Melodrama

92 27 50
                                    

Tidak terasa, hari berganti dengan cepat. Seperti biasanya, akhir pekan selalu menjadi family time bagi Alifa. Perempuan tembam itu bangun lebih awal daripada biasanya. Setiap minggu pagi, dia tidak perlu menyiapkan sarapan, Raven akan mengajaknya dan Nevana makan di luar, sekaligus ngemal. Meskipun, di mal hanya berkeliling, atau sesekali juga berbelanja, sih. Dan itu tidak mengapa bagi Alifa, yang penting dia bisa jalan bareng Raven. Ya, semenjak terkenal, suaminya memang jarang sepi job. Setiap hari ada saja jadwalnya untuk mengisi acara sebagai motivator.

Alifa masih mengamati bayangannya pada cermin dengan teliti. "Sepertinya ini sudah pas," ungkapnya. Kali ini Alifa menggunakan inner berwarna putih, lalu memadukannya dengan oversize blazer berwarna abu-abu. Kemudian, memadankannya dengan celana berjenis mom jeans hitam. Dia juga memakai sepatu pantofel berwarna senada dengan celananya agar lebih terlihat stylish. "Nggak sia-sia bangun sebelum subuh buat cari referensi di google. Hasilnya lumayan, kok." Alifa mengangguk kagum, senyumnya mengembang. Dia memang jadi terlihat sedikit ramping dengan gaya berpakaian seperti itu.

Setelah dirasa cukup, Alifa tidak langsung membangunkan Raven yang sedang tidur nyenyak dan mendengkur keras. Dia hanya bisa duduk di sofa kamar, menunggu, sembari memainkan jemarinya hilir mudik pada layar ponsel untuk melihat berita-berita yang tengah ramai diperbincangkan oleh netizen di Instagram. Sesekali dia bergumam kecil, menggeleng, atau juga mengelus dada ketika melihat antusiasme haters terhadap gosip miring selebritas. "Sebegitu pentingnyakah mengurusi kehidupan orang lain? Apakah mereka tidak sadar jika semua itu nggak menguntungkan? Yang ada, sih, malah buang-buang kuota."

"Berisik banget sih, Lif! Ngapain ngurusin orang lain? Biarin mereka bergosip, yang penting kamu nggak usah ikutan," celetuk Raven sambil mengucek mata.

"Eh, Mas, maaf. Suaraku terlalu keras, ya?" Alifa menyesal. Padahal, yang barusan itu suaranya masih tergolong lirih.

"Sudah tahu pake tanya segala! Udah siapin air belum?"

"Sudah, mau langsung mandi?" Alifa mencoba berbasa-basi. Harusnya dia tidak perlu bertanya, karena Raven juga hanya diam. Sebagai jawaban, lelaki pendengkur ulung itu bertolak menuju kamar mandi. "Mas, aku tunggu di ruang tamu."

Alifa tersenyum, ketidaksengajaannya berbicara ternyata dapat membangunkan suaminya. Meskipun, Raven sempat jengkel karena terganggu. Namun, Alifa percaya jika suasana hati Raven pasti akan segera membaik, karena setelah ini mereka akan segera pergi, menghilangkan kejenuhan akibat terlalu sibuk bekerja selama satu minggu suntuk.

"Mbaaak! Neva cantik nggak?"

Alifa terkesiap saat Nevana tiba-tiba menghadangnya sebelum sampai di ruang tamu. "Cantik banget, kok," pujinya.

"Terima kasih. Ini baju yang Kak Raven belikan bulan lalu. Bulan ini jatah Mbak Alifa, kan, yang beliin baju buat aku?" tanyanya manja. "Tapi jangan dibelikan sekarang, kapan-kapan aja, ya?"

Alifa hanya mengangguk. Dia masih mengamati gaya berpakaian Nevana. Adiknya itu memang terlihat cantik mengenakan mini dress berwarna hitam dan high heels putih. Aksesori berbandul burung hantu yang melingkari lehernya juga membawa kesan jenjang pada leher Nevana. Penampilan gadis delapan belas tahun itu cukup  terkesan lebih dewasa.

"Mbak, kok, rapi banget?" Nevana balik mengamati penampilan Alifa.

"Iya, dong. Kita, kan, mau ke mal. Kalau Mbak nggak rapi, nanti kakakmu jadi malu, kan?"

"Loh, memangnya Kak Raven belum bilang ke Mbak Alifa?" Nevana mengerutkan kening.

Alifa bergeming, dia tidak mengerti arah perkataan Nevana. Namun, dia juga tidak ingin bertanya. Lebih baik menunggu Raven untuk menjelaskannya. "Duduk dulu, yuk!" ajaknya, dengan nada yang terdengar kaku. Kemudian, mereka membisu, tidak ada obrolan kecuali suara ketukan teratur high heels Nevana. Sedangkan Alifa masih terlihat santai, dia sama sekali tidak berpikir macam-macam sampai suaminya menghampiri mereka.

Ada Hati yang Terluka (TERBIT Di Redaksi HYDRA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang