun bahagia

Sukabumi 11 Oktober 2020
Yuk jangan lupa vote ya Reader.
Follow

After ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang