00.00

29 7 7
                                    

Karena itu aku selalu menghubungimu, memintamu menjemputku setiap malam saat dia berkunjung. Aku takut, Wiha. Takut. Dia orang yang menyeramkan.

Kalau bisa, aku mau lari bersamamu. Bawa aku pergi, yang jauh sekali.

Tidak, Wiha. Aku tidak bisa. Aku tidak pantas. Tidak layak. Temboknya sangat tinggi. Tidak mungkin kamu menyebrang, tidak bisa aku memanjat. Juga aku tidak bisa merobohkannya.

Aku sudah merencanakan skenario kepergian. Doakan itu berhasil, ya? Sebagai gantinya, akan aku doakan kamu semakin kuat menghantam apapun yang menghalangi jalanmu.

Wiha,
Aku tersentuh saat kamu mengatakan kalimat manis itu. Hanya dua kalimat dijeda satu koma, tidak akan pernah aku lupakan.

Janji.

Ayeri Uthi ★

••••••

Campur aduk, seperti ada mixer besar melumat duniaku jadi lembut. Kupaksa untuk berdiri, energi terakhir. Entah aku akan menyusul Ay dalam perjalanan, atau malah aku yang pergi duluan. Berdiri saja kakiku hendak menyerah. Memegang kunci saja tanganku sudah tidak becus.

Dan benar apa yang telah kupikirkan ....

•••••

[terjun] Jambi, 16 September 2020.

O M B A KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang